Nibiru tidak menyangka akan diputuskan pacarnya setelah berjanji akan menikahinya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, tetapi dengan mudahnya pria itu mengakhirinya.
Kalut akan sakit hati, Nibiru ditantang oleh seorang kuli bangunan tampan yang mempunyai identitas misterius untuk menikah dengannya. Berawal dari tantangan, berakhir di pelaminan, kisah cinta Nibiru dan Bumi dimulai saat ini.
Apakah pernikahan karena taruhan ini akan berjalan mulus ataukan justru berubah jadi petaka untuk keduanya ? Nantikan kisah Nibiru dan Bumi, dua planet yang seiras dan sama, memiliki makna yang sama sebagai tempat hidup manusia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan Pembalut
Nibiru dan Daisy asik bercengkrama, dengan penuh kobaran api, wanita berusia 25 tahun itu menceritakan apa yang dia lihat tadi saat dalam perjalanan.
Bahkan sampai isi chat dan transferan Agus dia sampaikan ke telinga Daisy. Dia menceritakannya dengan detail tanpa terlewat secuil pun.
Fajar yang ada di sana jadi pendengar saja, dia berbaring sambil memainkan ponselnya, tapi telinganya terus mendengar percakapan mereka. Sedangkan Bumi sedang membersihkan diri di kamar mandi.
"What the heck sistahhh!!Baik bener Tuhan sama kamu Ni, mata kamu dibukakan, sampai kamu lihat sendiri betapa busuknya si Agus bau kencur itu! Wihh sialan banget tuh orang, beraninya dia mengatakan itu semua!" Ucap Daisy yang tak kalah marahnya.
Dia kesal dengan ucapan Agus yang memandang rendah Nibiru bahkan mengatainya sebagai perempuan yang sok alim.
"Jadi kamu baik-baik aja? Kamu pasti sedih Nibiru, kasihan banget kamu dipermainkan sama si sontoloyo kurang ajar itu!" Kesal Daisy.
" Udah Day, aku sih gak masalah, karena sejujurnya aku udah lama hilang rasa sama dia, tapi karena prinsipku berpacaran untuk menikah, aku sampai menutup mata kalau dia itu adalah pria paling berbahaya, syukur Tuhan selamatkan aku dan lempar bajingan itu ke orang lain!" Ucap Nibiru sambil tersenyum lega.
"Yakin kamu gak sakit Ni? lima tahun loh, semua waktu itu rasanya kayak sia sia," ujar Daisy, dia ingin memastikan sahabatnya baik baik saja, bukan berpura-pura kuat seperti biasanya.
Kedua netra karamel Nibiru menatap sendiri ke arah sahabatnya," jujur, sedikit berat Day... Rasanya semakin sakit kalau aku ingat, lima tahun lamanya Agus jadi pasanganku, tapi sepertinya hanya aku yang menganggap hubungan ini berharga," lirihnya, ditariknya nafas dalam-dalam untuk menahan kesedihan dalam dadanya.
"Sedang dia dengan mudahnya mengataiku sebagai perempuan yang nggak beres karena menjaga kesucian ku," ujarnya lagi sambil menunduk sedih.
Di mata Daisy, Nibiru adalah manusia paling kuat yang pernah dia jumpai. Dia tidak pernah melihat seseorang seteguh Nibiru, bahkan sekuat mental Nibiru. Sekalipun dia tidak pernah menangis meski disakiti.
"Udah, lupakan cowok kutu bambu itu, masih banyak cowok tampan, hebat dan lebih keren dari dia, yang effortnya gak main-main Ni!" Ujar Daisy.
"Jangan khawatir, biarkan aja sampah berkumpul dengan sampah, lagian adek kamu itu gak tahu malu banget, bisa-bisanya dia jalin hubungan sama mantan kamu, padahal tahu kamu sakit hati karenanya!" Tukas gadis itu lagi.
Nibiru terdiam sejenak seolah sedang menghibur dan menguatkan dirinya.
"Hubunganku dengan Devi cuma di atas kertas kartu keluarga Dai, kamu tau sendiri kalau aku melarang atau menegur, yang ada aku yang disalahkan!" ujarnya sambil tersenyum getir penuh perih.
Daisy memeluknya dengan erat, berharap Nibiru bisa melampiaskan kemarahannya.
Tapi seperti yang sudah-sudah, gadis itu bahkan tak mengeluarkan air mata setetes pun.
"Hahh... Nibiru, kamu benar baik-baik aja!?" Tanya Daisy, berharap Nibiru mengungkap perasaannya, karena dia tahu Nibiru pasti hancur saat ini.
"Iya, aku baik kok, jangan khawatir, buat apa aku nangisin orang macam mereka, buang-buang waktu aja Day," ujar Nibiru sambil tersenyum tapi jelas dalam manik matanya kesedihan dan sakit hati yang begitu dalam telah merasuk dan mendekam dalam relung hatinya.
Daisy tak bisa memaksa, memang begitulah dia, gadis polos yang selalu menahan rasa sedihnya, menyimpan setiap lukanya dengan senyuman getir dan ketabahan yang luar biasa.
"Udah ah, kita makan dulu yuk, tapi aku cuma bawa dua," ucap Nibiru menatap bakso kuah yang dia bawa dalam bungkusan plastik.
