Nesya menolong seorang pria asing, tetapi dia meninggalkan pria itu setelah pria itu sudah di rawat dengan baik.
Sekian lama mereka berpisah di pertemukan kembali di tempat kerja
Apakah Mereka akan bersama akan berpisah.
Cinta tulus dari pria tersebut apakah bisa meluluhkan hati Nesya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhayati 11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 06
Nesya menunduk menyembunyikan rasa takut itu sambil mengatur nafasnya agar bisa melawan rasa takut itu.
Jika ada Sandra di sisinya mungkin tidak akan seperti ini, dan bodohnya kenapa tidak langsung pulang.
"Tuhan bantu aku," Doa Nesya dalam hati, hawa panas dan dingin bercampur menjadi satu. Dia butuh seorang untuk membantunya.
Namun apakah Mereka tau apa yang sedang di alaminya sekarang ini, tidak kan. Nesya semakin mengepalkan tanganya berusaha melawan rasa takut itu. Dia ingin pergi menghindari lawan jenis ini.
Nesya mengumpulkan keberaniannya
"Kalo begitu saya duluan ya kak."Pamit Nesya memaksa tersenyum kemudian dia lekas pergi tanpa mendengar jawaban dari pria tersebut.
Duk
Nesya yang berjalan setengah berlari dan dia tidak memperhatikan arah langkahnya, dia menunduk untuk menghindari lawan jenis saat berpapasan nanti, tentu saja dia menubruk seseorang atau bahkan terjatuh.
"Auh sakit banget,"Keluh Nesya terdengar sangat lemah.
Nesya menahan tangis dia butuh Sandra di sampingnya, dia merasa benci dengan dirinya. kenapa menjadi orang yang sangat lemah.
Nesya mengusap pantatnya yang terasa linu akibat mencium tanah begitu keras. Tetapi dia tidak segera bangkit melainkan tetap duduk.
Nesya memeluk lututnya menyembunyikan wajahnya di sana, air matanya mulai tumpah dia berceloteh "San tolonglah aku. Aku takut sendirian."
Nando memperhatikan wanita yang telah menabrak dirinya dia hanya diam saja memperhatikan wanita yang telah di carinya.
Sebelumnya dia sangat marah terhadap wanita ini, kenapa sengaja menghindarinya. Tetapi setelah melihat wanitanya terlihat sangat menyedihkan dia merasa hatinya sangat sakit.
Nando tidak tahan jika hanya memperhatikannya saja, apa lagi tubuh wanitanya terlihat bergetar. Dia mengulurkan tanganya menyentuh pundak Nesya.
Nesya terkejut bukan main dia mengangkat wajahnya guna melihat siapa yang berani menyentuhnya.
Wajah penuh air mata Nesya terlihat jelek tetepi bagi Nando tidak, dia terlihat sangat cantik dan mengemaskan apa lagi wajah cemberut itu terlihat sangat lucu.
Nesya segera berdiri memeluk Nando begitu saja, seakan Nando lah obat trauma yang semayam di dirinya.
Nando tersenyum kala wanitanya memeluk dirinya begitu erat, Nando mengusap punggung Nesya guna menenangkan wanitanya.
Excel yang melihat itu menyunggingkan bibirnya tipis.
Nando mengangkat satu tanganya memberikan isyarat kepada Asistenya.
Excel mendekat tetapi dia tak bersuara, melihat bosnya mengisyaratkan sesuatu dia mengangguk sebagai jawaban setelah paham kemudian dia pergi
"Apa kamu tak berminat untuk bercerita, hemm."Ujar Nando sambil mengecup pucuk kepala Nesya beruang kali.
Bagaimana perasaan Nando sekarang dia terlihat bahagia sekali dan senyum kecil tak lupa di wajahnya.
Nesya masih tak ingin mengatakan apa pun lantaran malu, tadi dia menolaknya dengan percaya di tambah lagi pergi untuk menghindarinya.
"Baiklah jika kamu tak ingin bercerita, tapi kenapa kamu pergi sebelum acara itu selesai. Apa kamu sengaja menghindari ku?"
Mendengar pertanyaan dari sang pria Nesya semakin mengeratkan pelukannya dan dia masih sesenggukan.
"Jadi iya kamu menghindari ku." Walau pun tak menjawab tentu Nando tau karena respon tubuh Nesya yang memeluknya sangat erat.
Nesya geleng kepala menyangkal perkataan Nando yang memang benar adanya.
"Lalu?" Tanya Nando memastikan apa yang membuat wanita ini pergi begitu saja.
"Aku hanya tidak nyaman, jika kamu ada disana." Tutur Nesya yang masih memeluk Nando bibir Nesya menyentuh dada Nando yang terhalang kemeja putihnya, ini membuat perasan aneh mulai muncul di dalam diri Nando.
Excel datang membawa satu botol air mineral, dia menyodorkan ke Bosnya.
Lalu dia melangkah kembali menjauh dari Bosnya dia akan mengawasi dari arah jauh. Bersama beberapa pengawalnya.
"Apa kamu akan berniat memelukku di sini hinga sore hari. kaki ku sudah terasa pegel."Ujar Nando membuat Nesya melepaskan tanganya yang melingkar pada pinggang Nando.
"Em,, maaf. Terima kasih sudah membuatku tenang."Ujar Nesya menunduk tak berani menatap wajah pria yang seharusnya di hindarinya.
"Angkat wajah mu, kenapa kamu menunduk. Apa kamu sedang berbicara dengan tanah?"
Nesya tetap saja menunduk, Nando membuang nafas kasar
