Jodoh Sempurna

Air Terjun Kakek Pintar ini dikelilingi oleh bebatuan dan pepohonan, nuansa hutan yang sejuk dan rindang sangat terasa nyaman ketika mengunjungi tempat wisata ini. Selain air terjun, di kawasan wisata ini terdapat Bumi Perkemahan Kakek Pintar yang menyediakan tempat untuk berkemah di antara pepohonan pinus. Air Terjun Kakek Pintar bisa menjadi tempat liburan dengan paket yang lengkap. Selain bisa menyatu dengan alam, wisatawan pun dapat menikmati berbagai fasilitas antara lain toilet, mushola, kebun bunga, hingga amfiteater. Yang juga menjadi tempat favorit adalah Kedai Lali Djiwo, yakni kedai kopi yang menawarkan kehangatan kopi dengan nuansa hutan dan suasana dinginnya.

Di sini lah mereka berdua berada, di Kedai Lali Djiwo. Yuda dan Rendi adalah dua orang yang berstatus atasan dan bawahan. Yuda merupakan pemilik usaha perkebunan, pertanian juga ekspor impor yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Sedangkan Rendi adalah asisten sekaligus teman masa kuliah yang telah ditolong hidupnya oleh keluarga Yuda. Tidak ada struktur resmi diantara mereka berdua. Jika sedang di kantor yang mereka jalankan, Yuda lebih suka dipanggil pimpinan dan asisten bukan CEO ataupun sekretaris. Sambil membuka email yang masuk, memeriksa laporan keuangan, Yuda kini juga tengah melakukan pengawasan terhadap dua gadis sekaligus menikmati pemandangan dua gadis itu yang sedang bermain air di bawah guyuran air terjun bersama segelas kopi tubruk panas. Asap yang masih mengepul, membumbung tinggi seolah menemani nikmatnya minum kopi.

“Ren, cek ulang laporan dari cabang kota B PT. Bonjaya” perintah Yuda pada Rendi

“Apa perlu kita melakukan sidak ke sana?”setelah melaksanakan perintah Yuda

“Akan ku minta Fajar untuk sidak, dia sedang di kota B juga.”

“Bagaimana perkembangan di pabrik teh?” tanya Yuda selanjutnya.

“Bulan ini grakfik penjulan kita meroket Yud. Inovasi berbagai rasa dan kemasan teh diterima pasaran”Jelas Rendi

“Alhamdulillah semua berkat kerjasama semua orang, aku akan mengunjungi kebun teh. Sudah lama tidak ngobrol dengan Bu Sri pemetik teh kita”

(Pandangan mata tajam tetap mengarah pada Rina)

“Jadi ingat pertama ketemu Rani, InsyaAllah dia bidadariku!”

“Percaya diri sekali BOS! Ledek Rendi tertawa

.

.

“Lihatlah mereka Rani! Sebenarnya siapa dan kerja apa mereka?” Tanya Tika sambil menikmati rendaman kakinya di air yang dingin

“Aku tidak tahu Tika. Aku juga penasaran dibuatnya. Yuda hanya mengaku seniman. Sepertinya dia sangat sibuk” berkata sambil mengedikkan bahunya

“Kamu harus menyelidiki Rin” wajah serius Tika

“Bukankah tidak lah sopan jika kita menanyakan pekerjaan oranglain, kecuali jika dia sendiri yang bercerita” Sela Rina

“Behhhhh…kamu ini mirip mak-mak Jawa!”

“Kamu gak ingat mak Dayang betapa cerewet nya mendidik anaknya ini tentang adab! Tapi itu tidak jadi masalah, akan ku buat Yuda menceritakan sendiri tentang dirinya.” Ungkap Rina penuh keyakinan

“Sampai di sini aku sudah mendapat beberapa point plus dari Yuda.” Lanjut Rina

“Tik, bagaimana tanggapanmu tentang menikah muda?”

“Itu hak setiap orang Rin. Aku cuma dapat nasehat dari mamak ku. Jaga diri, andai sudah punya lelaki segera di kenalkan mamak!”

.

.

Satu jam bersuci dari toxic sudah cukup membuat kulit mereka yang semula mulus jadi keriput layaknya krupuk sapi yang belum digoreng.

“Tik…dingiiiiin Tik..gigiku sudah beradu domba”

“Heem…saking dinginnya aku telah dengan sadar hati menodai air disini sampai 5 kali.”

“Apa maksudmu best?”

“Kamu gak merasa gurih..gurih asoy?”

