Kiara Azalia Alexander.
Kiara sifatnya cuek, dingin, dan tak tersentuh.
tetapi jika di depan keluarga nya Kiara akan berubah menjadi bar-bar, dan manja.
Kiara tidak pernah pacaran atau dekat dengan pria manapun, " padahal ia sangat cantik". tetapi tidak ada yang berani mendekatinya.
hingga suatu hari Kiara dan teman temannya pindah sekolah di high school BINA BANGSA, dan itu awal mula kehidupan Kiara tidak setenang dulu.
Kiara yang tidak pernah dekat atau berhubungan dengan lelaki harus pusing dengan ucapan ucapan yang tidak bermanfaat dari Gavin,
Ya! Evandra Gavin Dirgantara,
Gavin adalah most wosted di high school BINA BANGSA.
"Bagaimana Kiara menghadapi sikap Gavin?"
apakah kiara berhasil menjauhkan dirinya dari Gavin? atau malah sebaliknya?"
Yuk simak terus kelanjutan nya!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga lestary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lexa koma?
"DOKTER..... DOKTER....." Teriak Dwi mencari sang dokter. suster menghampiri mereka, Membawa lexa ke ruang ICU. "Kalian tunggu di sini saja" ucap suster masuk ke dalam.
Dwi menarik baju Aksa menuju ke taman, mereka semua mengikuti nya, takut Dwi melakukan hal di luar nalar. Bugh... Dwi memukul perut Aksa. "SEMUA INI GARA GARA LO ANJING!! COBA LO GA BAWA CEWE LO ITU, PASTI LEXA GA AKAN KECELAKAAN!!!" Teriaknya. Dwi menatap tajam Aksa, "Pergi Lo dari sini, gue ga Sudi Liat Lo!!" Usirnya.
Vino mendekati sang pacar, membawanya ke pelukannya. "Udah sayang...tenangin diri kamu.." Ucapnya lembut. Dwi melepas pelukannya, "PERGI LO DARI SINI ANJING!!! PERGI!!!" Teriak emosi Dwi. Aksa sangat merasa bersalah banget, dia sangat khawatir terhadap lexa. "Sa mending Lo pergi dulu" Saran Rangga. Aksa pun menurutinya, "Kalo ada apa apa sama lexa, tolong kasi tau gue" Ucapnya meninggalkan mereka semua.
"Kia... Gimana sama lexa.. hiks.. hiks..hiks.." Ucapnya menangis di pelukan Kiara. Kiara mengusap air mata Dwi, "Lo tenang aja, pasti lexa kuat melewati semuanya" Ucapnya menenangkan. "Bener apa kata Kiara, Kita berdoa aja supaya lexa cepet sadar" Timpal Biel ikut memeluk mereka.
"Ayo ke dalam, masa lexa nya kita tinggal di luar" Ajak Jay. Mereka semua pun masuk ke dalam.
************
"Argh!!!! bego Lo Aksa!! Lo udah bikin cewe yang gue sayang terbaring lemah hiks..hiks.." Ucapnya sambil menangis. "Semua ini gara gara cewe gila itu" Ucapnya emosi. "Gue harus buat perhitungan sama tuh cewe" Ucap Aksa mencari wanita tersebut.
____________
Ruang ICU terbuka, Mereka semua berdiri bertanya kepada sang dokter. "Gimana keadaan teman kami dok?" Tanya mereka beruntun . "Teman kalian sangat kuat bisa bertahan sampai operasi selesai" Ucap sang dokter. "Alhamdulillah, terimakasih dok" Ucap mereka bahagia. "Ada kabar buruknya, Teman kalian mengalami koma dan amnesia."
Jedar... Ucapan sang dokter membuat mereka hancur. Setelah itu sang dokter meninggalkan mereka.
"G-ga mungkin kan lexa koma?" Syok Dwi. Mereka semua menangis pilu mendengar kondisi lexa yang sekarang.
Kiara pergi meninggalkan mereka, menelpon orang tua lexa. "Halo Tante" Ucap Kiara. "Ada apa Kiara? Tumben telpon saya?" Jawab mama lexa. "Lexa kecelakaan tan, kondisi nya Sekarang koma, lexa juga amnesia, kalo kalian Masi sayang sama lexa Dateng ke rumah sakit Melati" Ucap Kiara dingin mematikan telponnya. setelah itu Kiara kembali ke teman temannya.
"Sa.. jangan lama lama tidur nya.." Ucap lemah biel. "Bener sa.. Kalo Lo bangun gue ga akan teriak teriak lagi, Apalagi bikin Lo kaget" Timpal Dwi menangis. "Kita doain supaya lexa cepet sadar, dan inget kita lagi" Ucap Rangga.
"Gimana kondisi lexa?" tanya Aksa ke Rangga di seberang sana. "Dia koma, lupa ingatan" jawab Rangga singkat. Aksa yang mendengar ucapan Rangga terduduk lemas. "Lo yang bener, Ga mungkin lexa koma, apalagi amnesia" Ucap Aksa menaikkan suaranya. "Kalo ga percaya Lo tanya yang lain, Gue kecewa sama Lo sa, Lo ga puas nyakitin dia kemarin? Saran gue Lo ga usah Deket Deket sama lexa lagi!!" Ucapnya tegas mematikan telponnya sepihak.
Argh......."Sial!! Aku harap kamu ga lupain aku" Lirihnya.
