NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Ibu Tiri
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: editta

Hanna yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan CEO tempat dia bekerja, CEO tersebut mempunyai sikap yang baik dan menuntun Hanna dalam pernikahan,tapi yang membuat Hanna terkejut, CEO tersebut sudah memiliki anak kembar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon editta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

Hanna duduk di tepi tempat tidur, matanya terlihat lelah dan wajahnya penuh dengan kegelisahan. Beberapa bulan telah berlalu sejak pernikahannya dengan Daren, namun mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Ia merasa resah dan khawatir bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya.

Daren, suaminya, duduk di sebelah Hanna dengan wajah penuh perhatian. Ia bisa melihat kegelisahan yang melanda istrinya dan ingin melakukan segalanya untuk menghiburnya. Dengan lembut, Daren meletakkan tangannya di atas tangan Hanna dan berkata, "Sayang, aku tahu betapa besar keinginanmu untuk memiliki seorang anak. Kita harus tetap kuat dan saling mendukung dalam perjalanan ini."

Hanna menatap Daren dengan mata penuh harap. "Tapi Daren, apa yang salah dengan kita? Mengapa kita belum juga dikaruniai seorang anak? Apakah aku tidak cukup baik sebagai seorang istri?"

Daren segera menggenggam tangan Hanna dengan erat. "Tidak, sayang. Kamu istri yang luar biasa. Ini bukan tentang kesalahan siapa pun di antara kita. Kadang-kadang, hal-hal seperti ini membutuhkan waktu. Kita harus sabar dan percaya bahwa suatu hari impian kita akan menjadi kenyataan."

Hanna menghela nafas panjang dan mencoba mengendalikan emosinya. "Aku hanya khawatir, Daren. Aku takut tidak bisa memberikan keturunan untukmu. Aku takut tidak bisa menjadi seorang ibu yang baik."

Daren mengangkat dagu Hanna dengan lembut, memastikan bahwa matanya bertemu. "Kamu adalah wanita yang hebat, Hanna. Kamu memiliki begitu banyak cinta untuk diberikan kepada anak-anak kita. Jangan biarkan kekhawatiran ini merusak kebahagiaan kita. Kita harus tetap positif dan bersama-sama menghadapi setiap rintangan."

Hanna tersenyum lemah. "Terima kasih, Daren. Aku sangat beruntung memiliki suami sepertimu. Kamu selalu ada di sampingku, memberiku dukungan dan cinta tanpa syarat."

Daren mencium kening Hanna dengan lembut. "Kita adalah tim, sayang. Kita akan melewati ini bersama-sama. Dan siapa tahu, mungkin keajaiban akan terjadi ketika kita paling tidak mengharapkannya."

Hanna merasa hatinya menjadi lebih ringan dengan kata-kata Daren. Ia merasa beruntung memiliki pasangan yang begitu peduli dan pengertian. Meskipun perjalanan mereka untuk memiliki seorang anak mungkin tidak mudah, mereka akan tetap bersama dan menemukan cara untuk bahagia.

Mereka berpelukan erat, saling memberikan kekuatan dan harapan satu sama lain. Mereka tahu bahwa cinta mereka akan terus tumbuh dan mengatasi setiap rintangan yang mungkin muncul di hadapan mereka. Bersama-sama, mereka siap menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan dan harapan.

Hari itu, suasana di rumah Hanna dan Daren terasa lebih baik setelah mereka berdua berhasil melewati masa-masa sulit yang mereka alami. Hanna merasa senang melihat perubahan positif dalam hubungan mereka, dan dia merasa ingin memperlihatkan rasa cintanya kepada Daren dengan cara yang istimewa.

Pagi itu, Hanna bangun lebih awal dari biasanya. Dia bergegas ke dapur dan mulai menyiapkan makanan siang favorit Daren. Dia tahu betapa Daren menyukai masakan kari yang dia buat, jadi dia memutuskan untuk memasak kari ayam yang lezat untuknya. Hanna dengan hati-hati memilih bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi untuk memastikan makanan itu sempurna.

Setelah selesai memasak, Hanna menata makanan di dalam kotak makan siang yang indah. Dia menambahkan sedikit hiasan dan menutup kotak itu dengan rapi. Hanna tersenyum puas melihat hasil karyanya. Dia tahu Daren pasti akan senang dengan kejutan ini.

Ketika Daren terbangun dan turun ke dapur, dia terkejut melihat Hanna sudah siap dengan kotak makan siang di tangannya. "Hanna, apa yang kamu lakukan? Apakah ini untukku?" tanya Daren dengan senyum lebar.

Hanna mengangguk sambil tersenyum. "Ya, ini untukmu, sayang. Aku ingin memberikan kejutan kecil untukmu hari ini. Ayo, kita antarkan makan siang ini ke kantormu bersama-sama."

Daren merasa sangat bahagia dan terharu dengan gestur Hanna. Dia merasa dihargai dan dicintai. "Terima kasih, Hanna. Kamu benar-benar istimewa bagiku. Aku sangat beruntung memiliki istri sepertimu."

