PARTNER

...~•Happy Reading•~...

Pihak yang mengklaim tidak siap dengan permintaan Andreas. Perlahan dia mengeluarkan poster dari dalam map, lalu berikan kepada Andreas.

"Saya minta desain per'item." Andreas berkata serius, saat pihak yang mengklaim berikan lembaran poster menu ke tangannya. Sekali pandang, Andreas sudah tahu yang diberikan bukan asli.

"Oh, saya salah ambil. Ini yang saya maksudkan." Pihak yang mengklaim berikan lagi kepada Andreas, ragu-ragu. Setelah berada di tangannya, Andreas melihat satu persatu dengan teliti.

^^^Pak Bernad terkejut melihat desain gambar menu yang diberikan kepada Andreas. Desainnya sama persis dengan milik mereka, yang berbeda hanya pada nama restoran. Desain mereka tertulis Rang'kaya Restaurant.^^^

Andreas jadi geram dan marah setelah memeriksa lembaran desain menu di tangannya. 'Pencuri ini benar-benar tidak kreatif dan jahat. Bukan saja mengambil menunya, tapi juga desain gambar menu yang kami persiapkan. Kalian akan rasakan akibatnya.' Andreas berkata dalam hati.

Andreas langsung mengambil gambar tersebut dengan kamera ponselnya. "Pak, tolong simpan ini dengan yang punya kami untuk diteliti dan juga sebagai bukti. Siapa sebenarnya yang punya menu-menu ini." Andreas berikan kepada petugas dari Direktorat.

"Sekarang kita ke Rang'kaya Restaurant untuk melihat jenis menunya secara real. Agar kita bisa membandingan rasa dan melihat cara penyajiannya." Andreas berkata tegas.

"Kalau begitu, kami harus telpon ke restoran, agar koki bisa siapkan menunya." Pihak yang klaim terkejut mendengar permintaan Andreas.

"Mengapa perlu persiapan? Bukankah menu ini sudah dijual oleh restoran anda?" Andreas bertanya serius dan dingin kepada pihak yang mengklaim. Dia menatap mereka dengan tajam dan tidak bergeming.

"Tapi kami perlu minta ijin pemilik untuk hal ini." Pihak mengklaim ngotot, untuk beritahukan terlebih dulu.

"Silahkan. Sekalian pemiliknya diminta datang ke restoran." Andreas berkata serius sambil mempersilahkan dengan membuka sebelah tangannya ke arah pihak lawan bicara.

^^^Pihak yang mengklaim jadi serba salah mendengar ucapan Andreas. Dia minta ijin kepada petugas untuk menelpon. Setelah disetujui, dia segera keluar ruangan untuk telpon dan berkoordinasi dengan pemilik. Agar tidak terjadi kesalahan atau disalahkan.^^^

"Pak Bernad tidak menghubungi koki anda? Supaya sekalian kami bisa membandingkan menu ini di Rang'kaya Restaurant." Petugas berkata kepada Pak Bernad, agar mereka bisa membuktikan sekaligus. Tanpa perlu berpindah tempat.

"Akan kami siapkan bersamaan di Rang'kaya Restaurant." Andreas yang menjawab sebelum Papahnya mengatakan sesuatu.

^^^Pak Bernad mengangguk mengiyakan, sebab mulai mengerti maksud Andreas untuk mengetahui penampilan dan rasa menu yang dijual oleh pihak lawan. Beliau juga tahu mereka tidak perlu koki, sebab dari pihak mereka, Andreas sendiri yang akan menyiapkan menunya.^^^

^^^Pihak yang mengklaim tidak bisa mengelak. Mereka terpaksa mengijinkan semua pihak ke Rang'kaya Restaurant untuk menyajikan menu yang diklaim bahwa itu adalah milik mereka.^^^

Beberapa saat kemudian, mereka semua tiba di Rang'kaya Restoran yang berada di salah satu Mall yang baru dibuka.

^^^Kalingga Restaurant tidak berada di Mall baru tersebut, sebab Pak Bernad dan Andreas sudah sepakati tidak membuka cabang baru.^^^

^^^Karena belum tiba waktu untuk buka restoran, pihak mengklaim langsung bisa menyajikan menu mereka sebab sudah berbicara koki. Sedangkan pemilik restoran tidak bisa hadir, karena tidak ada di tempat. Mereka hanya diwakili oleh kuasa hukum untuk berjaga-jaga, jika terjadi sesuatu.^^^

Sebelum menu disajikan, Andreas mendekati Pak Bernad. "Papah, gak usah cicipi. Biarkan Andre saja. Tapi Papah ambil sedikit buat sample. Kita bisa menguji di restoran kita." Andreas berbisik kepada Pak Bernad.

