Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wisuda Dan Air Mata Ibu
Pagi itu, matahari bersinar terang, seolah merayakan pencapaian Calvin. Hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu hari wisudanya. Setelah bertahun-tahun berjuang sebagai mahasiswa miskin yang sering dihina, akhirnya ia berdiri di ambang babak baru kehidupannya.
Di depan cermin, Calvin merapikan jas hitamnya. Dasi biru tua yang elegan melengkapi tampilannya. Tidak ada lagi Calvin yang lusuh dengan pakaian seadanya. Kini, ia berdiri sebagai pria sukses yang siap menghadapi dunia.
Saat ia turun ke ruang tamu, ibunya, Bu Rina, sudah menunggu dengan mata berkaca-kaca. Wanita itu mengenakan kebaya sederhana berwarna coklat muda. Meski usianya bertambah, kecantikannya tetap terpancar.
"Anakku… akhirnya kau lulus juga," ucapnya dengan suara bergetar.
Calvin tersenyum lembut, lalu menghampiri ibunya dan meraih tangannya. Ia mengecup tangan itu dengan penuh hormat.
"Semuanya untuk Ibu… Aku ingin Ibu bahagia," katanya lirih.
Bu Rina tak bisa menahan air matanya. Dulu, ia selalu khawatir apakah Calvin bisa menyelesaikan kuliahnya dengan kondisi ekonomi mereka yang sulit. Namun kini, putranya berdiri tegak, bukan hanya sebagai sarjana, tetapi juga sebagai pria sukses yang telah mengubah hidup mereka.
Aldo, yang berdiri di dekat pintu, tersenyum melihat momen itu. “Bos, kita harus segera berangkat kalau tidak mau terlambat.”
Calvin mengangguk. Ia kemudian menggandeng tangan ibunya, membimbingnya keluar rumah menuju mobil mewah yang sudah menunggu.
Di Gedung Wisuda
Saat Calvin melangkah masuk ke dalam aula, semua mata tertuju padanya. Dulu, ia hanyalah mahasiswa miskin yang sering diremehkan. Kini, ia datang dengan mobil mewah, mengenakan setelan mahal, dan membawa aura kepercayaan diri yang tak tergoyahkan.
Beberapa mahasiswa yang dulu sering menghina Calvin terkejut melihat perubahan drastisnya. Bahkan beberapa wanita yang pernah menolaknya kini mencuri-curi pandang, menyesali kebodohan mereka.
Di barisan undangan, ibunya duduk dengan bangga. Matanya tak lepas dari putranya yang berjalan ke depan panggung untuk menerima ijazah.
Ketika nama Calvin Alfarizi Pratama dipanggil, tepuk tangan menggema di seluruh ruangan. Ia berjalan dengan penuh kebanggaan, menerima ijazahnya dengan senyuman tipis.
Saat ia kembali ke tempat duduknya, beberapa mahasiswa mendekatinya.
"Calvin, kita tidak menyangka kau sukses seperti ini. Dulu kami… ah, maaf kalau pernah bersikap buruk padamu," ujar salah satu pria yang dulu sering meremehkannya.
Calvin hanya tersenyum tipis. "Tidak masalah. Aku sudah melupakannya."
Mereka tersenyum canggung, sadar bahwa mereka telah kehilangan kesempatan untuk berteman dengan seseorang yang kini berada di level yang jauh lebih tinggi dari mereka.
Sementara itu, di barisan tamu, seorang wanita cantik dengan gaun biru muda menatap Calvin dengan penuh perasaan. Dita. Mantan kekasihnya yang dulu meninggalkannya karena dia miskin.
Dita menggigit bibirnya. Andai saja dulu ia tidak bodoh… mungkin hari ini, ia yang berdiri di samping Calvin.
Namun, bagi Calvin, masa lalu adalah masa lalu.
Setelah acara wisuda selesai, Calvin langsung menghampiri ibunya. Tanpa ragu, ia memeluknya erat.
"Ibu, akhirnya aku bisa membanggakan Ibu," bisiknya.
Bu Rina menangis bahagia dalam pelukan anaknya. "Calvin… Ibu sangat bangga padamu."
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Calvin merasakan ketenangan yang luar biasa. Ia tahu, perjalanannya masih panjang, tetapi hari ini… adalah miliknya dan ibunya.
Larissa, Nadine,Adi dan beberapa teman Calvin mendekat dan memberikan selamat pada Calvin.
Larissa dan Nadine hari ini tampil begitu cantik dengan balutan Gaun yang cantik.
