NovelToon NovelToon
Kau Adalah

Kau Adalah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: TaurusWoman

Sebenernya cerita kesekian yang memang saya baru buat. Tapi untuk disini, cerita ini jadi cerita pertama yang saya rilis disini...

SO PLEASEEEE TINGGALIN JEJAK KALIAN YAA READERS. PLEASE TINGGALIN LIKE DAN COMMENT KALIAN DI CERITAKU INI...
BIAR DAPET INTI CERITA DAN ENDING CERITA YANG EPIK BANGET AKHIRNYAA...


ThankYou...

..........

Emril yang sempat berkuliah di London kembali pulang ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di Kampus yang sama dengan kedua saudara laki-lakinya.

Di kampus barunya, selain ada kedua saudara laki-lakinya Emril juga bertemu kembali dengan sahabat semasa kecilnya, beberapa teman lamanya, teman nongkrongnya, teman olahraganya dan mantannya.

Tapi ternyata bukan hanya mereka yang membuat Emril betah kuliah di Jakarta dibanding di London. Ada satu orang diantara mereka yang selalu menarik perhatian Emril, bahkan Emril sering menolak apa yang dirasakannya, tapi Emril tidak bisa menghindar untuk selalu memikirkannya, mencarinya dan berbincang dengannya.

Dia Tami

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TaurusWoman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Futsal

Emril Pov

Hari ini gue dan beberapa temen dikampus gue termasuk kak Algha dan Delan ada jadwal tanding futsal. Dan kita semua udah kumpul di salah satu gedung olahraga yang ada di kampus. Kampus ini memang punya beberapa gedung olahraga, karena setiap jenis olahraga yang ada disini pasti punya masing-masing gedung olahraganya.

Kita semuapun lagi siap-siap, ada yang baru ganti baju, ada yang lagi pake sepatu, dan banyaknya pada lakuin pemanasan termasuk gue, Kak Algha, Delan, Altar, Rizar dan Virzi.

"Cewek-cewek kalian kompak banget sih, duduk bareng, nonton bareng, bikin kalian semangat banget kayanya ya..." ucap gue sambil merhatiin cewek-cewek itu yang dari tadi melambaikan tangan terus ke arah lapangan.

"Makannya lo punya pacar biar disemangatin..." ucap kak Algha.

"Gak perlu pacar juga udah ada tuh yang selalu support gue..." ucap gue sambil liat ke arah Yesa.

"Ah digantung mulu sama lo..." bales Delan yang tau orang yang gue maksud. Dan gue cuma lempar senyum sambil terus pemanasan tanpa menoleh ke arah mereka.

"Tau nih, kenapa nggak lo jadiin pacar aja sih tuh cewek..." ucap Bara yang tiba-tiba rangkul pundak gue.

"Wah berat bro...gue sama dia kan sahabatan...

Jadi ya nggak akan lebih dari itulah..."

"Klasik lo Em...

Mana ada cewek sama cowok sahabatan pyur sahabatan..." sahut kak Algha.

"Eh kak, lo sama Delan juga tau ya hubungan gue sama Yesa dari jaman orok kaya gimana...

Kan kita dari dulu sama Yesa sama Maliya juga udah sahabatan, bahkan udah kaya keluarga. Ya kali gue pacarin keluarga gue sendiri..." jelas gue sambil terus pemanasan. Kak Algha hanya menatap gue sambil tersenyum.

"Atau lo masih nunggu Shara ya Em. Jangan-jangan lo balik sini gara-gara Shara lagi..." ucap Altar.

"Wei nggak dooongg. Sekali tutup buku ya tutup buku, gue nggak akan mengulang cerita itu lagi...." ucap gue santai.

"Gileee mantap banget pernyataan lo. Awas kemakan omongan sendiri. Nanti ketemu Shara malah jadi penasaran buka bukunya lagi..." ucap Altar.

"Eiiittss tenang, gue kemaren udah ketemu ko sama dia. Tapi nggak ada getaran apapun di hati gue. So i am closed..." ucap gue sambil menunjukkan ekspresi se cool mungkin.

"iya bener gue saksinya. Pas mereka ketemu, gue ada disamping Emril ko, yaaa cuek aja gitu dua-duanya...." ucap Rizar.

Saat kita lagi asik membahas tentang gue. Kedenger Virzi menyapa Ariq.

"Riq riq...

Tuh Tami baru dateng sama temen-temennya..." ucap Virzi ke arah Ariq yang baru selesei ganti baju dan pakai sepatu.

Tapi nggak cuma Ariq aja yang menoleh ke arah Tami, kita semua yang lagi pemanasan juga menoleh kearah Tami dan teman-temannya yang baru aja dateng. Kita tapi terutama gue merhatiin mereka yang langsung naik ke podium penonton dan ikut bergabung duduk dengan yang lainnya.

"Satu cewek itu unik loh, misterius, bikin penasaran...

Tapi kalau kita udah interaksi sama dia, bercanda dan ngobrol sama dia, dia itu lebih nyenengin dari yang kita kira. Mau ngobrol apapun sama dia ya nyambung terus..." ucap Bara. Yang disambut persetujuan juga sama yang lain.

"Sayangnyaa, Ariq nggak bisa jaga kepercayaan Tami dengan baik...

Makannya bro...jangan pernah bohongin cewek ya, cewek itu kaya cenayang broo...

Bukan lagi soal mulutnya yang rame, matanya juga banyak guys...." ucap Altar yang membuat kita semua tertawa.

Sekilas gue lirik ke arah Ariq yang cuma senyum bias dan lirikan gue beralih ke posisi Tami dan teman-temannya yang ikut gabung duduk dengan Maliya, Yesa, Ersya, Maura, Haifa, Tsabina dan lainnya. Disaat itu juga tatapan kita ketemu.

