NovelToon NovelToon
CINTA DAN AMARAH

CINTA DAN AMARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aghie Yasnaullina Musthofia

Saat istri tidak ingin memiliki bayi, saat itulah kekecewaan suami datang, ditambah lagi istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri, sampai akhirnya mereka bercerai, dan pria itu menjadi sosok yang dingin dan tidak mau lagi menyapa orang didekatnya.
Reyner itulah namanya, namun semenjak bertemu dengan perempuan bernama Syava hidupnya lebih berwarna, namun Reyner todak mau mengakui hal itu.

Apa yang terjadi selanjutnya pada mereka?
saksikan kisahnya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aghie Yasnaullina Musthofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 GADIS JUTEK

Syava terus berjalan menuju arah Reyner yang sudah menunggunya.

Ada Jai yang tersenyum melihat mereka, tanpa mereka semua tahu hatinya berdebar melihat Leni, ia membayangkan jika mereka akan seperti ini juga.

Kevin dan Gerry pun tak kalah terkejutnya melihat kecantikan 2 bidadari yang lewat, bahkan Gerry sempat melirik Leni dan menyunggingkan bibirnya, sepertinya akan ada 2 hati satu cinta, haha.

"Ohh, ternyata dia", celetuk Kevin membuat Gerry menoleh pada Kevin.

"Kenapa? Lo kenal?, gue aja belum kenal sama calon istri Reyner", ujar Gerry.

"Ya gue kenal, dia kan yang pengen gue deketin waktu dirumah sakit, tapi Rey bilang dia udah punya pacar, ya gue mundur lah", jelas Kevin.

"Ha ha,, jadi lo pernah naksir sama calon istri Rey?", tanya Gerry sambil terpingkal.

"Iya dulu, gue kira tuh cewek masih jomblo, sekarang, mana berani gue, bisa-bisa gue dipecat dengan tidak hormat sama bokapnya Rey, haha", Kevin ikut tegelak, yah mengingat rumah sakit tempat dia bekerja adalah milik Bima.

Tawa mereka berhenti saat MC memberi tahu acara pertukaran cincin akan dimulai.

Tepuk tangan para tamu undangan memeriahkan acara mereka.

Tak lupa juga dengan Hanafi dan Rena, Rena yang melihat Syava pun juga tak kalah terkejutnya, ia ternganga melihat Syava yang cantik bagai boneka berbie.

"Mas kayaknya aku kalah cantik deh sama kakak ipar", celetuk Rena.

Hanafi yang memandang kearah gadis itu pun seketika menoleh.

"Kamu itu lebih cantik sayang, nggak ada duanya", rayu Rena.

Hanafi masih salah fokus pada salah satu gadis itu.

Rena bergelanyut manja pada lengan Hanafi dan dibalas usapan hangat di jemari Rena.

'Jadi dia yang namanya Syava?, sepertinya aku tidak asing dengan wajahnya, batin Hanafi.

Acara pertukaran cincin pun dimulai, Bima dan Arini mendampingi Reyner sementara Santi mendampingi Syava disampingnya.

Arini memberikan cincin pada Reyner untuk diberikan pada Syava, setelah cincin terpasang tepuk tangan kembali terdengar.

Kini giliran Santi memberikan cincin yang sudah dipersiapkan oleh Jai kemarin untuk diberikan pada Reyner, dan semua orang bersorak.

Ya lagi-lagi Jai lah yang mengatur sedemikian rupa acara lamaran mereka, hingga cincin saja Jai bisa menebak ukuran jari Syava, benar-benar feeling Jai tak pernah meleset.

Acara pertukaran cincin pun selesai, kini para tamu menikmati hidangan yang disajikan.

Sementara Syava juga duduk bersama Leni, ibunya dan bu Sarah.

"Selamat ya sayang akhirnya kamu tidak sendiri lagi sekarang", ujar Sarah antusias.

"Makasih ya bu, ini semua pasti do'a do'a dari kalian semua, kalau tidak ada ibu, Leni dan bu Sarah pasti Syava akan sendirian", wajah Syava murung.

"Sudah,,, jangan sedih lagi,,, hari ini adalah hari bahagia kamu, kamu harus semangat dan selalu tersenyum seperti biasanya",  Santi menyahut ucapan Syava.

"Iya Sya,,, kita akan selalu ada buatmu", sahut Leni juga.

Syava mengangguk, ia tersenyum kembali memandang ketiganya, Syava bersyukur dikelilingi orang-orang yang baik dan selalu menemaninya.

Ditengah-tengah perbincangan mereka Arini menyapa.

"Apa saya boleh gabung dengan kalian?", tanya Arini.

Mereka semua serempak menoleh, dan tersenyum melihat Arini.

"Ah Nyonya Arini, silahkan nyonya silahkan duduk! ", ujar Santi seketika

Arini tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

"Tante? Silahkan tante, maaf ya tante Syava sangat merepotkan tante dengan acara lamaran ini", perintah lembut Syava, ia merasa bersalah karena ia tak mengeluarkan uang sepeser pun untuk acar lamaran.

Arini duduk disamping Syava memeluk pundak Syava penuh kasih sayang, ditambah senyuman hangat Arini.

"Ssst kamu ini bicara apa Syava, tante sama sekali tidak merasa kamu repotkan, justru tante minta maaf karena tanpa persetujuan kamu tante membuat keputusan pernikahan kalian, jika kamu belum siap menikah bulan depan nggak apa-apa kok jika ditunda dulu", ujar Arini.

"Tidak apa-apa tante, tidak perlu ditunda, Syava bahagia kok, apalagi tante mau menerima Syava yang tidak punya apa-apa ini menjadi menantu tante", ujar Syava sungkan.

