Gairah Sang Mantan

Meyrina bangun ketika merasa ada pergerakan di sampingnya. Seketika dia ingat apa yang sudah ia lakukan dengan Randra. menyesal pun sudah tidak berarti karna ia dengan rela melakukannya. Ia memandangi wajah lelakinya yang masih terlelap di sampingnya,menyentuh bibir yang sudah menjadi favoritnya membuat Randra membuka matanya. Dia melihat Meyrina lalu tersenyum dan mendekatkan dirinya lalu memeluk wanitanya. dan untuk kedua kalinya mereka mengulangi kegiatan panasnya, kini mey sudah merasa agak relex karna tidak sesakit saat pertama kali.

Jam sudah pukul 16.00 sore, Mey beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan diri, mey merasa tubuhnya seperti mau patah, dan di area intinya terasa nyeri saat berjalan membuat ia meringis menahan sakit, Randra yang melihatnya pun mendekat dan bertanya

" Sakit banget kah sayang?"

"iya inii di buat jalan nyeri, kayak ada yang ganjal"

"mau aku gendong ke kamar mandinya?" tawar Randra

"gak usah, aku bisa sendiri, ntar gak jadi mandi malah kamu bikin tambah sakit lagi" ucap mey langsung jalan cepat meninggalkan Randra yang bingung

'katanya sakit kok bisa jalan cepat gitu' batin Randra sambil terkekeh

Setelah bersih² mereka memutuskan untuk pulang, karna hari sudah semakin gelap, perjalanan kerumah sekitar 3 jam , Randra tidak mau sampai Mey kemalaman sampai di rumah.

Pukul 20.00 malam mereka sudah sampai di rumah Mey, Randra tidak mampir karna sudah malam ,ia hanya berpamitan dengan ibu mey lalu langsung pulang.

3 hari kemudian

tuuutt... Tuuuutttt.. Ttuutt..

Meyrina mencoba menghubungi Randra, yang katanya hari ini dia akan pergi pindah kerja keluar kota. telepon tersambung tapi tidak ada jawaban.

Setelah dari pantai 3hari yang lalu,mereka belum bertemu lagi, karena Randra juga sibuk mempersiapkan prosedur kepindahannya. Mereka hanya bertukar pesan chat saja.

Tidak ada jawaban telepon, meyrina mengirim chatnya

"sayang, kamu dimana?

"jadi berangkat jam berapa?

Chat mey centang 2, tapi belum terbaca.

mey cemas karna dari pagi dia menghubungi Randra tapi tidak ada jawaban sama sekali. Sekarang sudah lewat jam makan siang, Randra juga belum ada jawaban.

Meyrina masih berfikir positif, 'mungkin dia masih sibuk' ucapnya dalam hati.

Sampai keesokan harinya, belum juga ada tanda tanda dari Randra, mey akhirnya menghubungi Silvi dan menanyakan apakah ada info tentang randra dari kakaknya, karna kakak silvi adalah teman 1kantor dengan Randra.

"Sil, tanyain abangmu dong, Randra udah berangkat belum yaa pindahannya?"

"pindah kemana mey?" tanya silvi

"aku gak tau jelasnya sih daerah mana, tp dia bilang di pindah kantor cabang yanh di luar kota" jelas mey

"kata abangku gak ada pindahan staff di kantornya mey, malah katanya Randra mengundurkan diri dari 3hari yang lalu"

Jedeeerrrrr.. Meyrina shock membaca balasan silvi.

'jadi kamu kemana Randra? Kenapa kamu menghilang tiba tiba? Tanpa ada penjelasan' batin mey sambil berlinang air mata

"Mey, kamu gapapa kan? Kenapa Randra gak bilang jujur sama kamu?"

"gak tau sil.. Yaudah makasih ya infonya"

"sabar dulu, sapa tau nanti dia hubungi kamu" support silvi

"iya sil.."

Mey melemparkan Hpnya dan menghempaskan tubuhnya ke kasur.. mengingat kejadian di pantai waktu itu, mengingat setiap ucapan Randra yang begitu sangat mencintainya, berkomitmen untuk saling menjaga perasaan meskipun jarak memisahkan. Iyaa.. Mey tetap berfikir positif meskipun ia merasa di bohongi dengan kepindahan randra. Entah dimana dia berada sekarang, mey hanya ingin penjelasannya.