"Kau gagal merusak rumah tanggaku, maka jadilah wanita simpananku, Azzalea Quinera."
~Tristan Sagara Kusuma~
Azzalea Quinera, gadis 23 tahun itu tidak pernah menyangka jika hidupnya akan serumit ini. Kakaknya kecelakaan, dan dirinya yang hanya seorang mahasiswa harus menjadi wanita simpanan, setelah gagal merusak rumah tangga pria dari masa lalunya demi mendapatkan uang pengobatan.
Berawal dari suruhan orang, namun berakhir membuatnya terjebak dalam perasaan tidak berujung dengan pria tampan sejuta pesona.
Lalu bagaimana kisah hidup Azzalea dan Tristan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku mau ini setiap hari!
Alea duduk seorang diri di dekat jendela, ia merasa begitu bosan dan jenuh tinggal sendirian di apartemen Tristan yang terbilang cukup mewah meski hanya ada 1 kamar.
Alea menghela nafas pelan, ia menatap jalan raya yang menciptakan warna merah dari lampu kendaraan yang padat.
"Bosan banget, apa aku telepon kak Firda aja?" gumam Alea yang belum menghubungi kakaknya sejak pagi.
Alea tadi dihubungi oleh orang yang menjaga kakaknya dan mengatakan bahwa kakaknya sudah pulang dari rumah sakit. Dokter Prama juga menghubunginya dan mengatakan hal yang sama.
Alea mencari-cari keberadaan ponselnya, dan ternyata mati. Alea menepuk keningnya, bisa-bisanya ia tidak mengecek baterai ponselnya.
Alea buru-buru mengecas ponselnya, setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih dan tidur.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, ia harus tidur sekarang karena besok harus kembali bekerja di kantor Tristan dan menjadi sekretaris pria itu lagi.
Sementara itu di tempat lain, terlihat seorang pria sedang duduk di kamarnya sambil bekerja. Ia melirik ponselnya beberapa kali, berharap wanita yang ia sekap di apartemennya menghubungi untuk meminta sesuatu.
"Sialann, kenapa jadi mikirin Alea. Dia sudah dipenuhi kebutuhannya, tentu saja dia tidak akan mengunjungimu." Celetuk Tristan untuk dirinya sendiri.
Tristan sudah mencoba menghubungi Alea berulang kali, namun hasilnya nihil. Nomor Alea tidak aktif, entah sengaja mematikan ponselnya atau memang baterai ponselnya habis.
Tristan mengacak-acak rambutnya, ia menutup laptopnya kemudian memilih untuk tidur daripada memikirkan Alea dengan rasa kesal.
Keesokan harinya, Alea sudah bangun dan bersiap untuk pergi ke kantor, sebelum itu Alea akan sarapan dulu.
Alea membuat nasi goreng dengan telur mata sapi dan tambahan sayur, awalnya hanya niat memasak untuk dirinya sendiri, tapi ternyata ada pria tampan dan gagah datang ke apartemennya. Ralat, pria tampan si pemilik apartemen.
Ya, saat ini Alea sedang sarapan bersama Tristan dan juga Mondy, namun pria itu sarapan di ruang tamu, sebab Tristan yang memerintahkan.
"Saya mau nasi goreng ini setiap hari di kantor." Celetuk Tristan tanpa menatap Alea.
"Hah?!" Mulut Alea sontak terbuka saat telinganya mendengar perkataan yang janggal.
"Mau sarapan ini setiap hari, maksudnya saya harus masak untuk anda?" tanya Alea memastikan kejelasan atas ucapan Tristan barusan.
"Ya." Jawab Tristan singkat.
"Kenapa, kamu menolak?" Tanya Tristan selanjutnya.
Alea menatap Tristan, ia memasang senyuman terpaksa lalu menggelengkan kepalanya.
"Saya tidak akan berani melakukan itu, Pak." Jawab Alea pelan.
"Bagus. Jadilah gadis penurut," timpal Tristan lalu melanjutkan sarapannya.
