NovelToon NovelToon
Legenda Pedang (Mata Dewa)

Legenda Pedang (Mata Dewa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:27.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Ketika kelahirannya membawa petaka.
Ketika dirinya harus kehilangan kedua orang tuanya.
Ketika dirinya harus tinggal di kekaisaran Zhang untuk menutupi identitasnya.

Malam itu, puluhan orang datang menyergap rumahnya. Pertarungan pecah antara ayah dan ibu Lin Hao dengan orang-orang itu. Demi melindungi Lin Hao kecil, mereka rela sampai mengorbankan nyawa.

Lin Hao kecil memilih untuk melarikan diri. Naas dirinya tetap tertangkap. Namun siapa sangka, perkataan salah seorang dari orang yang menangkapnya itu membuat emosi Lin Hao tak terkontrol. Mata Dewanya bereaksi. Guncangan hebat tercipta. Orang-orang yang menangkapnya itu langsung kehilangan nyawa. Saat ini pedang pemberian ibunya juga menimbulkan reaksi dan memanggil sosok makhluk abadi.

Lantas apa yang terjadi dengan Lin Hao? Mampukah dia membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya?
Nantikan kisahnya di Legenda Pedang (Mata Dewa)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 6 ~ Sekte Teratai Awan

Seorang kakek tua datang buru-buru setelah mendengar sebuah teriakan dari gadis kecil.

“Ada apa, Nona Shi?”

Gadis kecil yang dipanggil nona Shi itu segera berlindung dibelakang kakeknya. Wajahnya sangat malu. Kakek tua itu langsung mengerti, dia kemudian bergegas berjalan menuju kamar yang dia yakini adalah asal muasal gadis kecil itu berteriak.

Sejenak, wajahnya berubah teduh kala mendapati sosok Lin Hao duduk di atas ranjang sembari menatap ke arahnya. Ada rasa lega sekaligus terharu dihatinya kala mengetahui pemuda yang dia rawat selama tiga tahun itu, yang kebanyakan orang telah menganggapnya mati hari ini duduk dengan keadaan sehat.

“Nak, kau sudah sadar?” Dia mendekat dengan gadis kecil mengikuti di belakang.

Pada saat ini, seorang remaja laki-laki tiba-tiba saja masuk dan langsung melontarkan pertanyaan, “Kakek, apa yang terjadi?”

Sontak kehadirannya membuat semua mata langsung terpusat padanya. Dia adalah Jiu Ruo, pemuda dengan pakaian lusuh yang merupakan cucu dari Jiu Tang. Tampilannya yang begitu menyedihkan itu sangat berbanding terbalik dengan gadis cantik tersebut.

Lin Hao melihat kedatangan tiga orang itu dengan perasaan hangat. Dia tahu kalau selama ini ketiganya yang telah merawat tubuhnya. Dia hendak berterima kasih, namun dia harus berpura-pura seolah bingung dengan semua yang terjadi. Sebab tak ingin mengundang kecurigaan dari dua orang ini.

“Kalian bertiga siapa? Ini dimana?”

Kakek tua memasang senyum hangat. “Aku adalah Jiu Tang. Dan ini cucuku, Jiu Ruo. Sementara untuk nona cantik ini adalah Shi Lin, cucu dari patriark sekte Teratai Awan. Tiga tahun lalu kami menemukanmu di hutan…”

Jiu Tang kemudian menceritakan kisah tiga tahun lalu. Saat dirinya dan Jiu Ruo melakukan perjalanan untuk mencari bahan obat, saat itulah mereka menemukan tubuh Lin Hao terbaring tak sadarkan diri. Karena merasakan adanya tanda-tanda kehidupan darinya, Jiu Tang segera membawa pulang ke Sekte Teratai Awan, tepat di kediamannya. Jiu Tang yang sedikit mengerti tentang medis sempat memeriksa kondisi Lin Hao. Dari situlah Jiu Tang mengetahui kalau pemuda itu sebenarnya tidak mati, melainkan jiwanya tengah berkelana ke dimensi lain, meninggalkan raganya. Terbukti dengan kondisi tubuh anak itu yang masih segar dengan aliran darah yang mengalir lancar.