Gue tuh kalau udah liat Tami pasti mata gue langsung berenti deh di sosoknya. Mata gue tuh kaya kekunci setiap gue ngeliat dia.

"Yuk yuk yuk siap-siap masuk lapangan...

Semangat..semangat...semangat....

ayuk broo...." ucap Altar sambil memberikan aba-aba dan terakhir menepuk pundak gue karena gue keasikan ngeliatin Tami. Sebelum gue mengikuti langkah Altar masuk ke lapangan, spontan gue ngelempar senyum ke Tami dan gue liat dengan jelas Tami ngebales senyuman gue bahkan gue liat tangannya sedikit terangkat memberikan semangat ke gue.

Sambil masuk lapangan, gue dan temen-temen gue dapet semangat dari para wanita yang bersorak semangat ke arah kita. Dan saat itu gue liat Tami masih senyum dan natap ke arah gue. Bahkan beberapa kali Tami juga ikut bersorak semangat.

"Wei Riq, Tami lagi baik-baik aja tuh..." ucap Altar ke Ariq yang berdiri disamping gue.

Ariq tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Tami dan Tami pun langsung membalas lambaian tangan Ariq, lalu semua yang duduk disitu termasuk temen-temennya Tami menyadari kejadian itu dan mereka semua jadi menyoraki dengan ledekan dan candaan ke arah Ariq dan Tami. Dan hal itu malah membuat mata gue beralih, bahkan senyuman gue jadi menghilang begitu aja.

Semangat gue yang awalnya full jadi menurun. Baru tadi gue liat dia senyum dan ngasih semangat ke gue. Eh sekarang gue liat dia juga nyemangatin Ariq. Gue rasa mood gue nggak baik-baik aja nih jadinya.

"Bro...ayok..." sahut Bara sambil menepuk pundak gue untuk segera menempati posisi bermain.

.....

Selang 90 menit kita main, akhirnya pertandingan futsal selesai. Tim gue dan kawan-kawan menang dapet skor 5-4. Setelah selesai, para wanita itu pun turun dan nyamperin pacarnya masing-masing.

"Emril...

Cewek lo lapar nih katanya..." ucap Tsabina yang jalan beriringan sama Yesa.

"Apaan sih Tsabii...

Kenapa Yesa sayaaang?" Tanya gue ke Yesa pas Yesa nyamperin gue dan bertepatan dengan Tami lewat, tapi Tami sama sekali nggak liat ke arah gue.

"Laper nih, abis ini makan ya..." ucap Yesa sambil merangkul pinggang gue.

"Iyaaa nanti kita makan..." ucap gue sambil mengusap keringet gue pake handuk.

Sekilas gue liat ke arah lain, dimana itu ada Ariq lagi minum dan disampingnya ada Tami lagi duduk sambil ngobrol-ngobrol sama Ersya, Altar, Haifa, Rizar dan Virzi.

"Brooo...

Kemana bro abis ini?" Tanya Bara menghampiri gue, Yesa dan Maliya.

"Mau makan nih sama Yesa sama Maliya, ikut yuk..." ajak gue sekilas sambil meminun air putih.

"Yuk boleh, ntar deh gue ajak mereka juga..." ucap Bara sambil jalan ke arah Altar yang lagi kumpul disebalah kanan gue dengan jarak 5 meter lah dari posisi gue berdiri.

"Kita mau makan dimana?" Tanya Maliya.

"Tempat biasa aja deh, gue pengen makan ramen..." ucap Yesa.

"Oke setuju...

Kak Algha, Delan mau ikut makan?" Tanya gue ke arah mereka.

"Gue abis ini mau langsung anter Maura cari buku buat praktikum besok, jadi gue makannya ntar sekalian sama dia..." jawab kak Algha.

"Ikut gak yank?" Tanya Delan pada Tsabina.

"Boleh deh, laper juga nih...." ucap Tsabina yang dikuti anggukan Delan.

Dan bersamaan Bara juga dateng dengan kumpulan Altar, Ersya, Ariq, Tami dan Virzi.

"Yuk bro kita makan, kalau Haifa dan Rizar katanya nanti nyusul aja..." ucap Bara, gue yang mendapat tepukan pundak dari Bara, hanya mengangguk tanpa menoleh.

Setelah semua selesai bersih-bersih, gue dan yang lain pun jalan ke tempat makan yang nggak terlalu jauh jaraknya dari kampus.

.....

Posisi duduk gue pas banget berhadapan sama Tami tapi disebelah kanannya Tami ada Ariq. Sedangkan gue sebelahan sama Bara dan Virzi. Kitapun ngobrol-ngobrol sama Ariq, Altar dan Ersya yang duduknya nggak berjauhan. Tami juga ikut ngobrol kok sambil sibuk ambil beberapa gambar foto.

Selama kita makan hadap-hadapan dan ngobrol. Gue sering banget liat kearah Tami, sedangkan Tami sama sekali nggak pernah liat ke arah gue. Dia asik  banget berinteraksi sama Ariq dan yang lainnya. Gue nggak tau kenapa sama dia. Tapi gue rasa kita jadi asing karena kita lagi ada diantara mereka semua.

1
Durahman Kedu
bagus ceritanya
TaurusWoman
alur cerit yang relate dengan berbagai pengalaman orang-orang. menyukai seseorang tapi terkadang menolak apa yang dirasakan karena ada hal yg harus dijaga.
Foquita Retrasada
Setiap membaca ceritanya, aku terbawa suasana, semoga thor bisa terus bikin cerita seru!
Decapitator
Endingnya nggak disangka-sangka
Muriel
Cerita yang bikin saya gak bisa lepas sampai selesai, sampai dapet ending yang bikin saya senyum-senyum sendiri. 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!