Harus Ku Terima, TAKDIR INI

Hari ini Alisya dan keluarga besarnya hendak berlibur ke Pulau Bali, mengingat lima hari lagi Alisya akan kembali ke Singapura untuk melanjutkan pendidikannya.

Satu hari sebelum terbang ke Bali, seluruh anggota keluarga baik itu yang dari kampung maupun dari kota besar lainnya nampak telah berkumpul di kediaman Alisya. Mereka sengaja bermalam karena ingin menikmati moment kebersamaan dari awal keberangkatan.

Kala itu mereka memilih menaiki pesawat Citilink kelas ekonomi dengan jadwal keberangkatan pukul enam belas tiga puluh.

Setelah kurang lebih satu setengah jam melakukan perjalanan akhirnya mereka semua sampai di 'BALI'. Mereka memilih Ubud sebagai lokasi pertama yang mereka kunjungi selama di Bali.

Mereka semua tampak bersuka cita dan menikmati liburan itu.

Sebelumnya, liburan ke Bali ini tak pernah terpikirkan oleh mereka. Akan tetapi berkat bujukan Alisya kepada kedua orang tuanya dan meminta untuk membawa keluarga besarnya untuk turut serta pada liburan kali ini, sehingga mereka semua datang dan ikut serta liburan bersama.

Bukan tanpa alasan Alisya memilih Bali sebagai tempat berlibur tahun ini! Siapa yang tak tahu Bali? Tempat wisata dengan berjuta Keindahan di dalamnya. Hampir setiap sudut kota Bali dipenuhi oleh keindahan yang sangat memanjakan mata bagi siapapun yang mengunjungi.

Tentu alasan Alisya memilih Bali bukan hanya keindahannya saja. Melainkan ada suatu hal yang menjadi daya tariknya untuk mengunjungi kota Bali dengan berkedok 'Liburan'

Alisya masih penasaran dengan sosok 'Felicya'. Perempuan yang akhir-akhir ini sering meneror dirinya dengan mengirimkan sebuah pesan peringatan kepadanya.

Kemudian melalui informasi yang ia dapatkan dari Seila, ternyata Felicya adalah seorang gadis yang berasal dari kota Bali. bahkan menurut informasi yang di dapat Felicya dikabarkan masih menetap di sana.

Walaupun akan sulit bagi Alisya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang keberadaan Felisya, karena mengingat dirinya yang saat itu hanya sendiri dan keterbatasan waktu serta informasi akurat tentang lokasi tempat tinggal Felicya.

Saat hendak pergi,  Alisya tak sengaja mendengarkan perbincangan mamanya di telfon. Alisya kaget ketika namanya dan Jordan di sebut-sebut dalam pembicaraan itu. Akan tetapi sebelum sempat mendengarkan hingga akhir, mama nya terlebih dahulu mengetahui keberadaan Alisya yang berada di balik pintu dan terlihat sedang menguling pembicaraan nya itu. Sadar akan hal itu, Sinta pun segera mengakhiri telfonnya.

Kemudian Alisya juga yang nampak sadar bahwa mamanya mengetahui dirinya, ia pun segera memutuskan untuk pergi dari tempat itu, dan kemudian bergegas untuk pergi.

Saat itu Alisya tak kepikiran untuk menanyakan perihal perbincangan yang barusan ia dengar.

Alisya yang kala itu lebih berambisi untuk cepat pergi mencari tahu tentang Felicya sehingga tidak terlalu menggubris masalah yang lain. tujuan utamanya untuk menemui Felicya adalah sekedar menanyakan perihal 'Perjodohan' seperti yang ia katakan di massage.

Setelah hampir berjam-jam, ia mencari tahu dengan bertanya kesana kemari kepada orang-orang tentang Felicya, ternyata tak satupun dari mereka yang mengenalnya!

NIHIL!! Alisya putus asa saat itu, dan mulai berpikir untuk kembali ke hotel dan menghentikan pencariannya.

Sesampainya di hotel ia nampak asing dengan seorang perempuan yang tengah mengobrol dengan mamanya. Perempuan yang umurnya tak jauh berbeda dengan mamanya itu, tengah asik mengobrol sampai tak sadar akan kehadiran Alisya yang saat itu tepat berdiri di sampingnya.

tak beberapa lama keberadaannya di ketahui juga. Sementara Sinta berusaha mengajak anak gadisnya itu untuk turut serta larut dalam pembicaraan antara kedua wanita paruh baya itu.

Alisya sebenarnya enggan untuk bergabung, mengingat dirinya yang harus istirahat karena seharian disibukkan dengan mencari keberadaan Felicya. Tapi di sisi lain, ia juga tak bisa menolak perintah mamanya.

Akhirnya ia berjalan mendekati sebuah kursi dan meja bundar yang saat itu juga ditempati oleh Sinta dan nona.

"Duduk Al" ucap Sinta

Kemudian Alisya mengikuti perintah mamanya itu untuk duduk.