"Selamat ya cal." Kata Larissa memberikan ucapan selamat
"Selamat cal,semoga setelah kita lulus kita masih bisa berteman lagi" Nadine pun tak mau ketinggalan juga menjabat tangan Calvin dan memberi selamat.
"Akhirnya kita bisa lulus juga Vin,kamu tahu ga aku sempat was was waktu sidang skripsi kemarin,aku takut kalau ga lolos akhirnya aku bisa juga lulus bareng kamu" kata Adi sambil memeluk Calvin.
Daffa,Iqbal,dan Rendi mendatangi Calvin dengan wajah yang penuh penyesalan.
"Calvin,selamat ya sudah lulus.dan maafkan kami bertiga karena kamu dulu sering membully mu dan menghinamu" kata Daffa dengan wajah menunduk.
"Tidak apa apa fa,aku yakin sebenarnya kamu bukan orang jahat. Hanya saja jangan hanya karena wanita kamu menjadi buta hati,jika wanita itu tidak mau denganmu jangan kamu mengejarnya,ingatlah laki laki itu harus punya harga diri" kata Calvin
Dia sudah tidak mempermasalahkan tentang kelakuan Daffa yang dulu hampir saja membunuhnya,baginya semua manusia punya kesalahan.
Kini Aldo mendekat,dan berkata.
"Bos, kita ada undangan makan malam dari beberapa rekan bisnis."
Calvin menghela napas pelan. "Aku ingin menghabiskan malam ini dengan Ibuku, Aldo. Tunda dulu semua urusan bisnis."
Aldo tersenyum. "Baik, Bos."
Malam itu, Calvin mengajak ibunya makan malam di restoran mewah, menikmati momen yang selama ini mereka impikan.
Dia juga ingin merencanakan untuk Liburan bersama ibunya ketempat neneknya Di desa.
Mereka sudah lama tidak datang berkunjung ketempat nenek nya,apalagi semenjak ayahnya meninggal.
Saat ini mereka dalam perjalanan pulang,Aldo yang mengantar mereka karena Calvin tidak membawa mobil sendiri.
Sesampainya didepan rumah,Aldo mohon undur diri,Calvin dan ibunya pun langsung masuk kedalam rumah mereka.
"Vin,kamu bersih bersih terus ganti baju dulu sana" suruh ibunya
"Baik Bu,Calvin naik ke atas dulu" Calvin pun langsung meninggalkan ibunya dan pergi menuju kamarnya.
Sedangkan Rina ibunya juga memasuki kamarnya sendiri,didalam kamar setelah bersih bersih Rina menatap foto suaminya.
"Sayang,kamu lihat putra kita sekarang. Dia sudah menjadi sukses seperti impianmu,andai saja kau masih bersama kami disini kau pasti juga bangga padanya" gumamnya dengan mata berkaca kaca sambil membelai bingkai foto almarhum suaminya.
Sedangkan Calvin Didalam kamarnya,saat ini sedang berbaring menatap langit langit kamarnya.
Entah kenapa masih ada yang kurang dari kebahagiaan dia saat ini,Harta sudah banyak,tapi dia merasa ada yang kurang dalam hatinya.
"Andai ayah masih hidup,Pasti Calvin dan ibu akan semakin bahagia yah" gumamnya dengan suara yang lirih
Kota B,Terdapat sebuah desa bernama Sukajaya.
Disebuah rumah yang termasuk Bagus,ada seorang Wanita tua berambut putih yang sedang duduk disebuah taman.
Menikmati sore hari dengan memandangi taman bunga dihalaman belakang rumahnya.
"Nenek,aku dengar bibi Rina akan pulang ya dari kota?" Tanya seorang gadis berambut panjang hitam lebam dengan hidung mancung bibir tipis dan mata yang indah.
"Yah,bibi mu bilang seperti itu. Kata bibi mu Calvin baru saja selesai wisuda tadi pagi,jadi dia ada waktu untuk berkunjung ke sini"
"Kak Calvin sudah wisuda nek?" Tanya gadis itu Dengan rasa penasaran.
"Iya baru tadi pagi,dan bibi mu juga bilang kalau Calvin sekarang ini sudah sukses dikota J"
"Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan bibi Rina dan kak Calvin" ujarnya dengan senyum tipis dibibirnya.
🎀 SELAMAT NOVEL ANDA LOLOS KE LIGA CHAMPIONS NOVEL PALING BIKIN NGANTUK 🎀