Bukan Ayahku

Pulang sekolah.

" Armey bareng ya.. " ucap Diora.

" Okeh. " Armey mengiyakan ajakan Diora.

Di parkiran, Armey mengendarai sepeda motornya dan membonceng Diora pulang.

disisi lain.

" Ayo pulang la, " ajak Brian.

" kamu duluan aja, aku naik taxi aja. " ucap Pricila.

" mending bareng aku kan ngak buang ongkos. rumah kita sebelahan. " ucap Brian.

" Ah, ga pa pa nanti aku mau mampir ke kafe soal nya mau beli dessert sama boba. " ucap Pricila menolak.

" Ku anter ayo sekalian ku beliin ! " ucap Brian.

" Nga usah ngerepotin.." ucap Pricila lagi.

" Satu, Dua.. " Ancam Brian.

Pricila menimbang-nimbang, akhirnya ikut Brian.

" Kamu cemburu ? " tanya Brian.

" Cemburu kenapa ? emangnya aku siapa ?" tanya Pricila.

" Haha.. kali aja kan cemburu. " ucap Brian.

" Ngak. aku malah dukung kalo kamu mau pdkt-an sama Diora. Dia gadis yang baik. " jelas Pricila.

cekit... Brian meminggirkan motornya dan ngerem mendadak.

plakk... tabok manja dari pricila.

" Kamu mau kita mati ? " tanya nya pada Brian.

" Ngak. maaf.. maaf.. aku agak blank. " ucap Brian.

" aku ngak pdkt-an sama Diora !" sambung Brian dan melanjutkan jalannya lagi.

" Ngak boleh baperin anak orang.. jahat banget kamu " cibir pricila.

" Aku ngak baperin siapa-siapa. ada hal lain dengan Diora. tapi bukan PDKT an. " Tegas Brian. lalu hening.

Di pekarangan rumah Diora. Armey menghentikan motornya. Diora melihat ayahnya sedang duduk di teras. tanpa baju hanya celana jeans pendek saja.

" astaga.. " ucap Diora setelah turun dari motor.

" Mampir dulu mey. sapa ayah aku dulu.. " ajak diora.

Armey pun ikut turun meninggalkan helmnya.

" Wuih, ayah kamu bagus banget badannya. kalo aku rajin nge-gym bisa kayak gitu berapa lama ya ? " ucap Armey.

" Ayah aku mandor kuli mey. bukan gym. " jelas Diora.

"Haruskah aku nguli juga ? " tanya Armey.

Diora mengeleng kepala dibuat armey.

" ayah, Diora pulang.. " Ucap diora menghampiri ayahnya dan mencium punggung tanggannya.

" ah iya sayang.. siapa ini ? " tanya Ayah Levi.

" saya Armey om, teman sekelas Diora. " jawab Armey sedikit gugup lalu mencium punggung tangan ayah Levi.

" Levianant, panggil senyamannya saja. ayo duduk dulu. " ucap Levi menyebutkan namanya datar sambil tersenyum tipis.

" oh, terimakasih tawarannya, Tapi lain kali aja om.. " ucap Armey sopan.

" Om, yang terimakasih karena kamu udah jaga Putri semata wayang om. " ucap ayah Levi.

Armey tersenyum,. " Saya duluan ya om, Diora ! " pamit Armey.

" Ya, hati-hati di jalan mey ! makasih " ucap diora melambaikan tangan.

Levi diam memperhatikan putrinya tersenyum.

" jadi, pacar kamu bukan KJ lagi. tapi diganti jadi Lutung Kasarung ? " tanya Ayah Levi.

" Hah ? siapa yang pacar Diora yah ? " tanya diora.

" yang tadi. " jawab Levi datar menunjukkan jarinya ke arah Armey yang telah berlalu.

" Dia temen lah yah.. bukan pacar. dan itu kulitnya manis loh, agak tan gitu masa ayah panggil lutung. kalo denger nanti armey sakit hati ayah.. " jelas Diora.

" Oh, tan ya.. kalo ayah jenis kulitnya apa ? " tanya Ayah levi mengalihkan obrolan.

