NovelToon NovelToon
NASIB SI KUPU- KUPU MALAM

NASIB SI KUPU- KUPU MALAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Duniahiburan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: wayan adi suastama

Bagaimanapun takdirnya nanti, tiga raga akan tetap satu jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wayan adi suastama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IBU PERGI UNTUK SELAMANNYA

Di malam hari ketika Ayah sedang tertidur lelap, tiba-tiba ibu bangun. Rasa sakit itu muncul kembali, ibu tidak membangunkan Ayah, ia tidak berani membangungkan Ayah. Tertatih-tatih ibu mencoba bangkit dari tempat tidur untuk menuju meja rias yang terletak tidak jauh dari tempat tidur.

Dengan hanya bermodalkan lampu tidur dan sebuah pena, ibu mulai menulis sebuah surat untuk keluarga kecilnya, ketika ia tiada nanti ibu berharap suami dan anak-anaknya menemukan surat ini dan membacanya.

" Teruntuk suami ku yang tercinta, dan anak-anak ku yang paling ku sayang, maaf jika selama aku hidup di dunia ini aku hanya bisa menyusahkan kalian, aku berterima kasih kepada kalian terutama Ayah yang sudah merawat aku selama diriku menderita penyakit ini , terimakasih sudah memberikan diriku semangat untuk bertahan, jaga anak-anak selagi kamu masih diberi kesempatan oleh Tuhan, jangan pernah marah ataupun melakukan kekerasan fisik kepada mereka, jaga diri kalian semua, aku sayang kalian, AKU AKAN PERGI UNTUK SELAMANYA".

Surat itu pun tertulis dengan penuh linangan air mata yang mengalir dari pelupuk mata ibu, hingga tetesan air matanya jatuh ke kertas yang ia tulis. Setelah menulis, ibu lalu melipat dan menyimpannya di lemari , kelak ketika ia sudah tiada ia mungkin tidak sempat menyampaikan isi hati nya untuk keluarga kecilnya, maka ia bikinlah surat penuh haru tersebut.

Ibu masih duduk di meja sambil menundukan kepalanya, sembari mengusap air matanya yang terlanjur ke luar.

Malam itu pun ibu tidak bisa tidur, seakan sudah ada isyarat akan meninggalkan seluruh keluarga kecilnya untuk selama-lamannya. Berbagai cara ia coba tapi hasilnya nihil, hingga ibu terjaga sampai pagi.

Pagi pun tiba, ibu sudah berada di kasur dengan wajah yang sangat pucat . Ibu sudah merasakan hal yang tidak mengenakan di tubuhnya. Bahkan ketika ia menulis surat tersebut. Hingga saat ini sudah terhitung lebih dari 6 jam ibu tidak tidur lagi setelah terbangun di malam hari.

" lho bu, Kamu sudah bangun?", Tanya ayah dengan wajah yang masih terlihat mengantuk.

" iya yah, aku sudah bangun". balas ibu dengan melihat wajah ayah.

Ibu berbohong kepada ayah, sebenarnya ia tidak bisa tidur dari jam 1 malam sampai jam 7 pagi.

"Tapi kenapa mukamu pucat?, sakit kamu kambuh lagi? ". Tanya ayah panik.

" Ah, muka aku kan memang begini semenjak sakit, di depan anak-anak saja aku kelihatan ceria, agar mereka tidak tahu, aku baik-baik saja ". Timpal ibu sambil mengusap kepala ayah dengan manja.

Ayah sangat lega mendengar ucapan dari ibu, ayah pun tersenyum kearah Ibu , lantas ia keluar kamar untuk menyiapkan sarapan dan bekal buat anak-anak agar bisa di bawa kesekolah.

"Ibu istirahat lagi ya, aku menyiapkan bekal buat anak-anak sekolah dulu". Ucap ayah lantas mengecup manja kening ibu.

Ibu kemudian mencoba berbaring lagi agar bisa tidur dengan nyenyak, tetapi apa boleh dikata ibu lagi-lagi batuk keluar darah semakin parah, ditimpali dengan sesak di dada.

Tidak ada yang tahu kalau ibu sendirian sedang melawan kerasnya sakit yang ia derita di dalam kamar, semakin lama sesak di dada yang ibu rasakan semakin parah, ibu hanya bisa berdoa dalam hati agar tidak meninggal di hari ini, karena ia masih mau melihat anak-anaknya terutama Ayu dan Ani tumbuh dewasa.

Tidak ada hitungan setengah jam sendirian di dalam kamar, ibu akhirnya sudah tidak kuat lagi, nafasnya mulai terengah-engah, tubuh lemah ibu kemudian pingsan.

Ayah yang sedang di dapur tidak mengetahui hal apa yang sedang terjadi dengan Ibu didalam kamar. Ia hanya fokus menyiapkan bekal buat anak-anak sekolah.

" Anak-anak kalian sarapan dulu, makanan sudah siap." Teriak ayah dari dapur dengan keringat yang keluar cukup banyak.

Anak-anak pun keluar dari kamar mereka masing-masing dan langsung menuju meja makan untuk sarapan bersama. Ayah kemudian masuk ke kamar untuk memberikan ibu sarapan pagi agar bisa meminum obat.

" Buk, bangun ini sarapan sudah ayah siapin, sudah jamnya minum obat ". kata ayah sambil menaruh sarapannya di meja kamar.

Ayah kemudian mendekat ke tubuh ibu, yang sebernarnya sudah meninggal sedari tadi.

" Buk bangun.... " tangan kanannya lantas menggoyangkan kecil bahu ibu, namun tetap saja tidak ada respon apa pun.

