NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

Dr. Wijaya memeriksa keadaan lengan Gion yang tergores.

"Lukanya memang tidak terlalu dalam tetapi sewaktu-waktu bisa terkena infeksi jika tidak ditangani dengan benar. Terima kasih mbak Aleta karena telah melakukan pertolongan pertama."

"Iya dok, waktu itu kejadiannya terjadi di depan mata saya."

"Itu mungkin karena Gion yang playboy dan dibenci sama wanitanya."

"Apaan sih, itu hidup-hidup saya, jadi suka-suka saya. Wanita itu yang terlalu gila."

Aleta hanya memperhatikan perdebatan yang terjadi pada dokter dan Gion seolah-olah mereka sudah sangat akrab.

"Apa dokter dan Gion sudah saling mengenal?"

"Iya kami adalah teman."

"Jangan ngaku-ngaku ya, yang berteman itu kedua orang tua kita."

"Kami memang berteman kok mbak, hanya Gion yang malu untuk mengakuinya. Lalu mbak Aleta sendiri siapanya Gion, apa pacarnya?"

"Iya kenapa,"

Mendengar hal itu membuat Aletta menatap tajam ke arah Gion.

"Nggak kok, kami cuma tetanggaan." Aletta berusaha meyakinkan dokter agar tidak ada kesalahpahaman.

"Kalau memang pacaran nggak apa-apa kok mbak, saya nggak bakal bilang ke orang."

"Sepertinya dokter sudah salah paham, saya sudah menikah." Kata Aletta sambil menunjukkan cincin di jari manisnya. "Saya dan Gion memang tetanggaan dan baru berkenalan seminggu yang lalu."

Dokter Wijaya yang mendengar perkataan Aletta merasa terkejut serta perasaan bersalah menyelimuti nya.

"Maafkan saya mbak, karena sembarangan menerka." Dokter Wijaya menunjukkan ekspresi bersalahnya itu, Gion yang melihatnya di samping tertawa terkekeh karena puas membuat Wijaya malu.

Aletta mencubit paha Gion secara spontan karena merasa kelakuan Gion sangat melewati batas.

"Nggak apa-apa kok. Lagian itu juga salah Gion karena membuat dokter bingung."

Setelah perbincangan beberapa saat itu, mereka pamit untuk pulang karena urusan di rumah sakit telah selesai.

"Kamu sama dokter Wijaya kenapa?"

"Emangnya kami kenapa?"

"Kalian seperti teman tapi bukan teman, musuh juga bukan musuh."

"Memang kamu pikir kami kenapa?"

"Aku kan penasaran dan bertanya padamu, kamu malah balik bertanya.

Ya sudah, aku nggak butuh kamu buat menjelaskan nya. Oh aku ingatkan sama kamu, jangan pernah kamu bilang sama orang-orang kalau kita ini pacaran. Aku sudah bersuami."

"Aku tahu, aku cuma bercanda."

"Hal seperti itu nggak bisa kamu anggap sebagai candaan. Aku takut nanti ada seseorang yang mengenalku atau suamiku menceritakan hal yang tidak-tidak kepadanya, dengan niat menghancurkan kelurgaku."

"Kamu nggak perlu khawatir, aku nggak akan biarkan siapapun melakukan hal itu."

Akhirnya mobil mereka tiba di tempat parkiran apartemen. Aletta memarkirkan mobilnya, setelah itu turun mengikuti Gion yang sudah keluar terlebih dahulu.

"Aku istirahat dulu ya aku merasa ngantuk." Kata Gion saat mereka tiba di depan apartemennya.

"Oke, kamu memang harus beristirahat."

Mereka pamit ke kamar masing-masing.

Aletta duduk di atas sofa sambil membuka hpnya memastikan apakah ada pesan masuk.

"Ternyata 3 jam lebih aku keluar. Nggak ada pesan masuk"

Kruk kruk. Aleta memegang perutnya yang berbunyi.

"Perasaan tadi pagi aku sudah makan sama Brian deh, kok sekarang aku lapar lagi ya?"

"Tapi mungkin sudah waktunya makan siang, kurang 15 menit kan jam 12." Kata Aletta berjalan ke arah dapur sambil memegang perutnya yang terus saja berbunyi.

"Lauk sisa tadi pagi masih ada, masak baru rasanya aku sudah sangat malas. Sebaiknya aku panaskan yang ada. Sekali ini saja." Aleta mengambil panci kecil lalu memanaskan kembali sop iga di atas kompor. Setelah dia merasa sopnya sudah mulai panas dia mengangkatnya dan dipindahkan ke mangkok kecil. "Semangkok iga dan sepiring nasi, waktunya makan."

