NovelToon NovelToon
NASIB SI KUPU- KUPU MALAM

NASIB SI KUPU- KUPU MALAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Duniahiburan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: wayan adi suastama

Bagaimanapun takdirnya nanti, tiga raga akan tetap satu jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wayan adi suastama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 4

Pagi itu di hari minggu, semua keluarga berkumpul di rumah. weekend biasanya mereka habiskan untuk jalan-jalan ke mall ataupun pantai, hanya sekedar melepas penat menjalani hari biasa.

Ayu dan Ani yang tidak mengetahui kondisi ibunya yang lagi sakit mengajak Ayah dan ibunya untuk jalan-jalan, tetapi karena kondisi ibu di minggu itu sangat drop ia tidak mengiyakan ajakan Ayu dan Ani.

" mumpung hari minggu , kita jalan-jalan yuk". Ajak Ayu yang duluan bilang ke orang tuannya.

"waah boleh tuh kak, kayaknya seru kalau siangnya kita ke mall, sorennya kita ke pantai". Timpal Ani yang penuh semangat.

Ayah yang mengetahui kondisi ibu lagi tidak stabil, langsung memberitahu ke Ayu dan Ani kalau hari ini tidak bisa jalan-jalan.

" Hari ini kita dirumah aja ya nak, kalian main aja berdua atau sama kakak Dandi ke taman yang dekat rumah, soalnya mama lagi tidak enak badan". Lanjut Ayah sambil berjongkok dan mengusap lembut kepala Ayu dan Ani.

" Ibu kenapa yah? , panas ya?" Tanya Ayu.

" iya yu, ibu lagi kurang istirahat saja".

Dandi pun keluar dari kamar tidur dan menuju ke sofa tempat mereka ngobrol seperti biasannya.

" Yah, ibu belum bangun?" tanya dandi sambil menguap.

" Belum Dan". Jawab singkat ayah.

" ohh iya... kamu hari ini temani Ayu dan Ani bermain di taman dekat rumah ya, Ayah mau menemani ibu di rumah". Sambung ayah sambil memberikan uang jajan ke Dandi.

Dandi lantas mengangguk dan langsung menuju kamar mandi, selesai mandi ia kemudian mengajak Ayu dan Ani untuk berjalan menuju taman.

" yuk guys, kita jalan ke taman". Ajak Dandi ke Ayu dan Ani.

Merekapun berjalan ke taman, sedangkan Ayah langsung berjalan ke kamar. Di dalam kamar ibu tiba-tiba menangis.

" kamu kenapa nangis?, ada yang sakit?". Bilang sama ayah.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut ibu. Ia hanya menggeleng lemah.

" Atau mau ke rumah sakit saja?" lanjutnya dengan wajah panik.

" Aku mau sendiri dulu mas, kamu boleh meninggalkanku sendiri di kamar". Jawab singkat ibu sambil mengusap air matanya.

Ayah pun keluar dari kamar, dengan perasaan bingung ia mulai bertanya-tanya dalam hati. Tidak ada angin , tidak ada hujan kenapa istrinya bisa menangis seperti itu.

Agar pikirannya tidak kacau Ayah mencoba melakukan kegiatan kecil, mulai dari menyapu, mengepel dan mencuci baju, Ia menyuruh pembantunya untuk pulang saja ke rumah, pekerjaan rumah hari ini ia akan selesaikan sendiri.

Beberapa jam bersih-bersih rumah akhirnya selesai, Anak-anak juga belum pulang dari taman, Ayah kemudian kembali masuk ke kamar dan mencoba merayu ibu agar mau berbicara tentang apa yang membuat ia menangis sesegukan.

" Bu , kalau ada masalah, sebaiknya kita omongin, jangan diam seperti ini".

Ibu pun bangkit dari kasur dengan masih menangis dan menyuruh Ayah untuk duduk di dekatnya .