Sampai akhirnya Ayah mengguncang keras bahu ibu menggunakan ke dua tangannya, tapi lagi-lagi ibu tidak merespon, matanya masih terpejam dengan senyuman manis di wajah ibu.

"Ibu, ini aku Ayah, kamu bangun bu ", Ayah masih berusaha membangunkan ibu dengan segala usaha yang ia kerahkan, sampai ia akhirnya mengecek denyut nadi yang ada di tangan ibu.

Tapi justru yang ada Ayah semakin panik, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat saat menyadari kalau ternyata denyut nadi ditangan ibu sudah tidak berdenyut lagi.

Sedangkan disini , ayah yang tahu kalau ibu sudah tidur untuk selamannya, hanya bisa tersedu sendirian dalam ruangan hampa ini. Sesak sekali, Ayah tidak tahu harus berbuat apa selain menangisi tubuh ibu yang sudah terbujur kaku.

"Ibu.... ," lirih Ayah sendirian.

" Ibu jangan tinggalin ayah, Aku tak bisa jaga anak-anak sendirian. Aku masih butuh kamu ".

" Bangun, bu". Ayah kalah, suara tangisannya malah semakin terdengar kencang yang membuat Dandi kaget bukan main. Sama seperti Ayu dan Ani, sebab tiba-tiba saja suara tangis Ayah berubah menjadi jeritan yang sangat menyakitkan di telinga Dandi maupun Ayu dan Ani.

" IBU! BANGUN!"

Dengan langkah yang sangat tergesa, dandi tanpa sengaja menendang pintu kamar , diikuti Ayu dan Ani menyusul dari belakang , dan menemukan Ayah sedang memeluk tubuh Ibu yang sudah terbujur kaku.

" Kenapa yah,? ada apa??!!!" teriak Dandi.

Ayah berbalik , kemudian menerjang tubuh Dandi sambil teriak cukup kuat.

" Dan!! ibu-ibu enggak mau bangun".

Bagaikan tersambar petir, tubuh Dandi mematung begitu menyadari apa maksud dari ucapan Ayah. Mendadak kaki Dandi lemas, tubuhnya ambruk tepat disamping rajang yang ibu tempati.

" Bu?" ucap Dandi hampir tidak terdengar siapapun.

Setelah itu, Dandi menangis sejadi-jadinya tanpa suara, yang mana membuat dada Dandi sesak bukan main.

" Ibu tega tinggalkan Dandi bu? ya tuhan.... " suaranya terdengar sangat berat, Dandi mengambil tangan ibu yang sudah dingin untuk ia kecup berulang kali.

" Dandi minta maaf Bu, Dandi minta maaf karena tidak bisa menjaga ibu, enggak bisa nemenin ibu untuk terkahir kalinya, Dandi minta maaf Bu.... ".

Ayu, yang berada di kamar itu pun menjadi satu-satunya orang yang berusaha tegar. Air matanya sengaja ia tahan lebih dalam hanya untuk menenangkan Ayah dan Dandi yang sudah menangis histeris. Tak terkecuali Ani, Anak kecil itu menangis hebat sambil berlari mendekap tubuh ibu.

"IBU! BOHONGAN, KAN?!!"

" IBU SUDAH JANJI MAU SAMA ANI TERUS, BU!".Dengan gerakan lembut , Ani merapikan tubuh ibu yang cukup berantakan setelah dipeluk Ayah tadi.

Ayu yang dari tadi terlihat tegar akhirnya tidak bisa menahan air matanya lagi, ia menangis dengan keras di pojokan kamar sambil menggigit bibir bawahnya, tubuhnya bergetar hebat mengetahui ibunnya sudah tiada.

Untuk terkahir kalinya Ayah, Dandi, Ayu dan Ani mencium kening ibu bergantian, tek terhitung berapa banyak air mata yang terjatuh di wajah ibu.

" KAMI SAYANG IBU, SEMOGA IBU MENDAPATKAN TEMPAT TERINDAH DI ALAM SURGA".

Ayah pun berusaha ikhlas menerima keadaan ini, Ia menyuruh anak-anak untuk mengiklaskan kepergian ibu, agar perjalanan ibu mencapai surga berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.

1
Wayan Adi
lanjut
Wayan Adi
gass terus
Wayan Adi
heemmm
OkitaNiken
Melihat namamu Thor, seperti nya kamu dari Bali ya Thor?
OkitaNiken
Semoga ibu baik-baik saja
OkitaNiken
Bagus banget Thor! Aku suka!

Oiya, ekhem... Jangan lupa mampir juga ya ke ceritaku "Racun Kesesatan" ceritanya sedih juga, siapa tau berkenan mampir dan suka ...
OkitaNiken
Sumpah nyesek banget bacanya...
OkitaNiken
Mamanya sakit apa?
OkitaNiken
Sarapannya berat ya.../Shy/
OkitaNiken
Hmm maaf Thor mau nanya, ini cerita sebenarnya dari sudut pandang orang pertama atau ketiga ya? Di awal makek sudut pandang orang pertama, tapi saat pertengahan bab hingga akhir itu kenapa memakai sudut pandang orang ketiga? Jadi pemeran utamanya itu si Ani kah?
senam 96: ani lah yang menjadi peran utamanya
OkitaNiken: Hmm cuma nanya sudut pandangnya aja
total 3 replies
OkitaNiken
Ani itu siapa?
OkitaNiken
Astagaa walau di sayang, tapi jangan minta yang mahal-mahal ke ortu lah, kasihan nanti di jadikan beban pikiran mereka
senam 96
Anak-anak lah yang menjadi korban
Wayan Adi
ceritanya begitu menyedihkan
Wayan Adi
ceritanya ngangenin
Wayan Adi
ngangenin
senam 96
ayo lanjut
senam 96
bagus banget
senam 96
ayo lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!