Pulau Janda Terbuang

Saat Munah sedang tertidur pulas, lelaki tampan itu pun mulai mencari kayu yang banyak untuk Munah. Ia kumpulkan juga banyak makanan.

Tidak lupa ia mengambil daun lontar yang bisa di jadikan atap rumah. Semua yang Munah butuhkan, telah ia dapatkan.

Setelah semua nya selesai ia dapatkan, ia pun berubah kembali menjadi kelinci putih yang cantik. Ia baringkan tubuh nya di samping Munah.

"Munah, bangun. Munah."

Mata Munah terbuka perlahan saat ada yang membangunkan nya tiba-tiba. Rasanya, ia baru saja tertidur. Akan tetapi, mengapa sudah ada yang membangunkan nya.

Saat ia membuka mata nya dengan sempurna, tampak lah Wak Salma sedang berdiri di depan nya.

" Wak Salma? Ada apa?"

"Pergi kemana kau semalam?"

"Semalam? Aku tidak pergi kemana-mana. Aku tetap di dalam gua ini. Memang nya, mau kemana lagi aku. Wak Salma ini ada-ada saja lah."

" Terus, siapa yang mengumpulkan ini semua?"

Mata Munah membelalak kaget. Ia pun tidak tahu siapa yang melakukan nya. Ia dari tadi tidur nyenyak tanpa melakukan apapun. Apa jangan-jangan Munah tidur sambil berjalan. Pikir nya lagi.

" Ini semua aku yang kerjakan. Apa wak Salma tidak lihat? Aku bahkan sampai kelelahan dan ketiduran seperti ini." Ucap Munah lagi.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin kau mampu mencari semua ini dalam waktu satu hari satu malam. Mustahil!"

"Lalu, memang nya siapa juga kalau bukan aku? Apa Wak Salma tahu?"

Wak Salma pun kebingungan saat di tanya hal itu. Mana lah ia tahu siapa yang telah melakukan semua itu.

"Ya sudah. Kembali lah kau ke dalam gua itu lagi."

"Tapi, aku sudah mengumpulkan semua nya. Harus nya aku sudah bisa pulang."

"Tidak sebelum kau menemukan seseorang yang bisa membangunkan mu sebuah rumah."

Munah menelan liur nya dengan susah payah. Apa yang di maksud oleh Wak Salma adalah pria yang tadi malam mencari nya.

Trus apa mereka akan memperkosa Munah secara bergantian. Ah membayangkan nya saja Munah tidak sanggup.

Rasa nya ia ingin menangis saja di dalam gua itu. Ia tidak ingin lagi tinggal disana.

Munah pun kembali masuk kedalam gua dan membawa semua makanan yang ada. Tidak lupa ia menggendong kelinci putih itu.

Saat ini, hanya kelinci itu yang bisa menjadi teman nya. Ia tidak memiliki siapapun lagi disana kecuali si kelinci putih.

Mereka makna bersama. Sesekali Munah menyuap kelinci itu sambil tertawa. Mereka senang sekali bisa berdua seperti sekarang ini.

"Kelinci,, aku takut sekali. Aku tidak mau di perkosa oleh dua laki-laki itu."

"Lalu, kau mau nya gimana?" Tanya kelinci putih berbicara.

"Kau, kau bisa bicara? Apa aku sedang bermimpi?"

"Tidak. Aku memang bisa bicara. Akan tetapi, hanya pada mu. Apa yang membuat mu begitu gusar?"

"Aku sangat takut jika para pria itu datang lagi dan mengganggu ku. Aku sangat takut. Aku tidak mau di perko-sa oleh mereka."

"Kamu tenang saja. Aku akan menolong mu."

"Benarkah?"

"Iya Munah. Kau telah menolong ku. Maka selama nya, aku akan menjadi penolong mu.

" Waah,,, terima kasih kelinci putih."

Munah langsung memeluk dan mencium kelinci itu dengan gemas. Lalu tiba-tiba kelinci itu malah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan.