___________
"Kamu makan dulu sana" Ucap Gavin kepada Kiara. "Aku ga nafsu makan Vin..." Ucapnya. Kiara menyender kan kepalanya ke bahu Gavin hingga tertidur. "Lucu banget si kamu, baru juga nyender udah langsung tidur aja" Ucapnya tersenyum sendiri.
"Sayang... Aku ngantuk" Rengek dwi. "Sini sayang tidur di paha aku" Ucap vino menepuk pahanya. Dwi pun langsung tidur di paha vino. "Sayang... Puk puk ih.." Rengeknya lagi. "Iya princes...." Ucap vino sambil puk puk.
Biel melihat sahabat nya pada tidur dengan pacar mereka hanya geleng geleng sendiri. Danzel yang memperhatikan gerak gerik Biel, "Kalo kamu mau sini tidur sama aku" Ucapnya tiba tiba. Biel yang mendengar tiba tiba pipinya merah seperti kepiting rebus. Danzel yang melihat Pipi Biel sangat gemas. "M-mana ada aku mau" Ucapnya pelan. Danzel membawa Biel tidur di bahunya, "Kamu tidur ya.. Kondisi kamu juga belum bener bener sehat" Ucapnya mengusap rambut Biel.
Biel yang di perlakukan seperti itu Menjadi Deg deg an, "Bisa mati mendadak gue, Jantung... Ayo dong ga usah deg deg kan, kalo Danzel tau malu banget gue" Batinnya. Mereka semua pun tertidur di ruangan lexa semuanya.
*************
"Lexa!!! Maafin mama sayang... Maafin mama yang ga pernah ada waktu buat kamu... Ayo bangun sayang... Ini mama... Hiks..hiks..hiks.. Ucap mamanya lexa menangis histeris. Setelah mendapat telpon dari Kiara mereka berdua langsung terbang ke Indonesia.
Ya, Clara Veronica smith, mama kandung lexa dan Jonathan Smith, Ayah kandung lexa. Mereka berdua sangat sibuk bekerja, hingga lupa dengan anak mereka yaitu lexa.
"Princes.. Ini papah sayang...Ayo buka mata kamu sayang..." Ucap Jonathan menangis. Kiara dan yang lain merasa terganggu dengan suara orang tua lexa. "WOY SIAPA YANG TERIAK TERIAK DI PAGI BUTA GINI" Teriak Dwi mulai membuka mata. Setelah melihat siapa yang mengganggu tidur nya hanya menutup mulutnya kembali.
"Eh Tante.... Sorry tan hehehe..." Ucapnya cengengesan. "Gapapa kok sayang, kalian juga pasti capek jagain lexa, Tante yang harus nya minta maaf sama kalian, udah ganggu tidur kalian" Ucap clara meminta maaf.
Mereka semua menyalami Clara dan Jonathan. "Nyampek kapan tan?" Tanya biel. "Belum lama, baru beberapa menit tadi" Jawab Clara. "Kalian tidur lagi, biar lexa Om sama Tante yang jaga" Ucap Jonathan. Mereka semua mengangguk serempak, melanjutkan tidur mereka kembali.
**********
"Aksa!! Kamu harus temanin Bella belanja!!" Ucap Bunda Aksa. "Gue ga mau, mending Lo urus aja Bella sialan itu" Jawab Aksa datar. "Plak!! Gini sikap mu sama bunda mu!" Bentak Ayahnya. "Bunda saya udah di surga, Dan saya ga punya bunda lagi!" Tekannya.
"Kurang aja kamu sama istri saya!!" Teriak Ardian axelle ayah kandungnya. "Mas udah.. mungkin Aksa belum menerima aku" Jawab Citra tersenyum. "Ga usah sok baik lu di depan bokap gue" Ucap Aksa meninggal kan mereka. "AKSA!!! MAU KEMANA KAMU!!" Marah Ardi. "Udah mas.. Biar aja Aksa mau kemana, biar nanti aku kasi pengertian ke Bella" Ucapnya lembut. "Liat aja kamu Aksa, saya akan bikin kamu bertekuk lutut di hadapan saya!" Batinnya tersenyum licik.
*********
"Otak gue mau pecah rasanya...." Ngeluh Dwi. "Sama gue juga, Udah tau gue paling ga bisa matematika, ini malah di suruh maju ke depan" Sambung Biel. "Itu mah kalian aja yang males belajar" Ucap Rangga menyindir mereka. "Apa Lo bilang!! Males? Gue udah effort belajar tapi emang tuh MTK aja ga mau gue pinter" Sinis Dwi.
"Bukan mtk nya ga mau, tapi emang Lo aja yang ga bisa!" Jawab Jay. "Sayang.... Liat tuh, aku di bully sama temen temen kamu" Ucapnya berpura pura sedih. Vino menatap tajam Rangga dan Jay. "Tukang ngadu lu" Ucap Rangga. "Los wle..." Jawab Dwi memelet kan lidahnya.
Mereka tiba di kantin, "Jay sana pesan makanan nya" Ucap Dwi menyuruh. "Gue bakso sama es teh, yang lain juga samain" Ucap nya lagi. "Hem.." Jawabnya memesan makanannya.
Aksa dan Bella memasuki kantin melewati meja mereka, Seluruh murid yang berada di kantin melihat ke arah Aksa bergandengan tangan dengan cewe baru, "Bukannya Aksa pacaran sama lexa?" Bisik murid murid yang lain. "Sialan tuh brengsek, lexa koma dia malah enak enakan pacaran" Geram Dwi.