"Tante tidak peduli itu sayang, hari ini tante sangat,,, bahagia karena kamu mau menjadi menantu tante", ujar Arini lembut.

"Terimakasih tante,,, Syava juga sangat bahagia karena sebentar lagi Syava punya ibu lagi hehe", Syava menghibur mereka yang terharu.

"Sebagai ucapan terimakasih kamu sama tante, maukah kamu memanggil tante seperti kamu memanggil ibunya Leni?", pinta Arini.

Syava melihat Arini serius, ia berfikir bahwa Arini ingin dipanggil ibu juga seperti dia memanggil bu Sarah.

"Apa tante ingin saya panggil ibu juga?", tanya Syava.

Arini mengangguk dengan perasaan bahagia.

"Iya kalau kamu tidak keberatan, kau bisa panggil aku ibu, karena sebentar lagi kamu akan jadi anak tante juga kan?", tutur Arini lembut.

Semua yang menyaksikan pembicaraan mereka ikut tersenyum dan terharu, jarang-jarang sih ada pengusaha sukses mau dipanggil dengan'ibu', paling juga mama atau momy.

Tapi Syava tertunduk bagaimana bisa ia memanggilnya ibu, sementara Rey sudah terbiasa memanggilnya dengan 'mama', Syava teringat dengan kedua orang tuanya, ia menahan dan menyembunyikan kesedihannya.

"Syava panggil tante mama aja ya,,, biar sama kayak pak Rey", ujar Syava sedikit nyengir.

Semua orang tergelak, begitu pula Arini, ia mengusap pipi Syava lembut.

"Baiklah sayang, kamu boleh panggil tante mama, ibu, atau apapun, asalkan jangan tante lagi, karena mulai sekarang kita adalah keluarga", imbuh Arini.

Syava mengangguk dan mereka pun kembali berbincang seru.

__

Diseberang sana ada Hanafi yang sedang bicara serius dengan seseorang di telepon genggamnya.

"Ya itulah anaknya yang diculik oleh Santi"

"Apa?, jadi anak itu masih hidup?"

"Ya, ayahnya adalah musuhku, aku tahu karena waktu itu aku mendengar rencana Broto pada gadis itu saat aku maaih menjadi tangan kanannya, itu semua agar Rania menjadi sakit jiwa"

"Tapi bagaimana bisa papa yakin jika gadis itu memang dia?"

"B*d*h, apa kau tidak melihat jika dia sangat mirip dengan ayahnya, dan sekilas dia akan mirip dengan Rania"

"Tapi kenapa papa begitu dendam dengan Bima dan Ayah gadis itu?"

"Karena mereka selalu mengalahkanku dalam tender bisnis, bertahun-tahun mereka selalu saja menang, dan papa sangat dendam pada mereka, gara-gara mereka perusahaan papa hampir bangkrut"

"Itu sangat tidak masuk akal pa, kalian yang bermasalah kenapa aku harus ikut dalam urusan kalian, apalagi Rena, dia tidak tahu apa-apa"

"Justru itu aku ingin dia merasakan apa yang dirasakan putriku dulu, karena dulu Rey memilih menikahi Siska daripada putriku, akhirnya dia mengalami stress dan hampir gila, dan sekarang putriku sudah tiada, aku ingin membalasnya pada putri Bima, jika dia hamil dan kehilangan bayinya dia akan gila, dendamku akan terbalas Roger"

Hanafi mengepalkan tangannya, ia muak dengan pria yang dipanggilnya papa itu, pria ditelpon itu menjelaskan semua rencana gilanya, Hanafi mencerna setiap kata-kata yang diucapkan Johan dengan seksama.

"Lalu apa rencana papa pada gadis bernama Syava itu?", pancing Hanafi yang sebenarnya namannya adalah Roger.

"Hah, aku punya rencana untuk menjebak gadis itu agar Rey membencinya, sama seperti Siska dulu, tapi ternyata Siska sangat mudah masuk dalam jebakanku, hahaha, jika begitu Rey akan kembali menceraikan istrinya, dan Arini akan kembali drop, jika Arini drop dan sakitnya akan bertambah parah, ia akan pergi meninggalkan Bima untuk selamanya, ha ha ha", tawa pria itu kencang hingga membuat telinga Hanafi panas, ia segera menjauhkan ponselnya dari telinganya.

Panggilan diakhiri oleh Hanafi karena melihat Rena yang ingin menghampirinya.

"Sayang kamu lagi telponan?", tanya Rena.

"Iya sayang, tadi ramai banget jadi nggak denger, makanya aku kesini", jawab Hanafi beralasan.

"Oh,, emang siapa yang telepon?", tanya Rena lagi.

"Emm itu ada beberapa karyawan tanya tentang pekerjaan di kantor tapi sekarang sudah selesai dan tidak ada kendala lagi", ujar Hanafi.

Rena hanya mengangguk dan tersenyum ia percaya jika Hanafi tidak akan berselingkuh dibelakangnya.

'Aku sudah tahu rencanamu pa, sebisa mungkin aku akan melindungi keluarga Reyner', batin Hanafi.

Hanafi menggenggam pinggang Rena, mereka kembali menuju ke pesta lamaran yang masih ramai dengan hiburan dari anak-anak panti yang ikut berpartisipasi dalam acara lamaran Reyner.

1
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa..
Tuti asih
suka ...tp syg g tuntas
Tuti asih
kecewa...
Arisu75
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
Haris Saputra
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
Coralfanartkpopoaf
Bukan sekadar cerita, tapi pengalaman. 🌈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!