NovelToon NovelToon
The Promise

The Promise

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:50.3k
Nilai: 5
Nama Author: NonAden119

Demi memenuhi janjinya pada sahabatnya, King Cayden Haqqi, seorang mantan anggota marinir yang selamat dari ledakan bom di tempatnya bertugas, pergi mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sahabatnya itu. Berbekal sebuah foto usang di tangan, ia harus segera menemukan wanita dalam foto itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonAden119, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Byuur!

Cantik dan penyayang, gambaran King untuk seorang Mika. Mengamati dari tempat tersembunyi, membuat matanya leluasa memandang interaksi Mika dan seorang muridnya yang tengah duduk di bangku dekat taman menikmati es krim di tangan. Sudah lebih lima belas menit kakinya masih betah berdiri di sana, bersandar pada satu pilar bangunan yang tertutup rimbun tanaman perdu.

Pagi ini wanita itu mengenakan celana panjang kain warna cokelat bermodel santai dengan simpul tali melingkar di pinggang rampingnya, dipadu dengan kemeja katun warna senada sepanjang sikut. Rambut hitam panjangnya diikat ekor kuda, sneakers warna khaki yang dipakainya membuatnya tampil gaya dan fresh. King suka melihat penampilannya, orang yang tidak mengenalnya tak akan mengira kalau Mika adalah pengajar di tempat itu.

King juga suka melihat cara Mika bicara dengan muridnya, tatapannya lembut dan ia tampak antusias saat mendengarkan sang murid bercerita. Sesekali Mika tertawa dan dengan cekatan membersihkan noda es krim yang menempel di bibir sang bocah.

“Maaf, Tuan. Karena sekarang masih di jam masuk sekolah, sebaiknya Tuan menunggu di tempat yang sudah kami sediakan. Mari ikut Saya sekarang.”

Refleks King menegakkan tubuh dari pilar tempatnya bersandar, menoleh cepat pada asal suara di dekatnya. Lelaki paruh baya yang memakai seragam khas penjaga sekolah itu mengarahkan ibu jarinya ke samping. King mengangguk paham dan langsung berjalan mengikuti langkahnya. Sebelum pergi, sempat menoleh ke arah taman. Namun Mika dan muridnya sudah tak tampak di sana.

“Sebenarnya apa yang kulakukan di tempat ini?” King bertanya pada dirinya sendiri, tak mengerti dengan sikapnya yang mendadak ingin melihat Mika lagi. Ia tahu wanita itu sedang bekerja, tampak sibuk dan sulit untuk ditemui. Namun King tak bisa menahan dorongan hatinya untuk sekedar melihatnya walau dari jarak jauh.

“Apa Tuan sudah ada janji temu dengan ibu Mika?” tanya bapak itu lagi setelah mengantar King sampai di lobi.

“Oh, tidak.” King berpikir sejenak, tak mungkin mengarang cerita bohong. Ia harus mengatakan yang sebenarnya. “Saya kebetulan lewat tempat ini, dan berniat mampir untuk melihat ibu Mika mengajar.”

Lelaki di depannya itu mengangguk, meski dari raut wajahnya tampak tak puas mendengar jawaban King. Tapi ia hanya menjalankan tugas, memastikan semua dalam keadaan aman dengan memeriksa tamu yang datang dan meminta mereka menunggu di tempat yang sudah ditentukan pihak sekolah. Bukan secara sembunyi-sembunyi mengamati kegiatan para guru dan murid di tempat itu. Setelahnya bapak itu pun kembali ke tempatnya.

Merasa sudah cukup berada di tempat itu, King beranjak dari duduknya. Ia berjalan keluar, dan berhenti sejenak untuk melihat-lihat keadaan sekitar. Lalu pandangannya mengarah pada seorang balita laki-laki yang sedang duduk anteng di pelataran sekolah sambil bermain kapal-kapalan, di mana tak jauh dari sana terdapat kolam air mancur buatan sedalam dua kaki. Si ibu yang duduk tak jauh darinya sedang asyik melihat ponselnya.

Tiba-tiba saja bocah laki-laki itu berdiri dan berlari kencang ke arah kolam air sambil berteriak riang memegang mainannya, lalu kaki kecilnya dengan cekatan memanjat tembok rendah yang mengelilingi kolam itu.

“Hei, bocah! Berhenti, jangan naik ke sana!” King yang melihat, langsung berlari cepat, melompati dua anak tangga sekaligus untuk dapat sampai dengan cepat di pinggir kolam. Tapi balita laki-laki itu gesit sekali, ia sudah berhasil naik lebih cepat dari perkiraan King.

Byurr!

“Oh My God!” tanpa pikir panjang, King langsung melompat masuk ke dalam kolam.

Sang ibu yang mendengar teriakan King terlihat kebingungan, lalu melihat ke samping dan terkejut bukan main karena tak melihat putranya yang tadi bermain tiba-tiba saja sudah menghilang. Ia panik dan berlari mengikuti King ke arah kolam. Orang-orang di tempat itu yang mendengar teriakan mereka, langsung berlarian keluar ruangan. Tiba-tiba saja tempat itu sudah dipenuhi banyak orang yang berdiri di pinggir kolam.

“Miko!” teriak si ibu lantang dan langsung menangis melihat sang anak yang basah kuyup dalam gendongan King.

Miko balita laki-laki yang basah kuyup itu masih memegang erat mainan kapal di tangannya, ia tiba-tiba berontak dalam pelukan King sambil menunjuk-nunjuk ke arah kolam. Bibirnya seolah mengatakan ‘mau main kapal-kapalan’.

King berusaha menenangkan lalu membawanya keluar dari dalam kolam. Orang-orang yang berada di sana segera menepi untuk memberinya jalan. Sang ibu yang melihat anaknya selamat langsung mengambil Miko dari gendongan King.