Jiu Tang dan cucunya yang bergantian merawat tubuh tanpa jiwa itu. Keduanya cukup kaget saat melihat tubuh Lin Hao semakin bagus dan terbentuk sempurna. Bahkan diusianya yang sepuluh tahun, lelaki itu telah memiliki otot perut dan dada. Sementara untuk Shi Lin sendiri baru mulai berkunjung setelah mengetahui kalau pemuda yang ditolong oleh kakek–cucu itu ternyata sangatlah tampan.

Lin Hao merasa terharu dan sangat berterima kasih kepada kakek Jiu dan Jiu Ruo. Dia tidak menyangka takdir yang justru ia salahkan atas kematian kedua orang tuanya, justru takdir tersebutlah yang mempertemukan dirinya dengan orang-orang baik.

Pemuda itu bangkit, lalu membungkukkan badan, memberi penghormatan penuh kepada orang yang telah menolongnya itu.

“Terima kasih kakek Jiu, telah merawat ku selama ini. Aku berjanji akan membalas semua kebaikan kakek dan Saudara Ruo” Lin Hao bangkit dan melihat wajah tua kakek itu. Lelaki itu bisa melihat ketulusan dari kedua matanya.

“Nak, sesama manusia kita harus saling menolong. Inilah sifat umum dari manusia sebagai makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Kau tidak perlu membalasnya karena kami melakukannya bukan untuk mendapat balasan, melainkan karena tulus ingin membantumu!”

Mendengar perkataan itu, Lin Hao merasa tersentuh. Kakek tua di hadapannya ini sangat bijak dan berhati mulia, hanya sedikit sekali orang memiliki sifat ini. Lin Hao berjanji akan membalas semua kebaikan kedua orang ini, bahkan dengan nyawanya.

Mereka terlibat perbincangan beberapa saat, Lin Hao juga telah memperkenalkan diri dan menceritakan kejadian yang menimpanya tiga tahun lalu dengan menyembunyikan dimensi bawah sadarnya.

Jiu Tang memilih untuk tinggal sebentar sebab hendak mencari bahan obat-obatan untuk diserahkan kepada sekte Teratai Awan. Ini yang dilakukannya dan cucunya agar mereka tetap bertahan hidup dan mendapatkan pasokan makanan.

“Eh, kakek Jiu, aku juga akan pergi. Ayah memanggilku tadi!” pamit Shi Lin dengan sopan. Gadis itu kemudian beranjak pergi dari sana.

“Kakek Jiu, aku juga akan ikut bersama kalian.”

Lin Hao sendiri juga memilih untuk ikut. Dia ingin melihat pemandangan sekte sekaligus dunia luar.

“Baiklah, ayo, Saudara. Akan aku tunjukkan berbagai macam tanaman obat serta khasiatnya kepadamu!” ajak Jiu Ruo dengan senang hati.

Saat dalam perjalanan, Lin Hao mendapati tatapan orang-orang sekte begitu buruk pada kakek Jiu Tang serta Jiu Ruo. Mereka seperti melihat sampah yang sangat menjijikan.

“Hmm, sepertinya Kakek Jiu dan Jiu Ruo begitu dipandang rendah oleh orang-orang sekte. Aku pikir sekte Teratai Awan ini adalah sekte besar dengan banyak orang baik di dalamnya.” Lin Hao bergumam dalam hati. Dia berjanji akan mengubah pandangan orang-orang itu terhadap kakek Jiu. Apapun caranya.

Sesampainya mereka di hutan, mereka langsung mencari tanaman roh untuk dijadikan bahan obat. Mereka berpencar, Jiu Tang seorang diri sementara Jiu Ruo pergi bersama dengan Lin Hao.

Pada saat ini, Lin Hao sempat berbincang dengan Lou Dou. Lelaki itu bertanya akan apa yang telah terjadi dengan matanya. Mengapa dirinya tidak menjadi pusat perhatian dengan pupil mata emasnya?

Lou Dou menjelaskan bahwa saat ini dia menyegel mata dewanya, sehingga pupil mata emas itu kini telah berganti menjadi cokelat. Ini akan berguna bagi Lin Hao ketika bersama dengan orang lain. Akan tetapi, pupil mata Lin Hao akan kembali menjadi emas saat lelaki itu berada dalam situasi tertentu.

