NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Suasana di hotel hari ini benar-benar mencekam bagi Binar. Bagaimana tidak, hari ini hotel menjadi tempat para iblis berkumpul. Bahkan, pihak hotel seolah merayakannya.

Pada tanggal 13 setiap bulannya, sebuah ruangan yang telah dipesan khusus, akan menjadi tempat berkumpulnya para wanita haus harta dan para lelaki hidung belang berduit pas-pasan. Mereka akan berpesta di sana dan berakhir dengan malam panas. Ternyata, hal ini sudah berjalan selama 1 tahun berakhir. Hanya sebagian orang yang tahu tentang kegiatan setan ini.

“Kenapa hotel mengizinkan?” tanya Binar pada Intan.

“Hotel juga butuh uang, tak peduli kegiatan apa yang akan dilakukan, yang penting ada kas masuk. Sudah, tetap kerja saja di dapur untuk menyiapkan makan malam mereka, setelah itu langsung masuk kamar dan kunci pintu,” pesan Intan agar Binar tak banyak bertanya.

Hotel ini benar-benar menjadi neraka untuknya. Saat tugasnya di dapur sudah selesai, Binar segera kembali ke kamarnya. Sedikit penasaran, ia mengintip ruangan yang dipakai pesta, saat melewatinya.

Di dalam ruangan itu tampak seorang wanita yang ia hafal betul raut mukanya. Biani. “Kenapa aku sering melihatnya di sini. Apa dia kerja di sini juga?"

Tiba-tiba, ada seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

“Kenapa ngintip? Masuk saja. Ayo ikut bersenang-senang di sana. Coba saja dulu, nanti pasti akan ketagihan,” ujar seorang lelaki yang ternyata adalah Agus.

Binar menggelengkan kepalanya dan bersiap berlari, tapi Agus yang sepertinya sudah mulai mab*k, memeluk erat Binar dan mengajaknya masuk ke dalam.

“Ayo, Binar, kita bersenang-senang di sana, menghabiskan malam panas ini,” rayunya ngelantur.

Seketika Binar memukul perut atasannya itu dengan siku tangannya dan berlari menuju kamarnya.

Di dalam kamar, ia segera mengunci pintu sesuai saran Intan. Tak pikir panjang, ia bergegas mengemasi barang-barangnya, dan mandi juga berganti baju karena badannya sudah bau kompor. Sejujurnya, ia ingin segera pergi dari hotel malam ini juga.

Mendengar suara pintu seperti dibuka, Binar yang trauma jika tiba-tiba ada seorang yang masuk ke dalam kamarnya, bersiap membawa sapu untuk memukul.

“Eeehh, Binar!” seru Intan yang terkejut karena Binar seakan ingin memukulnya.

Seketika Binar melega karena Intan lah yang masuk. “Aku pikir siapa.”

Melihat tas teman sekamarnya terisi penuh di atas kasur, membuat Intan bertanya-tanya, apakah Binar sudah diterima di tempat barunya.

Menggeleng, Binar mengaku sudah tak minat tinggal di hotel lagi. Diterima atau tidaknya dia di kantor baru, ia akan segera pindah. Bahkan, kalau bisa malam ini juga.

“Mau ke mana malam-malam begini? Sudah tidur di sini dulu saja. Kalau mau pergi, besok pagi-pagi saja,” pesan Intan.

Merasa ucapan Intan ada benarnya, Binar mengikutinya. Ia lalu teringat sesuatu untuk ditanyakan pada temannya itu. “Apa kamu tahu siapa Biani itu? Aku sering melihatnya di sini. Apa dia karyawan di sini juga?”

Mengangguk, Intan tahu siapa wanita yang Binar tanyakan itu, yang ternyata adalah salah satu anggota tetap pesta, yang tergabung sejak 4 bulan lalu.

“Dia dan omnya sering tidur di sini sampai para hotelier sudah hafal,” jelas Intan membuat Binar seketika paham dan tak bertanya lagi.

