Luna Shang Yuan adalah Ratu dari Kerajaan Shang Yuan, sebuah negeri yang makmur dan kaya raya. Di bawah kepemimpinannya, Shang Yuan mencapai puncak kejayaan, dengan rakyat yang sejahtera dan perdamaian yang terjaga. Namun, meski berada di puncak kemakmuran, hati Luna merindukan petualangan dan kebebasan. Dia memutuskan untuk melepaskan diri dari tugas kerajaan dan berkelana mengelilingi dunia.
Dengan mengenakan hanfu yang anggun dan membawa seruling serta belatinya, Luna memulai perjalanannya. Dia melintasi berbagai negeri, dari hutan belantara hingga pegunungan yang tertutup salju, bertemu dengan berbagai suku dan bangsa. Sepanjang perjalanan, Luna menggunakan suara merdunya untuk membawa kedamaian, menyembuhkan hati yang terluka, dan mengusir kegelapan yang mengancam.
Luna segera menyadari bahwa takdirnya lebih besar daripada sekadar berkelana. Luna menginspirasi banyak orang dan menciptakan legenda yang akan dikenang sepanjang masa.
[Soundtrack mp3: Indila Instrumental]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan Di Air Terjun Zhenlong
Luna telah menempuh perjalanan jauh dari Kerajaan Shang Yuan, melintasi hutan-hutan lebat dan pegunungan yang menjulang tinggi.
Perjalanannya membawanya ke sebuah lembah yang dikelilingi oleh tebing-tebing batu yang menjulang. Di tengah lembah itu, sebuah air terjun megah dengan air jernih yang jatuh dari ketinggian, menciptakan tirai air yang indah dan menyejukkan. Suara gemuruh air yang jatuh memenuhi udara, menambah kesan tenang dan damai di tempat itu.
Luna menghentikan langkahnya di tepi air terjun, merasakan embun air yang lembut menyentuh wajahnya. Rambut hitam panjangnya tergerai, tertiup angin lembut. Luna menutup matanya sejenak, menikmati momen tersebut.
Di saat seperti ini, jauh dari hiruk pikuk kerajaan, dia merasakan kebebasan yang begitu dia dambakan. Namun, di balik ketenangan itu, Luna merasakan sesuatu yang aneh.
Tiba-tiba, getaran halus terasa di tanah di bawah kakinya. Getaran itu semakin kuat, membuat air di kolam di bawah air terjun beriak tak wajar. Luna membuka matanya, ekspresi wajahnya yang tenang berubah menjadi waspada. Dia tahu ada sesuatu yang tidak beres.
"Ada sesuatu di dalam air," bisiknya pada diri sendiri, tangannya dengan perlahan-lahan meraih seruling peraknya, Yueliang, yang selalu setia menemani dibalik hanfunya.
Dari kedalaman air yang bergejolak, tiba-tiba muncul seekor makhluk raksasa. Air yang tenang mendadak menjadi badai kecil, menciptakan pusaran kuat saat makhluk itu perlahan muncul ke permukaan. Sosok makhluk itu semakin jelas, seekor ular raksasa dengan sisik hitam legam yang berkilauan di bawah sinar matahari. Ular itu mengangkat kepalanya yang besar, memperlihatkan mata merah yang bersinar dengan amarah dan kelicikan.
Tubuhnya yang panjang dan tebal meliuk-liuk, membelah air dengan mudah. Luna mengenali makhluk itu seketika.
"Zhenlong," kata Luna dengan suara tenang, meskipun hatinya berdegup kencang. "Naga Air Zhenlong, penjaga legendaris lembah ini."
Zhenlong menatap Luna dengan mata penuh ancaman, mendesis dengan suara yang bisa membuat kulit siapa pun merinding. Ular itu membuka mulutnya yang besar, memperlihatkan taring-taring tajamnya yang siap menerkam Luna.
"Manusia yang berani menginjakkan kaki di wilayahku!" Zhenlong berbicara dengan suara yang bergema, seolah berasal dari kedalaman bumi itu sendiri. "Siapa pun yang mendekati air terjun ini tanpa izin, harus membayar dengan nyawanya!"
Luna tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Dengan tenang, dia membawa serulingnya ke bibirnya, Luna memanggil melodi yang memiliki kekuatan es yang tersembunyi di dalamnya. "Aku mengetahui legendamu, tapi aku tidak akan membiarkanmu berbuat seenaknya."
Zhenlong mendesis lebih keras, merasa terhina oleh keberanian Luna. "Kau hanya manusia lemah! Aku akan menunjukkan padamu kekuatan yang sebenarnya!"
Dengan kecepatan yang mengejutkan untuk makhluk sebesar itu, Zhenlong menerjang ke arah Luna, membuka mulutnya lebar-lebar seolah ingin menelannya hidup-hidup. Tetapi Luna sudah siap. Dia melompat ke samping, menghindari serangan pertama Zhenlong dengan gerakan yang anggun dan cepat.