Mereka berdua naik ke mobil dan pergi ke kantor Daren. Perjalanan mereka penuh dengan tawa dan canda. Hanna menggoda Daren tentang betapa beruntungnya dia bisa memiliki seorang istri yang pandai memasak seperti dirinya. Daren hanya bisa tersenyum dan mengangguk setuju.

Setelah tiba di kantor, Hanna dan Daren berjalan bersama menuju ruang kerja Daren. Mereka melewati koridor yang ramai dengan orang-orang yang sibuk. Beberapa teman sekerja Daren melihat mereka berdua dan memberi salam. Hanna dengan hangat menyapa mereka sambil tersenyum.

Ketika mereka tiba di ruang kerja Daren, Hanna meletakkan kotak makan siang di atas meja Daren. Daren melihat makanan di dalam kotak dengan penuh kegembiraan. "Wah, itu terlihat lezat! Terima kasih, Hanna. Aku benar-benar beruntung."

Hanna mengelus punggung Daren dengan lembut. "Selamat makan, sayang. Aku harap kamu menikmati makanan ini. Aku hanya ingin memberikan sedikit kebahagiaan dalam hari kerjamu."

Daren tersenyum dan mencium pipi Hanna. "Kamu selalu tahu bagaimana membuatku bahagia. Terima kasih, sayang. Aku sangat menghargai semua yang kamu lakukan untukku."

Hanna dan Daren duduk bersama di meja Daren, menikmati makan siang bersama sambil berbincang-bincang. Mereka merasa begitu dekat dan saling mendukung satu sama lain. Momen ini adalah bukti nyata betapa pentingnya kebersamaan dan perhatian dalam hubungan mereka.

Setelah makan siang selesai, Hanna dan Daren kembali ke pekerjaan mereka masing-masing dengan senyum di wajah mereka. Mereka merasa energi dan semangat baru setelah momen indah yang mereka bagi bersama.

Hari itu, Hanna menerima telepon dari sekolah Jayson yang membuat hatinya berdebar kencang. Dia diberitahu bahwa Jayson telah melakukan kenakalan di sekolah dan dia harus segera datang ke sana. Hanna merasa khawatir dan bergegas menuju sekolah dengan hati yang berdebar.

Ketika Hanna tiba di sekolah, dia segera menuju ruang kepala sekolah. Jayson, putranya, sudah menunggu di sana dengan wajah yang tegang. Hanna mencoba tetap tenang dan menghampiri Jayson. "Jayson, apa yang terjadi? Mengapa kamu melakukan kenakalan di sekolah?"

Jayson menundukkan kepalanya dan menggigit bibirnya. "Mama, aku marah. Teman sekelasku mengatakan bahwa aku tidak memiliki ibu. Aku tidak bisa mengendalikan emosiku dan aku memukulnya."

Hanna merasa sedih mendengar alasan Jayson. Dia bisa merasakan betapa sakit hati Jayson karena komentar yang tidak pantas itu. Dia memeluk Jayson dengan lembut. "Sayangku, aku tahu betapa sulitnya mendengar kata-kata yang menyakitkan seperti itu. Tapi kamu harus belajar mengendalikan emosimu dengan cara yang lebih baik. Kekerasan bukanlah solusi."

Jayson menangis pelan di pelukan Hanna. "Maafkan aku, Mama. Aku tidak bermaksud membuatmu khawatir."

Hanna mengusap punggung Jayson dengan lembut. "Tentu saja, sayang. Aku selalu memaafkanmu. Tapi kamu harus belajar dari kesalahanmu dan berusaha menjadi lebih baik. Menghadapi kata-kata yang tidak menyenangkan adalah bagian dari hidup, dan kita harus tetap tenang dan menghadapinya dengan bijaksana."

Kepala sekolah bergabung dalam percakapan mereka. Dia dengan serius menjelaskan konsekuensi dari tindakan Jayson dan pentingnya menghormati teman sekelas. Hanna mendengarkan dengan seksama dan berjanji akan membantu Jayson belajar dari pengalaman ini.

Setelah pertemuan dengan kepala sekolah selesai, Hanna dan Jayson duduk bersama di ruang tunggu sekolah. Hanna mengambil tangan Jayson dan berkata dengan lembut, "Sayang, aku tahu kamu sedang menghadapi kesulitan. Tapi aku ada di sini untukmu. Kita akan melewati ini bersama-sama."

Jayson menatap Hanna dengan mata penuh harap. "Benarkah, Mama? Aku tidak ingin merasa sendirian."

Hanna tersenyum lembut. "Tentu saja tidak, sayang. Kamu tidak pernah sendirian. Aku akan selalu ada untukmu, mendukungmu, dan membantumu tumbuh menjadi pribadi yang baik."

Jayson merasa lega mendengar kata-kata itu. Dia tahu bahwa meskipun dia melakukan kesalahan, ibunya akan selalu mencintainya dan mendukungnya. Mereka berdua berpelukan erat, saling memberikan kekuatan dan harapan satu sama lain.

Hanna dan Jayson berjalan keluar dari sekolah dengan tekad yang baru. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka mungkin akan sulit, tetapi mereka akan tetap bersama dan belajar dari kesalahan. Hanna berjanji untuk membantu Jayson mengendalikan emosinya dan menghadapi kata-kata yang tidak menyenangkan dengan bijaksana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!