Istri Kontrak Brondong Kaya

RADITH !

Varent masuk kedalam ruangan studio mencari Radith. Ia menyuruh Radith untuk mengumpulkan semua pekerja studio dalam satu ruangan. Hal itu membuat seisi studio heboh. Mereka tak mengerti apa yang telah terjadi.

Pemuda tampan itu terlihat sangat kesal dan marah-marah. Apalagi saat Varent memamerkan postingan fotonya bersama Ayu ke depan semua orang, termasuk Radith. Pandangan mata nya begitu menakutkan dan menghujam tajam pada setiap orang.

"Sekarang kalian mengaku. Siapa yang telah memotret ku diam-diam dan memposting nya ke media sosial ?"

Kemarahan Varent sudah di ubun-ubun. Ia yakin, di antara pekerja nya ada yang iri dan berniat jahat untuk merusak reputasi nya.

Satu persatu pekerja studio ia pelototi, tak ada yang bereaksi. Semua saling pandang kebingungan. Begitu juga dengan Radith, Ia ikut berpura-pura tak tahu.

Varent jadi geram. Tak satu pun mereka yang mau mengaku.

"Ayo, katakan !"

BRAK !!!

Varent menggebrak meja nya keras. Para pekerja studio kaget dan menunduk takut. Suasana studio pun hening mencekam tanpa ada suara.

"Baik lah, jika kalian tidak ada yang mengaku, aku sendiri yang akan mencari pelaku nya. Tapi ingat, saat pelaku nya ketahuan, Aku akan menghukum nya tanpa belas kasihan !"

Dada Varent jadi sesak menahan amarah nya. Ia memandang ke arah Radith yang juga ikut menunduk takut.

"Kamu, Radith. Temani aku mencari cewek yang kemarin. Hari ini juga kita harus temukan dia !"

Varent bergegas keluar studio, diikuti Radith dengan senyuman sinis di belakang punggung sepupu nya.

DALAM PERJALANAN.

Di mobil, Varent menyuruh Radith segera meluncur ke rumah sakit tempat Ayu kemarin di rawat, untuk minta informasi data-data Ayu. Setelah mendapatkan data Ayu dari pihak rumah sakit, mereka pun pergi mencari alamat rumah Ayu yang ternyata tak jauh dari lokasi kejadian tabrakan kemarin.

Varent dan Radith sempat kebingungan saat sampai di alamat tersebut. Rumah kontrakan yang rapat tanpa dinding pembatas membuat mereka kesulitan mencari yang mana rumah Ayu.

"Nyari siapa Nak ?"

Bu Rosa si pemilik kontrakan yang baru saja hendak menagih sewa pada Ayu tampak heran melihat kedua pemuda tampan yang sedang celingak-celinguk seolah mencari sesuatu.

Radith tersenyum ramah dan segera bertanya pada Bu Rosa.

"Maaf buk, ibuk tau dimana rumah Ayu ?"

Bu Rosa menautkan alis mata nya heran. Baru kali ini ada pria yang datang mencari Ayu. Ganteng-ganteng lagi.

"O, kebetulan, ibu juga mau kesana. Ayo, ikuti ibu saja."

Jawab Bu Rosa tersenyum culas.

Kesempatan baik, ia akan memanfaatkan kedua pemuda itu untuk memanggil Ayu selalu bersembunyi setiap kali ia datangi.

Bu Rosa melangkah kan kaki nya cepat di ikuti Varent dan Radith di belakang nya.

Setelah melewati tujuh buah rumah, mereka berhenti di depan rumah yang paling ujung dari belakang. Bu Rosa memberi kode pada Radith dan Varent dengan ujung mata nya seakan memberitahu jika mereka sudah sampai.

"Permisi !"

TOK TOK TOK !

Radith mengetuk pintu tiga kali.

KREETT !!!

Raut wajah Ayu yang kuyu dan pucat muncul dari balik pintu.

Ayu langsung terkejut melihat manusia-manusia yang bermasalah dengan nya ada di depan pintu.

Bu Rosa si pemilik kontrakan lebih dulu mencecar nya menagih uang sewa tanpa mempedulikan Radith dan Varent yang berdiri di dekat nya.

"Bagus kamu ya, enak-enak kan tidur. Kamu gak mikir, sewa kontrakan mu belum di bayar. Sekarang kamu gak bisa kabur lagi. Bayar uang sewa, atau angkat kaki sekarang juga !"

Radith dan Varent saling berpandangan. Mereka tak menyangka jika Ayu belum bayar uang sewa rumah. Mereka pun tampak diam, tak mau ikut campur. Tujuan mereka hanya satu, mengajak Ayu untuk ikut konferensi pers.