Munah begitu terkejut saat melihat perubahan itu.

"Kau, kau manusia?"

"Munah,"

"Aku sudah memeluk dan mencium mu. Tapi, itu, kau adalah kelinci tadi. Tidak mungkin. Tidak mungkin kelinci bisa berubah menjadi manusia."

Mawar langsung pingsan begitu saja saat tahu jika binatang yang selama ini ia peluk, bisa berubah menjadi manusia.

"Munah, bangun Munah."

Munah tidak juga sadarkan diri. Pria tampan itu langsung menggendong Munah dan menempatkan nya di tempat yang aman.

Ia lihat di luar aman, ia pun membawa semua kayu-kayu itu dan di buatkan tempat berteduh untuk Munah.

Pada malam hari nya, kedua pria itu kembali datang. Mereka lagi-lagi tidak menemukan Munah. Mereka kesal dan marah sekali karena telah di tipu oleh Salma.

Tidak perlu menunggu waktu, mereka pun langsung pergi dari sana. Tujuan mereka adalah kediaman Salma.

"Hey Salma, apa kau berbohong pada kami?"

"Apa maksud nya berbohong? Aku tidak pernah berbohong."

"Sudah dua kali kami datang ke gua itu. Akan tetapi, tidak kami temukan Janda cantik yang kau katakan."

"Tidak mungkin. Aku bahkan melihat nya ada di sana tadi siang."

"Apa kau menyalahkan kami? Kalau begitu, kami minta yang lain saja. Apa tidak ada lagi Janda yang baru tiba?"

"Belum ada. Desa kami sedang merencanakan nya. Sabar lah dulu."

"Tidak bisa Salma. Kekuatan kami semakin melemah. Kau mau kami ma-ti? Lalu, siapa yang akan menjaga kalian di pulau ini jika tidak ada kami."

"Ya sudah, aku carikan saja gadis muda. Tunggulah di sini. Aku akan membawa nya."

Salma langsung pergi ke rumah salah satu warga yang anak gadis nya akan dijadikan pengganti Munah.

Meski berat hati, sang ibu harus rela anak nya di bawa. Jika tidak, mereka akan dijadikan santapan binatang buas yang ada di hutan belantara.

Tidak ada cara lain. Semua harus menuruti perintah Salma jika masih ingin tinggal dengan damai di desa Janda.

Mereka-mereka yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Dan juga, tidak memahami apapun yang sedang terjadi di sekitar mereka.

Yang penting bagi para janda, bisa makan dan tidur di malam hari saja sudah merupakan hal yang begitu mereka inginkan.

Semakin bagus rumah, semakin bagus pula tingkatan sosial mereka. Biasa nya, hal itu karena anak-anak mereka yang bisa membuat para manusia berpakaian maling senang.

Setiap anak gadis yang di bawa, keesokan hari nya ia pasti akan mendapatkan hadiah yang banyak.

Entah itu hewan ternak, buah-buahan hutan dan makanan lainnya yang di hasilkan dari berburu.

Jika sudah seperti itu, keluarga sang gadis akan mendapatkan kehormatan. Mereka akan di hargai. Adapun makanan itu, bisa di jadikan makanan untuk diletakkan di kuburan Ayah mereka.

Hal itu sudah terjadi bertahun-tahun selama Salma ada di sana. Salma sudah adalah Janda pertama yang tiba di pulau itu.

Ia sendiri, tanpa teman dan saudara. Hingga ia bertemu dengan kawanan pria yang saat itu mengoyak harga diri nya.

Sejak saat itu lah semua dimulai. Mereka semakin hari semakin menyukai apa yang ada pada diri Salma.

Salma menjadi mainan mereka hingga Janda-Janda yang lain tiba di pulau itu untuk menggantikan nya.

Tidak semua Janda menginginkan hal yang sama. Ada juga yang ma-ti dan dijadikan umpan untuk binatang buas. Hal itu lah yang terjadi, jika mereka membantah apa yang diinginkan oleh Pria misterius di pulau Janda.