"Yahhh padahal saya juga lapar toh neng!" Celetuk Fajar sambil menatap makanan itu dengan mulut ngilernya.
Pletuk!!
Satu hantaman mendarat di kepala Fajar," kalau lapar, beli sendiri Badung!" Celetuk Bumi yang entah sejak kapan ada di sana.
Penampilannya tampak lebih rapi dan segar, dia mengenakan kaos oblong biru yang ngepas ke tubuh berotot nya dan lihatlah otot itu, tercetak sempurna.
Kaos biru dipasangkan dengan celana pendek hitam dan sendal jepit, rambutnya yang setengah kering menambah kesan seksi.
" Iyuuuhhh.... Jangan sok ganteng bang! Muka pas pasan kayak talenan aja gayanya kebanyakan, gak laku tau bang, jangan-jangan mau goda teman gue Lo bang, jangan ya bang ya jangan, Nibiru tuh cewek polos, baik-baik, cantik, pintar gak boleh sama Abang yang gak sayang adeknya!" seloroh Daisy dengan hebohnya.
" Ck... Ngomongmu tuh ya, hormat dikit sama Abang, ku pites kepalamu tahu rasa kamu!" Balas Bumi dengan wajah masam.
"Pffthh hahahaha.... Maaf bang maaf," balas Daisy sambil tertawa.
Nibiru tersenyum geli melihat interaksi mereka, dia tahu dari cerita Daisy kalau hubungannya dengan sang abang sangat lah dekat, bahkan Daisy kerap menjahili abangnya, tapi sekalipun Bumi tak pernah marah.
"Hah udahlah, Abang mau keluar cari jajan, mau pesan gak?" Tanya Bumi.
"Wihh cari jajan? Jajan makanan atau jajan yang itu tuh bang!?" Goda Daisy.
"Heh Day .... Kamu nih, kok gitu," Tegur Nibiru, ucapan Daisy agak kasar memang, masa iya adek ngomong begitu ke abangnya, apalagi di depan tamu.
"Heheheh..... Udah biasa Nibiru, jangan heran sama hubungan kami, emang begitu, ya kan bang!?" Celetuk Daisy sambil nyengir kuda menatap keduanya bergantian.
Bumi geleng-geleng kepala menatap kelakuan adiknya," otak kamu tuh ya, kalau orang lain yang dengar, bisa dikira Abang ini suka main sama kupu-kupu malam, lain kali hati-hati kalau ngomong!" Ujar Bumi sambil menepuk dan mengacak acak rambut adiknya.
" Mweheheheheh... Ya maap bang, habisnya Abang jomblo melulu, sampai Day pikir Abang udah kelainan atau keseringan jajan hahahahhaha..." Balasnya lagi.
" Udah deh, sekarang Abang mau keluar, kalian pesan aja, kamu juga Nibiru, mau pesan apa biar sekalian saya belikan," ucap Bumi.
" Emmm... Pesen apa ya, ohh... Pesan minuman kaleng aja bang, sama keripik ubi pedas di depan tukang bakso langganan Abang, itu keripiknya kesukaan Nibiru, terus sama beliin pembalut ya, tadi Daisy lupa!" Seloroh gadis itu.
" Eh buset, Lo kok pesan yang begituan sama Abang Lo Day, gak malu apa!?" Celetuk Fajar terheran-heran, bahkan Nibiru juga dibuat terkejut, sedekat-dekatnya dengan abangnya, Nibiru gak pernah berani meminta sang Abang membeli pembalut.
Tapi beda dengan Daisy si bar bar, dia dengan gamblangnya minta tolong sama abangnya sendiri tanpa ada rasa canggung.
" Ya ngapain malu, orang kita gede udah saling lihat segala macam, waktu kecil juga mandi bareng, kalau otak lurus ya gak akan ada yang aneh-aneh, lagian wajar kali Abang sama adek itu saling bantu, lagian siapapun kan bisa beli pembalut," ujar Daisy.
Dia terlihat santai, tidak canggung sama sekali.
" Udah jangan heran, kita emang begini, lagian cuma beli itu doang, apa susahnya, Jadi itu aja?" Tanya Bumi.
Dia menatap Nibiru," kamu gak pesan apa-apa?" Tanyanya serius
" Kalau begitu saya minta tolong belikan obat alergi bisa gak? Beli Loratadine di apotek, yang generik aja, saya ada alergi dingin soal nya, ini rasanya mau kambuh, kebetulan obat udah abis," ucap Nibiru dengan segan.
"Oke, jadi itu aja kan," tanyanya yang dijawab anggukan kepala oleh dua gadis manis itu.
" Jar, yuk ikut gue, kita cari makan biar sekalian makan bareng,"
"Kalian jangan makan dulu, kita makan bareng, biar rame," pesan Bumi.
" Ashiap bang, tapi jangan lama-lama ye, nih perut bentar lagi keroncongan kayak gentong!" Celetuk Daisy.
"Hmmm... Iya, nyalain televisi nya Day, biar gak sepi, Abang sama Fajar pergi dulu," Bumi keluar dengan santai diikuti Fajar.
Sedang Nibiru dan Daisy ditinggal berdua.