"Maaf buk, kasih saya waktu seminggu lagi !"

Jawab Ayu dengan suara lemah nyaris tak terdengar.

Diri nya yang belum makan sesuap nasi selama dua hari sudah terlalu lemah tak bertenaga.

"Tidak bisa, lebih baik kamu keluar sekarang. Kesabaran saya sudah habis !"

Bentak Bu Rosa emosi.

Ia menerobos, memaksa masuk ke dalam rumah.

"Tapi buk, saat ini saya,, !"

"Saya tak mau dengar alasan apapun, sekarang juga kamu pergi, keluar dari rumah saya !"

Bu Rosa berusaha melemparkan barang-barang Ayu keluar rumah.

Ayu yang hanya diam dan tak berdaya tanpa menunjukan sikap brutal nya, mengundang tanda tanya di hati Varent. Ia jadi curiga, wajah Ayu yang pucat pasi dengan tubuh yang gemetaran itu seperti nya sedang sakit.

Pria tampan itu pun merasa, jika ini adalah kesempatan emas untuk bisa memperalat perempuan miskin dan sombong seperti Ayu. Tanpa menyia-nyiakan kan kesempatan itu, Ia pun melangkah maju mencegat Bu Rosa seperti pahlawan kesiangan.

"Maaf buk, jangan usir dia. Biar saya yang bayar sewa nya."

Ucap Varent penuh percaya diri.

Bu Rosa tertegun sesaat, lalu tersenyum sumringah. Sedangkan Radith dan Ayu terkejut , terpana. Mereka tak percaya dengan apa yang baru saja Varent katakan pada Bu Rosa.

Radith menepuk bahu Varent dan berbisik.

"Apa kamu waras ?"

Varent tersenyum sinis mendengar ejekan sepupu nya itu.

"Tenang saja, ini hanya trik untuk menjerat cewek liar itu dengan hutang. Cukup mengeluarkan sedikit uang, kita bisa memperalat nya !"

Varent balas berbisik ke telinga Radith yang langsung bungkam tanpa kata.

Dengan sombong, Varent mengeluarkan setumpuk uang di depan Bu Rosa yang langsung terbelalak menatap lembaran merah yang ada di tangan pemuda tampan itu.

"Berapa sewa nya ?"

"Dua juta, sudah nunggak dua bulan !"

Bu Rosa menjawab cepat.

"Baiklah, ini tiga juta. Sekalian untuk sewa bulan depan !"

Varent menyerahkan tiga puluh lembar uang ratusan pada Bu Rosa yang langsung menerima dengan senang hati.

"Makasih ya nak, kamu baik sekali. Apa kamu mantan suami nya Ayu yang terkenal kaya raya itu ?"

Tanya Bu Rosa dengan tatapan penuh selidik.

Varent tercengang dengan mulut menganga lebar. Ia tak menyangka, Ayu itu janda.

BRUKK !!!

Bunyi suara benda jatuh di dekat pintu membuat mereka bertiga langsung kaget. Serentak mereka menoleh ke arah Ayu yang tergeletak tak sadar kan diri di ambang pintu.

Varent yang hendak menjawab pertanyaan Bu Rosa langsung kaget dan menyuruh Radith memeriksa keadaan Ayu.

"Dia pingsan !"

Ujar Radith cemas.

"Gendong dia ke atas mobil !"

Varent jadi panik.

Keadaan Ayu yang seperti nya sakit parah membuat ia khawatir. Saat ini, perempuan itu sangat ia butuh kan untuk menyelamatkan nama baik keluarga dan reputasi nya. Ia harus di rawat agar cepat sembuh.

Radith segera membopong tubuh Ayu, di ikuti Varent yang bergegas mengikuti Radith dari belakang. Tanpa permisi, mereka meninggalkan Bu Rosa yang tercengang saat melihat Ayu pingsan.

Perempuan paruh baya itu hanya memandang ke dua tampan itu dari kejauhan. Mata nya tampak tak berkedip saat mobil mewah yang di kendarai kedua pemuda itu melesat kencang meninggalkan rasa penasaran di hati nya.

Sepeninggal kedua pemuda tampan yang ia anggap kaya raya itu, Bu Rosa tampak senyum-senyum sendiri menimang-nimang uang yang tadi di berikan Varent. Ia memandang sejenak ke dalam rumah yang di huni Ayu, lalu mengunci pintu rumah Ayu yang terbuka, kemudian Ia pun berlalu pergi dengan hati riang gembira.

.

.

.BERSAMBUNG !!!