“Saudara Hao, mari lihat ini. Kita menemukan tanaman roh usia seratus tahun!”

Lin Hao segera mendekat. Tampak sebuah bunga dengan kelopak memancarkan vitalitas energi api yang menyala.

“Ini adalah Kelopak Api Merah. Tumbuhan ini sangat berguna untuk meningkatkan vitalitas Qi seorang kultivator dengan akar roh elemen api,” jelas Jiu Ruo.

Lin Hao cukup salut dengan pengetahuan Jiu Ruo yang begitu luas terhadap tanaman roh serta manfaatnya.

Terkait dengan akar roh elemen sendiri merupakan bawaan dari lahir. Umumnya seseorang akan mengikuti akar roh elemen yang dimiliki satu dari dua orang tuanya sebagai bawaan. Namun dalam kondisi tertentu, seseorang akan mendapatkan lebih dari satu akar roh elemen sekaligus dalam tubuhnya. Dengan adanya akar roh elemen ini, mereka bisa mengubah vitalitas Qi menjadi unsur elemen yang sesuai dengan akar roh elemen mereka. Contohnya kultivator yang memiliki akar roh elemen api, bisa mengubah vitalitas Qi menjadi unsur elemen api yang kemudian berguna untuk menyerang.

Jiu Ruo memetik Kelopak Api Merah, lalu beralih mencari tanaman roh lain. Namun tiba-tiba saja mereka didatangi oleh para pemuda nakal, berusia dua belas sampai lima belas tahunan.

“Hei Pelayan. Cepat serahkan kelopak Api Merah itu. Tanaman itu milikku!” ucap seseorang yang lebih tua dari mereka.

Lin Hao mencoba mengukur kultivasi mereka. Paling tinggi berada di ranah Petarung tahap 2. Sementara yang lainnya paling rendah berada di ranah Pembentukan Qi tahap Menengah.

“Aku yang lebih dulu mendapatkannya. Lagipula, jika kalian mau, mengapa tidak mencari saja?” balas Jiu Ruo.

Orang-orang ini sendiri merupakan bagian dari sekte Teratai Awan. Entah apakah mereka memang hanya sekedar lewat dan melihat keduanya memetik kelopak Api Merah, atau justru lima orang ini memang membuntuti mereka dari tadi.

“Boss, anak ini sudah berani sekarang. Tinjuku jadi gatal dan tidak sabar untuk menyentuh mukanya.”

“Baiklah, kuberi kau kesempatan untuk menjadi yang pertama menyerang!” ucap Kun Lun yang merupakan pemuda dengan kultivasi tertinggi.

“Dengan senang hati!” Pemuda itu maju dengan kepalan tinju telah dia siapkan dengan energi Qi.

Bukk…

Jiu Ruo terdorong mundur lima langkah dalam keadaan berlutut. Memang sempat lelaki itu mencoba menepis tinju tersebut, sayangnya energinya kalah telak. Dirinya belum bisa memahami dan menggunakan energi Qi.

Pemuda tersebut menatap tinjunya dengan bangga setelah berhasil membuat Jiu Ruo merasakan sakit di area perutnya. Dia kembali mengaliri energi Qi untuk meninju Lin Hao. Akan tetapi, belum juga dia maju, terlebih dahulu tinju telak menghantam batang hidungnya. Nyaris patah, darah keluar dengan deras dari sana.

Lin Hao melanjutkan dengan tendangan yang membuat pemuda itu terlempar, tergeletak tepat di hadapan Kun Lun.

1
Sofandsyah
Up..up...yg banyak thoor
Sarip Hidayat
waaah
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantull Thor
BaronMhk
semangat lin hao
Maz Tama
menarik alur cerita nya
Jimmy Avolution
up...up...up...
Jimmy Avolution
gaspol thor
Jimmy Avolution
gaskeun
Jimmy Avolution
lanjut
Jumadi 0707
kog pengangkatan murid lin haou gk dibahas tau tau diksh baju gk ada pengenalan gurunya siapa
Huang Albern
good
Sarip Hidayat
waah ujian yg sangat hebat
Jumadi 0707
enak jg mulainya Thor lanjuut
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantulll boskuu
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!