“Dijaga yang bener anaknya, Bu. Jangan malah asyik main hp!”

“Iya, bukannya diawasin, malah dibiarkan nyebur kolam. Kalau kenapa-kenapa, ntar pihak sekolah lagi yang disalahin, padahal ibunya yang gak becus jaga anak!”

“Ada ibu ngebiarin anak main gak diawasin?”

“Miko, Kamu baik-baik aja kan, Nak?” Si ibu hanya bisa menangis sambil menciumi seluruh wajah Miko, lalu mendekapnya erat. Seolah tahu kepanikan sang ibu, balita laki-laki itu pun ikut menangis kencang.

King puyeng mendengar celoteh orang-orang yang terus menyalahkan si ibu, ia pun berjalan ke arah tangga dan duduk sejenak di sana. Memperhatikan si ibu yang menangis sambil mendekap putranya. Pakaian yang dikenakannya basah, King meringis menyadari penampilannya saat itu. Ia menyugar rambutnya lalu berdiri mendatangi si ibu yang berusaha menenangkan anaknya.

“Dia baik-baik saja, Bu. Saya sempat menangkapnya tadi, jadi Miko tidak sampai tenggelam. Sepertinya dia menangis karena terkejut melihat ibunya menangis.” Ujar King tersenyum sambil mengusap rambut Miko. Melihat kalau Miko baik-baik saja, orang-orang yang berkumpul tadi langsung membubarkan diri.

“Terima kasih, Tuan sudah menolong anak Saya. Maaf, pakaian Tuan jadi basah semua.” Si ibu meminta maaf menyadari pakaian penyelamat putranya basah semua.

“Bukan masalah, yang penting Miko selamat.” Sahut King lalu balik badan hendak pergi dari tempat itu. Langkahnya tiba-tiba terhenti karena Mika sudah berdiri di depannya dengan handuk di tangan. Sementara Dita berjalan mendekati Miko dan ibunya lalu memberikan handuk padanya dan mengajak Miko dan ibunya untuk masuk ke dalam gedung sekolah.

“Keringkan tubuhmu, Kamu bisa masuk angin kalau terus membiarkan tubuhmu basah seperti itu.” Ucap Mika lalu menyampirkan handuk yang dibawanya ke seputar bahu King.

“Terima kasih,” sahut King sambil tersenyum. “Basah kuyup seperti ini sudah biasa bagiku. Bukan hal yang perlu dikhawatirkan.”

“Aku tahu, tapi mencegah lebih baik dari pada mengobati.” Balas Mika, dan ia tersenyum saat mendengar King tiba-tiba saja bersin lalu mengucek hidungnya.

“Sepertinya hidungku kemasukan air tadi,” ucap King sambil melirik Mika, lalu tak lama ia bersin lagi. Sambil merutuk dalam hati, King merasa heran dengan reaksi aneh tubuhnya. Jangankan menceburkan diri di kolam dangkal, menyelam di laut lepas hal biasa untuknya. Tapi di depan seorang Mika, tubuhnya mendadak berulah seolah ingin diperhatikan.

“Lebih baik ikut ke ruanganku sekarang. Aku punya minuman hangat untukmu. Mungkin bisa meredakan rasa tak nyaman di hidungmu,” ajak Mika yang langsung disambut King dengan gembira. Memang itu yang diinginkannya sejak tadi, dan ia senang Mika langsung peka.

“Tapi pakaianku basah begini, takutnya nanti mengotori ruanganmu.” Ucap King ragu ketika tiba di ruangan Mika.

“Pakai saja handuk itu buat membalut tubuhmu. Kamu toh tidak berencana untuk berlama-lama tinggal di ruanganku dalam keadaan tubuh dan pakaian basah seperti itu, kan?" Sahut Mika lagi, ia pun berpamitan untuk mengambil minuman.

Sambil menunggu Mika kembali, King membuka bajunya yang basah dan me merasnya di wastafel. Sejenak ia berte lanjang dada, dan mulai mengeringkan tubuhnya dengan handuk di tangannya. Tak berapa lama Mika datang dengan nampan di tangan, terheran-heran melihat pintu ruang kerjanya dalam keadaan tertutup.

“Apa sebenarnya yang dia lakukan di dalam ruang kerjaku?”

Mika menggeleng, mengusir pikiran aneh yang tiba-tiba saja melintas di kepalanya. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk, dan alangkah terkejutnya ia saat masuk ke ruangannya dan mendapati King sedang berdiri di depan kipas angin dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggang.

☆☆☆

1
Dany atmdja
👍👍👍
Adi Nugroho
😁😁😁
Deni Rustam
lanjut thor
Anggi
lanjut kak
Yeni Nuril
🤗🤗🤗🤗
Dewi tanjung
😅😅😅
💕 yang yang 💝
😮😮😮
chaira rara
🤭🤭🤭
Hiro
👍👍👍
Brav Movie
next up
🎆 Mr.Goblin ✨
semangat
Allent
👍👍👍
Evans
😆😆😆😆
Moba Analog
lanjut up
Seo Ye Ji
sebut saja nama joe, seketika beres urusan dengan mika 🤣🤣🤣🤣🤣
Seo Ye Ji
akting maksimal king meyakinkan mika biar percaya tak ada komplain dari kekasihnya soal barang pilihannya, salut 👍
Kim Ye Jin
semangat say 😙
Kim Ye Jin
otw kerja and nginap di rumah baru, semangat 💪
❤ Kinan 💙
Hari pertama kerja di rumah king banyak perubahan terjadi di depan mata, semua perubahan merujuk pada selera dan kesukaan mika, pertanda apa ini? kebetulan atau memang direncanakan jauh jauh hari?
Rizky Ramadhan
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!