Seorang gadis sebatang kara, harus berjuang sendiri menghadapi pahitnya dunia.
Hingga takdir yang membawanya jatuh kepelukan pria dingin dan kasar dalam sebuah ikatan pernikahan
Akankah kehidupan mereka akan berakhir bahagia?
Ikuti terus ceritanya
Selamat membaca!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon St khadijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#23 Terpuruk
Arum yang merasakan tubuh Anita bergetar menebak bahwa sahabatnya itu tengah menangis.
Memberi ruang untuk Anita menumpahkan kesedihannya dalam pelukannya walau tak dipungkiri banyak pertanyaan dalam benaknya mengenai Anita.
Setelah merasa Anita sudah mulai tenang, ia menuntun Anita untuk duduk terlebih dahulu kemudian Arum beranjak hendak mengambil air minum untuk Anita.
"Minum dulu nit".Anita menerima gelas berisi air dari Arum.
"Terima kasih".
Fokus Arum menelisik mata Anita seperti mencari jawaban dari sikap Anita disana tapi tak membuahkan hasil.
"Bicaralah ,it, jangan membuatku semakin bingung".Ucap Arum setelah Anita sedikit tenang.
"Aku diceraikan oleh mas Danil Rum".Jawab Anita langsung kemudian menunduk.
"APAAA..Ceraiiiii".Pekik Arum belum percaya.
Anita hanya mampu mengangguk berusaha untuk lebih tenang.
"Sejak kapan..terus sekarang kamu di usir?".Tanya Arum lagi.
".............................".
Akhirnya Anita menceritakan semua yang terjadi kemarin, mulai dari pertemuannya dengan Jessi di taman hingga Danil yang tiba tiba datang memakinya sehingga terlontar kata talak dari mulut Danil.
Arum yang mendengar penuturan Anita tanpa sadar menitikkan air mata, dengan segera ia memeluk tubuh rapuh Anita berusaha menyalurkan kekuatan, ia bisa merasakan betapa hancurnya hati sahabatnya itu.Arum juga sangat geram dengan wanita yang disebut Jessi itu, hubungan sahabatnya dengan Danil yang memang dari dasarnya sangat jauh dari kata baik ditambah kedatangan perempuan itu membuat semuanya semakin berantakan.
"Lihat aja jika aku bertemu wanita ularr itu..akan ku cabik cabik mulutnya".Geram Arum melepas pelukannya.
"Kamu yang sabar ya..aku tau kamu wanita kuat".Ucap Arum memberi semangat.
"Kamu harus ingat bahwa kamu tidak sendiri Nit..ada aku yang akan selalu ada disampingmu".Lanjutnya.
Lagi lagi Anita dibuat terharu dengan sahabatnya itu."Terima kasih ya Rum...kamu selalu ada buat aku".
Setelah lama saling memberi semangat lebih tepatnya Arum yang menyemangati Anita tanpa sadar mereka mengobrol sampai hari menjelang sore.Karyawan toko yang lain sudah pulang tinggal mereka berdua yang masih betah di lantai atas.
"Jadi sekarang kamu akan tinggal dimana".Tanya Arum saat hendak bersiap untuk pulang.
"Aku mau pulang kerumah yang aku tempati sebelum menikah dengan mas Danil."Jawabnya.
"Yaudah kalau begitu aku duluan ya..kamu hati hati".Pamit Arum.
Anita yang ditinggal sendiri juga memilih segera menutup tokonya karena hari sudah mau malam.
***
Berjalan menyusuri trotoar dengan koper di tangannya air mata yang mengiringi langkahnya tanpa peduli dengan beberapa pasang mata yang melihat kearahnya.
Hingga ia berhenti disalah satu taman memilih berhenti sejenak untuk menenangkan pikiran yang sedang kalut.Sebuah bangku yang berada di tengah tengah taman menjadi titik tujuan Anita saat itu.
Anita diam sejenak dengan mata yang menyusuri seisi taman yang mulai sepi karena sudah menjelang magrib.
Dengan suasana langit yang mendung menandakan akan segera turun hujan tidak membuat Anita bangkit dari persinggahannya.
Menatap kosong kedepan air matanya kembali lolos menyelimuti suasana hatinya ditemani dengan gerimis yang seakan ikut merasakan apa yang dirasa Anita saat ini.
"Mampukah aku bangkit".Gumam Anita begitu saja.
"Ya allah apa salahku dimasa lalu sehingga engkau menghukumku sebegitu berat".Racau Anita sudah tak mampu membendung perasaannya yang sakit.
"*Sungguh sakit ya allah, kenapa disaat aku memulai membuka hatiku untuknya tapi engkau malah memilihkan jalan untuk menjauhkannya dariku".
"Ayah ibu Anita rindu kalian...panggillah Anita pergi bersama kalian*".Tangis Anita pecah seiring dengan derasnya air hujan.
"Aaaahhhgggggggggggggg.....".Teriak Anita
Derasnya air hujan mampu mengalahkan suara keras Anita sehingga tidak terlalu jelas.
Air mata yang menyatu dengan guyuran air hujan semakin membuat Anita tenggelam dalam kesedihan.
Hari semakin malam tak membuat Anita bangkit dari duduknya, hujan yang sudah mulai mereda juga tak membuat Anita bergeming.
Hingga beberapa jam kemudian rasa dingin sudah mulai ia rasakan sehingga membuatnya bangkit untuk segera pulang.
RUMAH LAMA
Saat tiba dirumah yang pernah ia tempati bersama orang tuanya menatap sekeliling sama sekali tak ada yang berubah dari rumah itu.
Anita masuk kedalam kamar yang pernah ia tempati dan berlanjut membersihkan diri setelah itu ia berniat untuk shalat.
Melaksanakan shalat dalam keadaan bersedih membuat Anita shalat dengan khusyu'.
"Ya allah yang maha pengasih lagi maha penyayang hanya kepada engkaulah hamba berserah ampunilah hamba dengan segala kesalahan hamba, hamba sadar perceraian adalah hal yang engkau benci tapi apalah daya hamba hanya mampu berserah diri, hamba tak mampu mempertahankan pernikahan hamba sendiri maafkan hambamu ini yang hanya mampu mengeluh kepadamu,kuatkan hati hamba berikan hamba keikhlasan untuk melewati semua ini, aku yakin semua ini sudah menjadi suratan takdirku..Amiiinnn".Pinta Anita dalam doanya.
Setelah berdoa ia melanjutkan dengan membaca kitab suci al qur'an agar hatinya sedikit lebih tenang.
Rasa kantuk yang menyerangnya tak mampu membuatnya menyudahi kegiatannya sehingga itu membuatnya tertidur pulas diatas sajadah dengan keadaan yang masih mengenakan mukenah.
Sungguh malang nasibnya......
.
.
.
.
.
"Sebaik baiknya harapan adalah berharap kepada sang pemilik hidup".
-St khadijah-
Bersambung
Mksih yaa thor uda suguhkan bacaan yang baik...🙏🫰🥰