Menceritakan tentang Raya seorang perempuan yang memiliki kelebihan yaitu Indra keenam. Raya adalah seorang vokalis bend nya yang berada KapRal. Raya juga merangkap sebagai pencipta lagu yang dia ambil dari kisah-kisah arwah penasaran.
Suatu hari Genk KapRal didatangkan beberapa musibah dan malapetaka, pertama Raya nyaris terbunuh, kedua bend KapRal mendapati sebuah fitnah bahwa bend mereka melakukan plagiat atas lagu-lagu yang diciptakan Raya.
Saat merasa frustasi Raya tiba-tiba mendapat ide untuk datang ke villa milik kakeknya.
Di Sana dia yang ditemani sagara menemukan beberapa hal ganjil serta berhasil menemukan sebuah syair atau mantra yang akan di ubah oleh Raya menjadi sebuah lagu.
Dari sanalah malapetaka besar itu akan muncul. Setelah Raya memperkenalkan lagi ciptaanya kepada teman-teman bend nya.
Satu persatu teman-teman bend mati dengan cara yang mengenaskan, pembunuh nya hanya meninggalkan jejak yang sama yaitu kedua bola mata korban lenyap tiada bekas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuireputih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 Dua Kabar Buruk
Pekikan suara Karin membuat Raya terbangun.
Sinar matahari menerobos pintu kaca apartemen yang terbuka. Harusnya ini menjadi pagi yang indah. Namun, harapan itu buyar kala Karin yang tengah terpaku di depan layar kaca tampak histeris dengan ekspresi campur aduk.
Antara terkejut, takut, dan sedih. Raya bisa membacanya. Lalu, dilemparnya pandangan pada televisi yang menyala, di mana mata Karin terpaku.
Berita kecelakaan tragis yang menimpa dua penyanyi muda yang tengah naik daun. Rindu millyka dan Aura Crinita.
Butuh waktu cukup lama bagi Raya untuk mengeja nama-nama itu. Berulangkali memukul kepala, berharap sederetan huruf itu hanya ilusi, atau Raya memang salah membacanya. Namun, sekali lagi, itu bukan ilusi.
Makin diperkuat kala foto mobil yang telah ringsek parah itu diperlihatkan. Raya sangat hafal bentuk mobil sahabatnya itu. Kini, tubuhnya terasa kaku dengan pandangan mata yang kosong.
Makin terguncang lagi kala terlihat tayangan bagaimana dua sahabatnya yang terbungkus kantong kuning digotong ke ambulans. Ditambah dengan pernyataan reporter yang mengungkap tabir jika bola mata dua gadis malang itu hilang dan tak ditemukan.
"Rindu dan Aura … meninggal?" pekik Raya, lalu menutup mulutnya.
"Sabar, Ray. Aku tahu, kamu pasti terguncang dan merasa sangat kehilangan. Nggak nyangka mereka pergi secepat ini. Padahal baru saja ketemu beberapa hari lalu waktu di rumah sakit." hibur Karin, sambil memeluk Raya erat.
"Harusnya aku nggak membiarkan mereka pergi, Kar! Semua gara-gara aku!" Tangis Raya pecah dalam pelukan Karin.
"Ini bukan salah kamu, Ray. Semua sudah takdir." Kalimat Karin membuat hati Raya sedikit lega.
Namun, itu hanya berlaku selama beberapa menit. Iklan demi iklan bergantian menghiasi layar kaca. Kala itu, ponsel Raya berbunyi. Nama Reno tertera di sana. Buru-buru Raya mengangkat, karena merasakan sekelebatan hawa ganjil yang menyertai firasat buruk. Mungkin masih seputaran kasus plagiat, tapi entahlah.
"Halo?" Raya memulai percakapan.
"Ray, karin dan Sagara ada di sana?" tanya Reno dengan suara bergetar.
"Karin ada di sini. Tapi, Sagara tidak. Ada apa, Ren?" tanya Raya balik.
Hembusan napas berat dikeluarkan Reno. Sepertinya anggota termuda KapRal itu sedang dalam keadaan tertekan.
"Bemby meninggal, Ray!" Suara Reno menyerupai bisikan, tapi terdengar bak sambaran petir di telinga Raya.
Ponsel yang digenggamnya meluncur jatuh, lalu bertabrakan dengan lantai marmer hingga mengejutkan Karin yang masih asyik di depan layar kaca.
Dua lutut Raya bergetar, kehilangan kekuatan, lalu menekuk membawa tubuh jatuh membentur lantai. Tatapan mata gadis itu kosong, menyertai berbagai macam andai-andai yang meneror pikiran.
"Ray, kenapa?" tanya Karin sambil mencengkeram bahu Raya.
"Bemby, Kar …. Bemby …." Suara Raya tersendat.
"Bemby kenapa?" tanya Karin lagi.
Raya ingin menjawab, tapi seluruh energinya seakan terkuras habis. Ia masih mampu melihat ribuan kupu-kupu mendadak muncul dan berputar tak beraturan di depan mata. Pening menggelayut, menyapa redupnya cahaya. Redup … redup … redup … lalu gelap.
(ADA APA DENGAN BEMBY, APA JUGA DIA TEWAS? ATAU IA MASIH BISA DITOLONG? AYO IKUTI TERUS KISAH NYA, JANGAN LUPA FOLLOW, LIKE, DAN KOMEN YA READERS KU YANG CANTIK JELITA DAN TAMPAN MENAWAN)
(MAKASIH BUAT KALIAN YANG UDAH BACA CERITA AUTHOR, JANGAN LUPA KOMEN YA)
(MAAF JIKA TERDAPAT KEKURANGAN, MOHON KOREKSINYA DARI PARA READERS YANG BAIK HATI SEPERTI KALIAN)
tapi kerennnnn 👍👍👍👍