Seperti biasa, Intan yang selalu pamit tidur lebih dulu, membuat Binar tak bisa memejamkan matanya yang masih ingin melek dan mengobrol. Ia lalu membuka email, berharap akan segera ada keputusan penerimaan di kantor barunya. Tapi sayang, hingga pukul 10 malam belum juga ada pesan masuk.

Hingga jam 11 malam, Binar kembali mengecek emailnya. Ada satu pesan masuk yang ia tunggu-tunggu. Buru-buru ia membukanya, berharap ada berita bagus di sana.

Selamat! Lamaran kerjamu diterima dan kamu bisa bergabung dengan PT Indosnack mulai esok hari. Diharapkan kedatangan Saudara tepat pukul 8 pagi dengan baju bebas rapi.

Membungkam mulutnya dengan kedua tangannya, Binar bahagia bukan main. Andai ia bisa berteriak, mungkin ia akan melakukannya sekarang. “Akhirnya aku pindah dari neraka jahanam ini!”

***

Pagi-pagi buta, Binar segera keluar dari hotel dan menitipkan surat pengunduran dirinya pada Intan, untuk disampaikan pada bagian personalia.

Ia langsung menuju kos dekat kantor yang waktu itu ia kunjungi. Saat itu, ia sudah pernah mengatakan pada penjaga kos kemungkinan akan sewaktu-waktu pindah ke sana. Kebetulan, masih ada 2 kamar kosong.

“Semoga hari ini masih tetap kosong kamarnya," gumamnya penuh harap.

Setelah tiba di sana dan mengetuk pintu rumah penjaga kos yang berdekatan dengan rumah kos, keluarlah wanita paruh baya yang kala itu menemuinya.

“Ibu, maaf saya datang pagi-pagi. Apakah kamarnya masih ada 1? Saya jadi pindah ke sini,” ujar Binar pada wanita bernama Bu Sasmi itu.

Dengan wajah dinginnya, Bu Sasmi mengantarkan Binar ke kamarnya di lantai 2. “Kenapa tidak saat jam sahur sekalian saja datangnya? Ini bukan pagi tapi subuh! Untung kamu segera pindah hari ini, mungkin kalau kamu datangnya besok sudah penuh semua, karena kamar 1 nya sudah terisi.”

Bersyukur lega, keberuntungan masih berpihak padanya, meski sifat ibu kosnya sedikit galak dan terdengar menyindir.

“Bersihkan sendiri ya, kasur dan lemari tinggal pakai. Sudah ada kipas angin, jadi jangan bawa AC, kalau mau nonton televisi ikut dengan anak-anak kos lainnya saja di bawah, jangan bawa televisi sendiri. Ngecharge apa pun juga jangan terlalu sering, nanti tagihan listriknya membengkak. Masak nasi juga di bawah, tidak boleh bawa rice cooker, sudah saya sediakan di sana. Kamar mandi hanya ada 1 di tiap lantai, jadi jangan mandi lama-lama. Oh iya, saya juga jual lauk pauk, kalau minat bisa pesan saja lewat pesan singkat, nanti ada yang akan mengantarkannya ke kamar,” jelas Bu Sasmi dingin tapi ramah seperti aura ibu kos pada umumnya.

Mengangguk paham, Binar izin meletakkan barang-barangnya di sana dan mulai membersihkan sebagian, karena ia harus sudah berangkat kerja.

15 menit selesai memasang seprei dan menyapu kamar berukuran 3 m x 3 m itu, ia berniat ke kamar mandi untuk membersihkan tangannya yang kotor.

Saat akan masuk ke kamar mandi, ia berpapasan dengan pria paruh baya yang baru saja keluar kamar mandi, sambil mengancingkan resleting celananya.

“Maaf, Pak, bukannya kos ini khusus putri?” tanya Binar tak enak hati.

Memandangi Binar dari atas sampai bawah hingga ke atas lagi, dengan ketus pria itu menyahutnya. “Saya yang punya!”

Entah trauma seperti apa yang Binar rasakan, meski pria itu tak berbuat apa-apa padanya, tapi hanya melihat paras pria tersebut saja Binar sudah berpikiran macam-macam.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!