NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 12

Di Rumah Roberto.

Sandra dan kedua putrinya, tidak keluar dari dalam kamarnya sejak pagi. Setelah Sukma cekcok dengan Utami mama mertuanya.

"Ma, kemana Sukma, Sifa dan Naya? Kok tidak kelihatan? Mereka baik-baik saja kan?" tanya Alek kepada sang istri.

"Tidak tahu, memangnya Mama ngurusin mereka, tidak ada kerjaan banget." jawab Utami ketus.

Alek hanya geleng-geleng kepala, karena istrinya selama ini selalu bertindak semaunya sendiri.

Alek kemudian masuk ke dalam kamarnya, tentu setiap dia pulang kerja. Selalu dilayani para pelayan khusus di rumahnya. Sedangkan istrinya, selalu sibuk dengan dunianya sendiri.

Namun, hati laki-laki paruh baya itu, tetap tidak tenang jika pulang kerja, belum melihat kedua cucunya. Jadi terpaksa Alek, mengurungkan pergi ke kamarnya, melainkan masuk ke dalam kamar menantunya yaitu Sukma, istri kedua putranya.

Tok Tok Tok.

"Sukma, apa kamu di dalam?" ucapnya, sembari mengetuk pintu kamar menantunya itu.

Dan tak lama pintu kamar Sukma pun di buka. "Papa," jawab Sukma, mata wanita itu tampak sembab.

"Mana, Sifa dan Naya? Biasanya pada saat Papa pulang. Mereka selalu lompat kegirangan menyambut Papa pulang! Sekarang mereka tidak ada, rasanya Papa seperti kehilangan sesuatu, makanya Papa kesini," kata Alek, namun dia agak heran saat melihat kedua mata menantunya sembab.

"Ada Pa, kebetulan mereka sedang tidur, mungkin kekenyangan habis makan!" jawab Sukma.

"Kamu, kenapa Sukma? Kok kamu seperti habis menangis?"

"Tidak Pa, aku tidak apa-apa, mungkin tadi aku menonton film India, biasalah Pa, suka menguras air mata!" jawab Sukma mencari alasan.

"Ou, kirain kenapa! Ya sudah, jika nanti mereka bangun, suruh temui Papa ya! Papa ke kamar dulu," pesan Alek kepada menantunya.

"Iya, Pa," jawab Sukma. Wanita itu tersenyum saat melihat punggung papa mertuanya. Sungguh jauh 180° dengan mama mertuanya, yang bawel, dan banyak aturan. Namun sayang Alek tidak banyak tahu soal, keluarga di dalam rumahnya. Karena Alek jarang di rumah. Dia hanya dua atau tiga hari dalam seminggu di rumahnya. Kebanyakan dia tinggal di luar kota mengurus bisnis perusahaannya yang lain.

"Papa, andai papa tahu, selama ini mama bagaimana kejamnya kepada kami, para menantu, bahkan kepada cucu kandungnya Sifa dan Naya!" gumam wanita itu, kemudian menutup lagi pintu kamarnya.

Sesaat setelah Alek datang, dari kantor, Alina dan Arya pun mereka kini baru sampai di rumah. Alina masih diam di dalam mobil tak buru-buru turun.

"Pokoknya, saat masuk, aku harus menghafal, kemana pintu keluar, dan masuk. Kemarin juga saat masuk dan keluar, menggunakan jalan yang berbeda. Dan aku juga harus tau di mana kamar mbak Sandra, dan mbak Sukma!' batin gadis itu.

"Al, mau sampai kapan kamu diam di dalam mobil? Ayo turun!" ucap Arya, saat melihat istrinya masih terdiam di dalam mobil.

"Iya Tuan, sabar kenapa sih?" jawabnya lalu turun.

"Kamu itu ya, selalu saja, menjawab setiap saya ngomong!" cetus Arya kemudian masuk ke dalam rumah mewahnya.

"Aku kan, punya mulut untuk menjawab, kalau aku bisu baru aku tidak bisa menjawab." jawab gadis itu kesal.

Arya tak bicara lagi. Karena harus dia akui, bicara dengan istri ketiganya selalu kalah.

Saat begitu masuk, Alina memperhatikan sekeliling. Ekor matanya mengarah ke sebuah pintu kamar di sudut paling ujung saat dia dan Arya akan masuk lift.

"Itu kamar siapa ya? Apa jangan-jangan itu kamarnya mbak Sukma? Atau kamar mbak Sandra?" batinnya, namun saat Alina sudah di dalam lift, Sukma terlihat keluar dari dalam kamar itu, bersama dua orang anak perempuan..

Alina menajamkan penglihatannya, sampai pintu lift tertutup. Bibir gadis itu mengerucut karena dia tidak bisa, menegur atau menghampiri Sukma.

"Kenapa kamu? Kebiasaan bibir kamu itu suka mendadak, maju!" celetuk Arya seraya mengernyitkan dahinya.

"Aku tadi melihat mbak Sukma, eh pintu lift keburu ke tutup!" jawab Alina datar.

"Kamu dan Sukma, masih satu rumah, bukan dari kutub utara, ke kutub selatan." tempas Arya.

"Tuan kenapa sih? Ucapanmu selalu pedas, kayak sambal ayam geprek aja!" gadis itu mendelik.

"Fyuuuhhhh…!" Arya menghembuskan nafasnya. Lalu dia mendekati Alina, dan menempatkannya ke tembok, wajah mereka begitu dekat, sampai hembusan nafas hangat mereka bersatu.