Alea hanya bisa menggerutu dalam hati, ia tidak tahu bagaimana caranya bisa bertahan menghadapi sikap Tristan yang membuatnya panas sekali.
"Sepertinya kamu kurang nyaman dengan permintaan saya." Celetuk Tristan dengan tatapan menyidik.
"Nggak kok, Pak. Saya cuma lagi kepanasan sedikit," sahut Alea mengelak.
"Kepanasan? Apa perlu kita buat pagi ini panas diatas ranjang sana?" tanya Tristan asal-asalan.
"Pak!" Tegur Alea tanpa sadar.
Tristan mengangkat sebelah alisnya, hal itu seketika membuat Alea tersadar dan menundukkan kepalanya. Wanita itu tidak berani menatap wajah tegas Tristan.
Namun rasa takut Alea terlindungi oleh kedatangan Mondy yang sudah selesai sarapan.
"Nona Alea, biar saya cuci piringnya." Ucap Mondy dengan sopan.
"Tidak perlu!" sahut Alea dengan cepat.
Alea bangkit dari duduknya, kebetulan ia juga sudah selesai sarapan.
"Saya juga sudah selesai, biar saya yang mencucinya." Jelas Alea ketika melihat wajah bingung Mondy.
"Baik." Balas Mondy tanpa protes sama sekali.
Alea pun segera mencuci piring bekas sarapan, sementara Mondy akan kembali menunggu di ruang tamu karena tidak mau mengganggu privasi atasannya.
Tristan bangkit dari duduknya, ia membawa piring bekasnya makan kemudian meletakkannya di wastafel.
Posisinya, Tristan berdiri di belakang Alea sehingga terlihat jika pria itu tengah memeluk sekretaris mungil dan cantiknya ini.
"Pak, biar saja saya." Ucap Alea pelan.
"Kenapa, saya hanya ingin cuci tangan." Sahut Tristan seraya menggosok kedua tangannya satu sama lain.
"Kalo begitu saya menyingkir dulu, Pak. Anda kesulitan sepertinya," ujar Alea, namun Tristan menahannya.
"Tidak perlu." Larang Tristan sedikit berbisik.
Alea menghela nafas, lagi-lagi ia tidak bisa berkutik jika Tristan sudah memerintahkan. Enak sekali memang ya jika banyak uang, apa-apa pun bisa jalan jika ada uang.
"Dimana saya harus mengeringkan tangan saya?" tanya Tristan kepada Alea.
Alea reflek membalik badan dan hendak mengambil tisu di meja makan, namun ia lupa jika posisi Tristan begitu dekat padanya. Sehingga saat Alea berbalik, tanpa sengaja hidung mereka bersentuhan.
"Maaf, Pak." Ucap Alea menjauhkan wajahnya.
Tristan tersenyum simpul, ia membalik badan dan mengelap tangannya dengan tisu. Tatapan Tristan belum teralihkan dari wajah Alea sampai sekarang.
Cup
Dengan cepat Tristan mencium bibir wanita itu. Alea terlihat melototkan matanya, namun itu tidak membuat Tristan melepaskan bibir candu nya itu dengan mudah.
"Saya juga mau ini setiap hari, dan kau yang harus melakukannya." Bisik Tristan kemudian berlalu dari dapur.
Alea membuang nafasnya ketika sejak tadi menahan, ia menatap kepergian Tristan dengan tangan terkepal. Enak sekali pria itu tinggal minta dan minta, sementara ia harus melakukan semuanya.
"Dasar T-rex." Cibir Alea.
Panggilan Alea yang baru untuk Tristan adalah T-rex, sebab pria itu senang sekali menggigit, terutama menggigit bibirnya. Eh!
Jangan lupa like, komen positif dan rate ya guys. Sedih lihat rate bintangnya 😫
Bersambung.................................
ya klu mau bc ya bc jgn byk protes
authornya lupa kaliyaa🙃
mengalahkan kecantikan dan kekayaan