" Ayah mah kuning langsat sama kayak Diora. " jawab diora

" ngomong-ngomong, kok ayah udah pulang jam segini ? " Sambung Diora.

" Ayah mau jenguk bos besar pak Nebula Budiatno. beliau masuk rumah sakit beberapa hari yang lalu. kamu mau ikut ? " jelas Ayah Levi lalu mengajak putrinya.

" ikut yah. diora bersih-bersih dulu. " Ucap Diora bergegas ke kamar mandi.

sampai kamar mandi.

" AYAH ada DARAH ! " pekik Diora terkejut.

Levi pun menghampiri putrinya ke kamar mandi.

" Oh, iya itu tadi darah korban kecelakaan yang ayah tolong nak.. " ucap ayah levi lalu memungut pakaiannya ke dalam ember lalu merendamnya diluar.

" Kecelakaannya parah banget ya yah. darahnya sebanyak itu.. " ucap Diora prihatin.

" Iya, kecelakaan karena dijambret. Jadi, banyak bekas bacok dan lecet kena aspal juga. " ucap Ayah levi lebih spesifik.

Diora bergidik ngeri.

" udah. Sana mandi, makan terus kita berangkat. " Titah ayah levi.

"Bisa-bisanya aku ceroboh. " Levi berguman sendiri.

Di rumah sakit mewah kota Jakarta.

Diora dan ayah Levi menuju ruang VIP. Disana, mereka melewati pemeriksaan terlebih dahulu, sebelum masuk ke ruangan tersebut.

Di dalam cukup ramai Ada se-pasang suami-istri mungkin usia 40 tahun-an, seorang pemuda berjas rapi berusia sekitar akhir 20an dan.. Krisan ?.

Ya, diora tidak salah lihat. itu Krisan.

" Oh, Levi. kamu sudah datang ! " Seru pria 40Tahun-an.

" Iya pak. " ucap Levi mengangguk.

pria itu menoleh ke arah diora.

" Ini putri saya, Diora macaspa pak Heri. ia juga bersekolah di sekolah yang sama seperti Tuan muda Krisan. " jelas Levi sambil memperkenalkan Diora.

Diora menganguk dan sedikit membukukkan badannya.

" Wah, putrimu cantik ya.. " ucap wanita anggun di sebelah pak Heri.

" Terimakasih,. " ucap Diora.

" Kris, ajak diora jajan dulu. Diora, ayah mu kami pinjam dulu sebentar ya.. " ucap Pak Heri.

Diora menatap ayah nya. Levi menganggukkan kepalanya. Pandangan mata Diora bertemu dengan Pria rapi tadi. Pria itu menatapnya dengan pandangan yang dalam. Iris mata hitam itu seolah mampu menengelamkan orang dalam sekejap.

" Ayo ! " Ajak Krisan membuka tangannya agar Diora mengandeng tangannya juga. seperti Brian tadi siang.

Diora menurut dan keluar bersama Krisan.

" Kakek kamu sakit parah ya kak.. " ucap Diora membuka percakapan.

" Hooh. ngak lama lagi mati. " ucap Krisan enteng.

" Hus... mulutnya.. " Diora mencibir dan mengelengkan kepalanya.

" Kakak ini.. Bukannya doa in biar kakeknya cepet sembuh. malah ngomong kayak gitu.. " Sambung diora lagi setengah mengerutu.

" hah, Beliau udah lama hidup ra, kalo mati pun ya wajar. itu lah kesembuhan dan kebebasannya. " ucap Krisan santai.

" minimal sedih dulu gitu kak. " ucap Diora.

Krisan mengelengkan kepalanya. mereka duduk di bangku taman Rumah sakit.

" Maaf yang tadi siang. Aku pastiin angela ngak ganguin kamu lagi. " ucap Krisan tulus.

" Oh, itu. aku ngak terlalu menanggapi nya sih kak. tapi alangkah baiknya kalo kakak jauhin aku seperti kata Brian tadi. " ucap Diora.

" Hah, kenapa aku harus mematuhi dia. " kata Krisan.