"Papah mengerti. Nanti Papah minta wadah dari mereka untuk kita bawah." Pak Bernad segera mendekati waiters untuk minta plastik kecil tempat untuk sambal. Agar bisa dijadikan wadah yang aman untuk bawa sample menu dari Rang'kaya Restaurant.

Beberapa saat kemudian, kelima menu disajikan di atas meja bersama piring dan sendok kecil untuk yang mau cicipi. "Saya tidak mencicipi. Tapi saya akan membawa ini, sebagai pembanding di tempat kami." Pak Bernad mendekati Andreas lalu mengambil sedikit dari setiap menu yang dicicipi oleh Andreas.

^^^Setiap kantong ditulis dengan angka dan huruf sebagai kode. Agar mereka bisa ketahui, menu mana yang ada dalam kantong tersebut.^^^

Tiba giliran pihak Kalingga Restaurant untuk menyajikan menu mereka, Andreas berdiri mengambil semua perlengkapan yang sudah dibawa oleh salah seorang waiters dari restoran terdekat dengan tempat tersebut

Andreas memakai celemek bertuliskan Kalingga Restaurant lalu menuju dapur bersama Pak Bernad yang juga sudah memakai celemek untuk membantu Andreas di dapur.

Setelah selesai disiapkan, Andreas dan Pak Bernad menyajikan kepada petugas Direktorat untuk dicicipi. Begitu juga dengan pihak lawan, dipersilahkan mencicipi. Sedangkan pengacara Danny terus membuat video kegiatan tersebut dengan kamera ponselnya.

"Ini sangat sulit dibedakan. Rasanya sama persis." Pihak petugas berkata setelah mencicipi kelima menu yang disediakan oleh kedua pihak.

^^^Pak Bernad terkejut mendengar yang dikatakan petugas. Beliau heran Andreas yang sudah cicipi, membuat rasa yang sama.^^^

"Bukan rasa saja yang sama, Pak. Desain dan nama menu juga sama. Tapi kita harus putuskan pemilik aslinya. Dan itu milik kami." Andreas berkata serius.

"Apa maksud anda? Itu milik kami dan sudah dijual. Sedangkan kalian belum pasarkan." Pihak yang mengklaim jadi emosi mendengar ucapan Andreas.

"Sudah saya katakan, pemiliknya tidak bisa diputuskan berdasarkan waktu jual, tapi berdasarkan produknya." Andreas berkata serius.

"Saya akan membantu bapak-bapak untuk memutuskan pemilik yang sebenarnya." Andreas melepaskan celemek, begitu juga dengan Pak Bernad. Sebab sudah selesai tugas mereka untuk menyajikan menu.

"Pak, saya minta desain produk dua pihak yang tadi saya titipkan." Andreas mengulurkan tangan kepada petugas.

"Coba bapak perhatikan baik-baik dari dua desain ini. Ada perbedaannya?" Tanya Andreas sambil menunjuk gambar desain produk.

"Ada. Pada nama restoran." Petugas menunjuk nama restoran.

"Baik. Coba bapak ambil ini, lalu lihat ini, di sini. Apa terlihat sesuatu?" Andreas memberikan sebuah benda kecil bulat berwarna hitam ke tangan petugas lalu menunjuk ke lembaran desain milik lawan.

"Apa yang bapak lihat?" Tanya Andreas tenang dan serius.

"Ada tulisan dengan tinta gold." Jawab petugas.

"Tolong baca, Pak." Pinta Andreas.

"AY Kalingga." Ucapan petugas membuat pihak yang mengklaim terbelalak.

"Coba lihat lagi di lembaran kami. Apakah sama dengan lembaran itu?"

"Iya, sama. AY Kalingga." Jawaban petugas membuat Pak Bernad menepuk pelan punggung putranya dengan sayang dan bangga. Beliau sudah mengerti maksudnya. Mereka tidak perlu bertarung di pengadilan, jika tidak perlu.

"Ini desain kami, Pak. Produk ini milik kami. Adik saya yang membuat tulisan itu. AY itu dari nama kami. A dari saya, Andreas dan Y dari Yulia, adik saya. Sedangkan Kalingga nama orang tua kami." Andreas menjelaskan, tenang.

Pihak lawan langsung mengambil kesepuluh lembar desain menu milik kedua pihak untuk memastikan. "Tapi ini tidak terlihat apa pun." Teriak mereka marah.

"Itu adalah cara kami untuk mengamankan produk. Jadi anda tidak bisa lihat dengan mata telanjang. Kalau anda perlu, saya bisa pinjamkan alatnya." Andreas berkata tenang.

...~°°°~...

...~●○♡○●~...