Jantung Alina berdegup begitu kencang, apalagi wajah Arya sangat tampan. Semakin dekat… semakin dekat Arya mendekatkan wajahnya ke wajah sang istri, sehingga hidung mancung mereka bersentuhan.

Kedua netra mereka saling menatap begitu lekat. Namun pintu lift keburu terbuka. "Tu-tuan, pintunya sudah terbuka!" ucap Alina dengan jantungnya yang dag dig dug.

Alina buru-buru keluar dari dalam lift, sembari memegangi dadanya. "Ya ampun, jantungku hampir copot tadi,"

"Tunggu saya di kamar Al," bisik Arya di sebelah telinga Alina.

Serrr

Darah gadis itu berdesir, ada rasa takut dan juga deg degan, saat suaminya bicara seperti itu. "Hah… apa tuan muda, akan meminta haknya malam ini padaku?" batin gadis itu, seraya menelan salivanya.

Sementara Arya, terkekeh sambil berjalan menuju kamarnya. "Kena kamu Al, siapa suruh, kerjaanmu ngedumel mulu, kepada saya!" batin Arya.

Sampai di depan pintu kamarnya Alina melihat dua pelayan yaitu Sari dan Mita.

"Selamat sore Non, baru pulang! Selamat datang di kamar Non Alina kembali," ucap keduanya membungkuk hormat.

"Iya selamat sore," jawab Alina tersenyum tipis.

"Non, kami sudah menyediakan semua kebutuhan Non Alina. Dan jika Non, perlu apa-apa, Non Alina tinggal panggil kami saja!" ucap Sari.

"Iya terimakasih, tapi… aku butuh bantuan kalian sekarang! Ayo kalian ikut aku!" jawab Alina lalu mengajak dua pelayannya, masuk ke dalam kamarnya.

Sari dan Mita, mengikuti Alina ke dalam kamarnya. Kemudian mereka menutup pintunya.

"Sari, Mita, malam ini tuan muda akan ke kamarku, apa yang harus aku lakukan?" tanya Alina lalu duduk di sofa yang ada di kamarnya. Sementara dua pelayannya Sari dan Mita masih berdiri.

"Kok, Non merasa bingung? Bukankah, Non baru saja bulan madu selama tiga malam, di hotel bersama tuan muda?" tanya Sari seraya mengerutkan dahinya.

"Hehe… aku tidak bulan madu, kami hanya pindah tidur saja. Sudah jangan dibahas. Yang penting sekarang kalian kasih tau, apa yang harus aku lakukan, nanti malam?" jawab Alina seraya memijit pelipisnya.

"Yu sudah, begini saja. Pokoknya kami akan memanjakan Non Alina, agar nanti malam tuan muda semakin betah dan terpesona dekat Non."

"Bukan itu maksudku? Aku ingin tuan muda membatalkan niatnya malam ini, untuk menemuiku ke kamar ini."

"Hah…, jadi Non, tidak mau tuan sampai datang kesini?"

"Iya,"

Sari dan Mita, kemudian berpikir untuk membantu Alina agar suaminya tidak menemuinya malam ini.

"Non, kayaknya kami tidak bisa mencegah tuan muda, masuk, tapi kami punya ide, bagaimana kalau Non, pura-pura sakit aja?" usul Mita, kali ini giliran dia yang bicara.

"Pura-pura sakit?"

"Iyan biar nanti kami, yang bilang sama tuan muda. Kalau Non, sedang sakit! Masalah Non sakit apa, tenang itu urusan kami," balas Sari terkekeh..

"Oke, baiklah…ya udah aku mau mandi dulu, badanku terasa lengket.

"Bak Non," jawab keduanya laku undur diri dari  Alina.

"Aduh, aku pura-pura sakit apa ya? Ah, urusan itu adalah urusan Sari dan Mita, aku lebih baik mandi," gumam gadis itu. Dirinya tak menyangka akan mempunyai dua pelayan yang bisa diandalkan.

Malam telah tiba. Alina kini sedang berakting sakit. Wajahnya sengaja di ciprati dengan air, supaya kesannya seperti berkeringat. Lalu Alina menempelkan bawang merah, yang sedikit di iris di ketiaknya. Kemudian dia menyelimuti tubuhnya dibantu dua pelayannya.

"Beres Non, dan ini termometernya. Kami akan disini sampai tuan muda datang." ucap Sari.

Kini sudah setengah jam, Alina membungkus tubuhnya dengan selimut, dan tentu karena ada bawah merah di ketiaknya. Menyebabkan, tubuhnya merasa kepanasan.

"Sari, kok tuan muda belum kesini juga? Aku kepanasan ini," kata gadis itu.

"Sabar Non, mungkin sebentar lagi," jawab Sari.

"Aduh, jangan-jangan tuan muda mau menakut-nakuti aku lagi tadi. Udah ah aku buka saja!" Alina membuka selimut yang membungkus tubuhnya.

"Aduh, leganya," ucap gadis itu, setelah selimutnya terbuka.

1
Siti Khoyimah
😂😂😂 hnya demi ank laki" punya istri 3 menyakitkn
Nuraeny
lanjut
strawberry milk
ini yg bikin ketawa trs pasangan gesrek si Joni sama Boneng 🤣🤣
Nuraeny
lanjut
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
harwanti unyil
manis sekali kata" mu menantu mama
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
strawberry milk
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!