"Kenalin, ini temen mama namanya Tante nona"

"Hai Tante nona. Aku Alisya! (sambil mengulurkan tangan yang mengisyaratkan bahwa orang itu berniat untuk berjabat tangan)"

(Membalas uluran tangan itu) "Cantik ya!!" Ucap Nona yang nampak sangat senang melihat Alisya

"Hihi, makasih tante" ucap Alisya malu-malu

"Gimana kuliahnya di Singapura, betah?" Tanya nona kembali

"Alhamdulillah tan, sejak dulu memang Alisya pengen banget sekolah di sana"

"Wahh bagus dong! Tante dengar kamu juga dapat beasiswa ya?

"Hihi Alhamdulillah, tante tau dari mana?"

"Ah kan Tante ini teman akrabnya mama kamu, jadi sudah biasa lah kalau kita saling tukar cerita!!" Ujar Nona

"Wah semoga aja mama gak sampe cerita keburukan Alisya ya tan, hehehe"

"Gak dong! Gak mungkin mama mau cerita itu. aman terkendali! Hihi" sahut Sinta

"Anak tante juga ada loh yang kuliah di Singapura?"

"Wah bagus tuh tan, bisa kebetulan banget"

"Hihi iya, dia seperti kamu mau banget lanjut S2-nya di sana!"

"Hmm kalau boleh tau siapa namanya tan, cowok atau cewek?" Tanya Alisya

"Nanti Tante kasi tau kalau sudah waktunya ya! Hihi"

"Nanti kalau dia sudah pulang ke Indonesia Tante ajak ketemuan sama kamu. Kamu mau kan?"

"Boleh boleh aja tan, malah Alisya seneng kalau banyak temennya"

"Btw kalau boleh tau, kapan anak Tante pulang ke Indonesia?" lanjut Alisya

"Hmm katanya sih sampai di Indonesia lusa! Kamu masih di Bali kan lusa?"

"Iya masih tan, terkahir lusa kita di Bali! Ya kan ma?"

"Iya ni jeng, kita cuma ada waktu liburan 3 hari saja. Karena Alisya mau balik ke Singapur lagi!" Jawab Sinta

"Kok cepet bangett?"

"Iya tan, soalnya ada beberapa hal yang harus Alisya selesaikan"

"Yah mudah-mudahan saja cepet selesai ya urusannya!"

"Makasih ya tan doa nya" ucap Alisya

Hampir satu jam lamanya mereka mengobrol, terlihat Nona juga hendak meninggalkan tempat obrolan itu. Sementara Alisya juga lebih memilih untuk segera masuk ke dalam kamar.

Dua hari setelahnya....

Nona terlihat kembali mengunjungi tempat penginapan Sinta dan Alisya. Kini ia tak datang sendirian, seperti janjinya dua hari lalu bahwa anaknya akan datang ke Indonesia.

Sepertinya hari ini menjadi awal pertemuan Alisya dengan seseorang yang selama ini sangat di idam-idamkan oleh orang tuanya.

"Hai jeng" Ujar Nona kepada Sinta yang nampak sangat senang

"Haiiii, akhirnya dateng juga. Dari tadi loh aku tungguin!!" Jawab Sinta

"Iya nih Jeng agak telat, maaf ya soalnya jalan ke bandara tadi macet banget, di tambah jarak bandara ke sini lumayan jauh kan!"

"Iya. iya jeng gapapa kok!" Jawab sinta

"Ngomong-ngomong Alisya mana jeng kok gak kelihatan?"

"Aduh itu anak memang suka ngilang-ngilang, tadi dia sempet nunggu juga di sini lumayan lama jeng. Terus gak lama setelah itu dia kayak dapet telfon gitu dari temennya, terus bilangnya cuma mau pergi sebentar ehh gak taunya belum pulang-pulang juga sampai sekarang"

"Ya udah gapapa jeng aku tungguin aja di sini, mudah-mudahan ga lama"

"Maaf loh jeng jadi ga enak!" Ucap Sinta yang merasa tak enak terhadap Nona yang rela menunggu lama demi kedatangan seorang Alisya.

Tidak lama setelah itu, handphone Sinta berdering...

drttt... drtttt... drtttt

"Hallo Al, kamu dimana sekarang nak? Tante nona sudah Dateng nih!" Tanpa basa-basi Sinta langsung menanyakan keberadaan Alisya

"Ma, maaf banget sebelumnya maaf banget! Alisya harus kembali ke Jakarta sekarang juga!!! Tolong sampein sama Tante nona ya ma Alisya buru-buru banget sekarang! Mama tenang aja Alisya udah dapet tiket, kebetulan temen Alisya kemarin sempet booking dua tiket. Sekali lagi maaf ya ma, tolong banget sampein maaf Alisya ke Tante nona. Hmm, nanti kalau mama sudah sampai Jakarta baru Alisya ceritakan semuanya! Oke ma?"

Alisya sangat terburu-buru, sehingga tanpa menunggu respon balik dari mamanya ia langsung mengakhiri panggilannya.

Di satu sisi, Sinta terlihat sangat tak enak hati kala harus menjelaskan kepada Nona perihal Alisya.

Akhirnya setelah beberapa menit mereka mengobrol Nona mengerti keadaan Alisya sekarang, dan mereka memutuskan untuk membuat jadwal di lain hari untuk mempertemukan kedua anaknya.