"Slurrrp, " Aleta menikmati kua iga yang begitu lezat. Dia sangat bangga dengan masakannya itu.

"Ternyata rasanya tetap enak setelah dipanaskan mesikpun ini lauk tadi pagi."

"Ammm," suapan terakhir dilayangkan ke mulutnya. "Benar-benar lezat masakanku ini, pantasan piring mas Brian selalu bersih. Bagaimana tidak bersih, kan masakan istrinya ini paling juara." Puji Aleta pada dirinya sendiri.

Aleta telah selesai membereskan rumah dan sekarang waktunya untuk dia beristirahat. Ia mengambil sebuah buku dengan tema 'membangun hubungan setiap pasangan'. Buku itu sebenarnya bukanlah miliknya tetapi milik temannya yang ia pinjam. Geyn namanya. Geyn sendiri merupakan sahabat sekaligus teman curhatnya Aletta yang sangat setia dan selalu menemani dirinya dalam keadaan susah maupun senang. Dari dulu sebelum ia menikah sampai sekarang Geyn adalah tempat nya meminta saran soal pernikahan. Ia pernah menanyakan kepada Geyn saran untuk lebih dekat dengan suaminya, karena beberapa bulan sebelumnya, hubungan nya dengan Brian sedikit menjarak. Ya itu yang sedikit diingat Aletta. Mungkin sebelum ia kehilangan ingatan nya. Aletta merasa dirinya yang selalu menghindari Brian jika Brian meminta haknya sebagai suami. Dan setelah ia membaca isi buku tersebut ia jadi tahu apa letak kesalahannya dan apa yang harus diperbaiki. Sungguh manjur saran yang diberikan oleh buku itu. Meskipun salah satu syarat nya, ia harus melayani suaminya karena itu sudah tugasnya sebagai seorang istri. Walaupun demikian, ia tetap merasa takut. Karena ia pernah merasakan bagaimana sakitnya, tetapi hari itu perlakuan Brian lebih lembut kepadanya sehingga akhirnya ia terbawa arus dan mencapai klimaks mereka yang sesungguhnya. Aletta merasa matanya mulai redup, ini waktu baginya untuk istirahat dulu. Ia menaruh bukunya di samping meja lalu tertidur perlahan-lahan.

Brian melihat jarum jam menunjukkan pukul 11.00 malam. Semua orang sudah pulang tetapi ia harus lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya. "Sebuah notif masuk membuat ia kesal pada nama pengiriman nya."

'kangen kamu... '

Brian tidak mempedulikan chatan tersebut dan tetap fokus pada pekerjaan nya. Setelah semuanya selesai ia menyusun kembali berkas-berkas dengan rapi mengambil tasnya lalu pulang.

Brian tiba di depan rumah sekitar pukul 11.58 malam. Brian membuka pintu rumah. Rumahnya sangat gelap dan sunyi seperti tidak ada orang di sana. "Apa Aletta sudah tidur? Tapi tidak biasanya lampu ruang tengah mati." Brian menyalakan senter hpnya untuk membuka saklar lampu.

Saat semua lampu sudah menyala, ia terkejut mendapati Aletta yang tertidur di atas sofa dengan sangat pulas. "Apa dia menunggu ku pulang, sampai tertidur seperti ini?" Brian mendekati istrinya dengan hati-hati agar ia tidak terbangun. Brian mengusap lembut rambut Aletta. "Dia kelihatan sangat capek. Maafkan suamimu ini ya sayang karena membiarkan kamu menyelesaikan semua pekerjaan rumah sendiri." Brian menggendong tubuh istrinya dengan hati-hati agar ia tidak terbangun. Lalu memindahkan ke kamar. Ia meletakkan tubuh istrinya dengan hati-hati di atas ranjang. Brian mengecup kening istrinya sebelum pergi ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan berpakaian, ia memutuskan untuk turun makan. Namun saat memeriksa di meja makan tak ada satu pun makanan yang di simpan untuk dirinya. "Sepertinya Aletta memang ketiduran dan lupa untuk masak. Sebenarnya nggak apa-apa sih kalau Aletta nggak masak. Tetapi yang jadi masalah nya aku nggak tahu masak dan nggak bisa masak sama sekali. Nggak mungkin juga aku pesan makanan dari luar di jam begini. Karena orang-orang pasti sudah pada istirahat."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!