Ular itu berputar dengan lincah, tidak memberi Luna kesempatan untuk bernafas. Dia menyerang lagi, kali ini mengayunkan ekornya yang besar ke arah Luna, mencoba menghantamnya dengan kekuatan luar biasa. Tanah di sekitar air terjun bergetar hebat setiap kali ekor Zhenlong menghantamnya, meninggalkan jejak kehancuran.
Luna menghindari setiap serangan dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa. Namun, dia tahu bahwa dia tidak bisa terus menghindar. Dia harus melawan balik. Dengan sebuah gerakan cepat, Luna meniup serulingnya. Sebuah melodi indah mengalun, tetapi di balik keindahannya terdapat kekuatan mematikan.
Yueliang bergetar, lalu dengan kilauan cahaya biru, berubah menjadi pedang panjang berkilauan dengan bilah yang dingin seperti es. Luna menggenggam pedang itu dengan kuat, merasakan kekuatan es yang mengalir ke seluruh tubuhnya.
Zhenlong, yang semakin marah karena serangannya gagal, mengumpulkan air di sekitarnya, menciptakan gelombang besar yang dengan cepat mendekati Luna. Gelombang itu menghempas dengan kekuatan dahsyat, berusaha menenggelamkan Luna di bawahnya. Tapi Luna tidak terintimidasi.
Dengan sebuah lompatan yang luar biasa tinggi, Luna menghindari gelombang itu. Di udara, Luna memutar tubuhnya dan mengayunkan pedangnya ke bawah. "Aku Ratu dari kerajaan Shang Yuan, akan menghukummu dengan kekuatan alam yang sesungguhnya!" serunya.
Pedang Yueliang memancarkan energi dingin yang membekukan, menciptakan sebuah sabetan es yang tajam, mengarah langsung ke tubuh Zhenlong. Serangan itu membekukan sebagian besar air di sekitar ular tersebut, memperlambat gerakannya.
Zhenlong meraung marah, tubuhnya bergetar saat es mulai membungkus sisiknya. Tetapi makhluk air itu tidak menyerah. Dengan kekuatan yang besar, dia menghancurkan lapisan es itu dan menerjang ke arah Luna dengan amarah yang semakin menjadi-jadi.
Luna mendarat dengan anggun di atas batu besar yang menghadap air terjun, Luna waspada untuk menghadapi serangan berikutnya dari makhluk itu.
Zhenlong meluncur cepat di atas air, menciptakan gelombang tinggi yang mengancam akan menghanyutkan apa pun di jalannya.
Saat Zhenlong mendekat, Luna menyiapkan serangan terakhirnya. Dia memusatkan seluruh kekuatan esnya ke dalam Pedang Yueliang. Udara di sekitar mereka mulai mendingin, menciptakan kristal-kristal es yang melayang di udara. Luna menutup matanya sejenak, merasakan aliran energi yang kuat dari pedangnya.
Ketika Zhenlong hampir mencapai Luna, dia membuka matanya dan melompat ke depan, menyongsong Makhluk raksasa itu dengan pedangnya.
Dengan satu tebasan yang luar biasa cepat dan kuat, Luna mengayunkan Yueliang tepat ke arah kepala Zhenlong. Bilah pedang itu membelah udara, memancarkan kilatan es yang tajam dan mematikan. Suara tabrakan logam dan sisik yang hancur memenuhi udara.
Serangan Luna tepat sasaran. Kepala Zhenlong terpotong dengan sempurna, dan tubuhnya yang besar langsung jatuh ke air dengan suara gemuruh, menciptakan gelombang besar yang menggetarkan seluruh lembah. Air terjun kembali tenang, seolah menghormati kemenangan Luna.
Luna mendarat di tepi air terjun, menarik napas dalam-dalam. Yueliang perlahan kembali ke bentuk seruling peraknya, yang kini bersinar dengan cahaya lembut. Luna menyeka keringat dari dahinya, merasa lega meskipun tubuhnya sedikit gemetar akibat intensitas pertempuran.
Dia menatap air terjun yang sekarang kembali tenang. "Maafkan aku."
Dengan langkah ringan, Luna berjalan ke tepi air terjun dan menatap ke bawah, melihat air yang kembali mengalir dengan damai. Pertarungan ini adalah pengingat bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Bahaya akan selalu mengintai, bahkan di tempat yang paling indah sekalipun.
Kemudian Luna mulai mengangkat serulingnya ke bibirnya, secara perlahan-lahan Luna memainkan melodi yang lembut dan menenangkan. Suara seruling itu membawa kedamaian kembali ke lembah, menandakan akhir dari pertarungan dan awal dari perjalanan yang lebih panjang. Luna melanjutkan perjalanannya, meninggalkan air terjun Zhenlong dengan perasaan yang campur aduk, tapi ambisinya semakin kuat untuk menjelajahi Dunia dengan kekuatannya yang sangat besar.
'dengan kekuatan bulan, akan menghukummu'
semangat terus