" ya biar aku ngak di gangu lagi sama pacar kakak. " jawab Diora.

" Tapi, angela bukan siapa-siapa gue ra.. apalagi pacar ! " ucap Krisan Spontan.

" Ohh,. ? " Diora

" Gue ada Tipe lah,. Kalo aku like ku like kalo nga swipe, swipe ! "  jelas Krisan gamblang bernada.

" iya juga sih, waktu itu kakak aja bilang kalo aku bukan tipe kakak. walau aku sebenarnya  ngak lagi nembak sih..  " ungkit Diora.

" yang waktu itu, lo lupain aja bisa ngak ra ? " tanya Krisan.

" bisa. tapi, boleh aku tanya kenapa kakak selalu ngumpul sama rombongan kami ?" tegas Diora.

" ngak apa-apa. gue gabut. " ucap Krisan.

" kalo kakak gabut kan bisa bareng temen sekelas kakak.  " Diora berkata dengan jelas dan tegas.

" kenapa lu ngak suka ? tadi lu bilang ngak masalah kalo gue gabung. " Selidik Krisan.

" Bukan.Tapi, takut ngerepotin kakak. mana kakak sering traktir. "  jawab Diora.

" ah lupain aja yang itu. . BTW, tipe cowok idaman lu kayak apa ? " Tanya Krisan mengajak membahas hal lain.

" em idaman... KJ Batues " jawab Diora berbinar.

" KJ batues ? siapa KJ ? " tanya Krisan lagi.

" Ah, KJ terlalu tinggi sih, yang kayak ayahku aja kak..  " jawab Diora.

" What.. ? Ayah Lu. . ! " Krisan terdiam seketika.

" Kalo itu sih, susah ra. Ayah lu terlalu tinggi untuk dilampaui. Selera lu bener-bener.. " sambung Krisan lagi sambil mengelengkan kepala.

" Masa sih,. eh,kakak mau ngelampauin ayahku ? kenapa ? " tanya Diora.

" Ra, bisa ngak tipe lu ganti gue aja. jangan ayah lu.. " Ucap Krisan.

" Haha... ada ada aja kak Krisan. " Ucap Diora.

" Eh, tapi kakak ngak mungkin naksir aku kan ?" sambung diora lagi.

Krisan diam membeku. Diora juga membeku.

" Ah, lupa in aja.. haha.. btw, gimana ayahku kalo lagi kerja kak ? kakak pernah liat ngak ? " Diora salah tingkah dan mengalih kan pembicaraan.

raut wajah Krisan berubah sendu, walau hanya sebentar.

" Pernah. Ayah lu mah, keren abis. segala pekerjaan di tangan ayah lu pasti hasilnya memuaskan. ayah lu di juluki "Tangan tuhan " Pekerjaan beliau selalu rapi tanpa kebisingan dan Bersih. hasil karya nya pun indah walau banyak hiasan dengan corak merah darah. " ujar Krisan dengan mata berbinar. Ia menyembunyikan perasaan suka nya.

" Oh.. jadi selain jadi mandor ayah aku desain ruangan juga ya kak.. " Ucap Diora ia pun jadi bangga juga terhadap ayahnya.

"Hah, mandor, desain ruangan. ? " Krisan binggung.

" Iya, ayahku kan mandor di tempat kerjanya. " Ucap Diora.

" Diora,. Ayo kita pulang ! " Ajak ayah Levi yang muncul tanpa suara. Ia mendekati putrinya dan Krisan.

" Iya ayah. " Diora bangkit dari bangku. karena ayahnya menghampiri.

" Kami pamit undur diri Tuan muda. " Ucap Levi membungkuk dihadapan Krisan.

" tolong jangan bicara apa-apa tuan muda " Bisik Levi dengan nada mencengkam pada Krisan.

Bulu kuduk Krisan pun berdiri. Ia takut.

" Kami duluan ya kak.. " Ucap Diora.

Ia pun menggandeng ayah nya.

" Keren nya ayahku.. !" Puji Diora.

" cuma mandor keren apanya.. " Ucap Levi.

mereka pun menuju parkiran dan pulang .