" Aku sayang sama kamu", Suara pilu istrinya terdengar sangat menyakitkan. Ayah hanya membalas tatapan ibu lebih dalam, sampai rasannya ia bisa melihat jelas, apa saja yang selama ini terkubur di balik sorot matannya.

" Maaf kalau aku memang lancang. Tapi Yah, hatiku sangat sakit dan kacau ketika tadi malam pas aku bangun dan kamu masih tertidur , tidak sengaja aku menemukan pesan mesra yang kamu lakukan bersama perempuan lain di handphone mu . Aku tahu aku sakit-sakitan, sudah tidak seperti dulu lagi, hidupku juga mungkin sudah tidak lama lagi, jadi wajar saja kalau kamu sudah mencari penggantiku, aku sudah pasrah akan hal ini, aku tidak menuntut banyak, jikalau nanti aku meninggal dan kamu menikah bersama perempuan ini, tolong suruh ia menjaga anak-anak kita, sayangi mereka seperti anak kandung sendiri. Dan aku juga tidak mau tahu sudah berapa lama kalian menjalin hubungan dan sudah ngapain saja kalian, aku sudah tidak peduli , hanya satu pesanku ke kamu, Sayangi anak-anak kita kalau aku sudah tiada".

Tangisan ibu sudah lebih pelan dan lebih tenang dari sebelumnya. Dan ayah hanya bisa terdiam mematung mendengar ucapan ibu tadi.

" Sebenarnya, Ayah sayang ibu enggak?" ibu mendekat dan meraih tangan Ayah untuk digenggam.

" Sayanglah, bu. kok pertanyaan kamu begitu? ibu ragu sama Ayah?".

Hanya senyuman hambar yang ibu berikan.

"Nggak.Ibu percaya kok".

" Bu... " Ayah berusaha mendekat, mengikis jarak antara mereka berdua yang kini sama-sama sedang duduk di sisi ranjang.

"Bahkan dunia dan seisinya masih kurang mendeskripsikan rasa sayang Ayah untuk ibu".

Hembusan napas yang terkesan berat, terdengar jelas di telinga ibu.

" Mungkin Ayah memang bejat, seseorang yang suka main perempuan. Tapi sampai kapanpun enggak ada yang bisa gantiin Ibu di hati Ayah".

" Kalau begitu, kenapa tega seperti itu?".

Ibu berusaha menahan air matanya agar tidak menetes lagi. semua pembicaraan ini sangat menyesakkan untuknya.

Begitu pula dengan Ayah yang mati-matian menahan air mata, Ayah membawa ibu ke dalam dekapannya. Memeluk tubuh ringkih itu dengan erat.

" Maafkan Ayah ya bu, Ayah janji tidak akan melakukannya lagi, asalkan ibu janji harus bisa sembuh. Ibu disini terus sama Ayah, ya?.

Tidak ada jawaban, Ibu malah semakin membalas pelukan Ayah tak kalah erat. Seolah ibu tidak mau kalau pelukan itu dilepas. Ibu tidak mau kehilangan Ayah. Ibu tidak mau meninggalkan Ayah.

Satu kecupan mendarat lembut di kening ibu. Menjadi tanda kalau Ayah menyudahi obrolan menyayat hati ini.

" Sekarang ibu minum obat dulu ya,? abis itu boleh tidur, Istirahat".

Setelah melepaskan pelukan secara perlahan. Ayah mengusap sisa air mata di pipi ibu dengan usapan lembut , dan langsung membuat senyuman ibu kembali terpancar.

" Maaf ya Yah , Ibu sudah sering merepotkan Ayah begini."

" nggak usah dipikirin, ini sudah menjadi tugas Ayah sebagai seorang suami." Kemudian Ayah terkekeh dan membuka satu persatu obat yang akan diminum Ibu.

Ibu hanya tersenyum, kemudian mengusap bahu Ayah dengan penuh kasih sayang.

" Terima kasih banyak ya Yah."