(Diam beberapa detik..loading muter-muter otak)

“Gila…tega Tik….aku yang gadis perawan ini, cantik jelita.. gak jadi suci ragaku bestttttt….!

Huuuahahahahahahaha…..

(Tika terawa terpingkal pingkal”

“reseekkkkk…nih rasain”

Dengan tangkas Rina menarik kaki kanannya dari dalam air, diluruskan hingga 90 ° penuh tenaga mengarah dada Tika hingga tubuh Tika sedikit mundur terjengkang. Membuat air yang mengalir berkecipak. Byuuuurrrrr.

“Hadeeehh…pantat gueeehhhhhhhh ternodai batu kali Rin” (sambil mencoba berdiri dan memijit mijit pantat bohainya.

Berselang 2 detik setelahnya ditarik tangan Rina dengan kuat.

Rina yang tidak dalam posisi siap. Oleng dan Byurrrrrr….. telungkup seluruh tubuh masuk dalam air.

“Hahahahahahah…sumpah…gokil Rin, posisi mu abstrak!”

“Tika……!!! Teriak Rina sambil membalikkan posisi kemudian duduk.

Mengusap muka yang basah kemudian mereka berdua tertawa lepas.

“Sudah…puasssssss hari ini! Seru Rina.

Kedua jempol tangan Tika di angkat diarahkan ke Rina.

Dua pasang mata tak jauh dari para gadis mengintai layaknya detektif.

Duduk di bebatuan besar dengan riak sungai kecil.

“Gokil tendangan Rina dahsyat! Sempet lihat gak? Seru Rendi menepuk Pundak Yuda

“Tak ada satupun yang terlewat.” Tersenyum tipis sambil melihat foto yang diam-diam ia ambil saat Rina tertawa lepas di phosel miliknya.

“Wah..nilai plus nih, selama kenal belum pernah lihat seorang Yuda keluar senyum maut karena cewek.

“Kita cari plus lainnya setelah ini!” seru Yuda

Tak lama kedua gadis itu keluar dari air dengan kondisi basah kuyub.

Bisa dibayangkan kan dua orang gadis kondisi basah kuyub, itu baju kelihatan body body yang diinginkan mata-mata elang.

“Behh….Yud godaan datang Yud…..gak sanggup aku Yud…gak sanggup untuk menolak.”

Sadar akan tatapan mata itu, kedua gadis saling berpandangan satu sama lain.

“Rin, nyeplak banget itu dada!”

Rina menunduk, kemudian menatap Tika lanjut menoleh ke kedua laki-laki.

“Astaghfirullah…”Reflek menyilangkan kedua tangan depan dada.

(Aku mau lari, aku pingin teriakkkkkk) Jerit hati Rina

Di satu sudut ada dua pasang mata pengunjung sedang mencari mangsa

“Yang satu untuk ku ya…bidadari keluar dari air terjun ini harus kau ijinkan untuk menahlukkannya.”

“se*ok bodynya..yahudddddddd!! bisik pengunjung yang berfikiran iya..iya minta di gethok kepalanya.

Astaghfirullah Rina…! Seru Yuda reflek

Yuda berjalan cepat mengarah ke Rina sambil membawa jaket yang tadi dikenakan Rina. Ia menutupi tubuh bagian depan Rina yang basah kuyub. Rina dengan sigap menerima jaket Yuda.

“suit..suit…cewek godain mas dunk! Seru pengunjung laki-laki tadi yang sengaja melihat kedua gadis.

Dikepalkan tangan kanan Tika ditepukkan dengan tangan kiri nya pertanda mengancam laki-laki itu.

“Ke sini, bogeman kuburan bisa melayang cuma-Cuma!” teriak Tika mengancam

Kemudian ia menarik tangan Rina dengan sekuat tenaga dengan maksud mengajaknya ke kamar mandi umum. Rina yang tidak siap seketika jatuh telungkup mencium tanah.

Tika sadar kesalahannya menoleh ke belakang di mana Rina sudah tak lagi terlihat wajahnya karena menghadap tanah.

Yuda yang berada tak jauh setelah memberikan jaket berseru

“Rina, kamu tidak apa?” apa perlu aku memelukmu!” Yuda berusaha menolong.

“Bolehkah aku teriak? Aku malu sekali!” ucap Rina lirih menahan sakit dan malu

“Tak perlu, tundukkan saja kepalamu. Ku antar sampai kamar mandi”

“Rin, maaf Rin aku tidak sengaja.” Sesal Tika kemudian