Lantas Ayah pun ikut tersenyum dengan anggukan kecil, sebelum matanya menoleh , menatap mata ibu tak kalah teduh.

"Ayah ikhlas, Bu. Asalkan ibu sembuh, Ibu bisa disamping Ayah sampai seterusnya.

Ayah pun keluar kamar dan membiarkan ibu untuk beristirahat. Ayah kemudian pergi ke teras rumah untuk menenangkan pikirannya, sambil mengeluarkan air mata yang sudah ia tahan sejak tadi.

Anak-anak yang sudah selesai bermain di taman, dari kejauhan melihat ayahnya yang sedang duduk sambil melihat kebawah, sesekali ayah mengusap matanya menggunakan tangan isyarat bahwa ia sedang menangis.

" AYAH ... Teriak Ayu dan Ani dari kejauhan". Lantas mereka berlari menuju ayah untuk menanyakan kenapa menangis.

"Ayah kenapa menangis? tanya Ayu.

" aah enggak yu, Ayah cuma kelilipan saja, makanya ayah keliatan habis nangis." Jawab singkat Ayah sambil tersenyum kearah ketiga anak-anak nya.

"Gimana tadi bermain di taman? seru ya?" tanya Ayah agar bisa mengalihkan topik.

"Wahh seru banget, Ayu dan Ani tadi bermain lari-larian, sewa sepedaan untuk keliling taman, pokonya seru deh yah, tadi Aku juga jajan camilan di taman.," Ayu paling semangat menjawab pertanyaan Ayah, sedangkan Ani tidak banyak berbicara karena sudah keliatan capek dari raut wajahnya.

" Ya, sudah , kalian semua masuk kedalam, mandi dan setelah itu makan, kemudian belajar."

"Ibu dimana Yah?", tanya Dandi.

"Ibu lagi istirahat Dan, sudah sana kamu mandi". Suruh Ayah.

Merekapun masuk ke dalam rumah dan bersiap-siap untuk mandi. Ayah yang sedari tadi masih mengingat apa yang diucapkan istrinya kembali mengeluarkan air matanya, ia seakan menyesal telah melakukan perselingkuhan dengan wanita lain disaat kondisi istrinya lagi sakit.

1
Wayan Adi
lanjut
Wayan Adi
gass terus
Wayan Adi
heemmm
OkitaNiken
Melihat namamu Thor, seperti nya kamu dari Bali ya Thor?
OkitaNiken
Semoga ibu baik-baik saja
OkitaNiken
Bagus banget Thor! Aku suka!

Oiya, ekhem... Jangan lupa mampir juga ya ke ceritaku "Racun Kesesatan" ceritanya sedih juga, siapa tau berkenan mampir dan suka ...
OkitaNiken
Sumpah nyesek banget bacanya...
OkitaNiken
Mamanya sakit apa?
OkitaNiken
Sarapannya berat ya.../Shy/
OkitaNiken
Hmm maaf Thor mau nanya, ini cerita sebenarnya dari sudut pandang orang pertama atau ketiga ya? Di awal makek sudut pandang orang pertama, tapi saat pertengahan bab hingga akhir itu kenapa memakai sudut pandang orang ketiga? Jadi pemeran utamanya itu si Ani kah?
senam 96: ani lah yang menjadi peran utamanya
OkitaNiken: Hmm cuma nanya sudut pandangnya aja
total 3 replies
OkitaNiken
Ani itu siapa?
OkitaNiken
Astagaa walau di sayang, tapi jangan minta yang mahal-mahal ke ortu lah, kasihan nanti di jadikan beban pikiran mereka
senam 96
Anak-anak lah yang menjadi korban
Wayan Adi
ceritanya begitu menyedihkan
Wayan Adi
ceritanya ngangenin
Wayan Adi
ngangenin
senam 96
ayo lanjut
senam 96
bagus banget
senam 96
ayo lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!