NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HANYA HUKUM

Lingga menghapus saos di sudut bibir Maya dengan jempol dan mensesapnya. Wanita itu tengah melahap bagian kulit ayam yang menjadi pavoritnya. Sampai tidak menyadari gerak-geriknya bersama Lingga tak luput dari pantauan seorang pria yang tengah duduk bersama wanita, pria itu memperhatikan Maya dari balik kaca luar. Dengan posisi di belakang punggung Maya.

"Abang tidak pakai nasi?" Maya bertanya saat melihat Lingga hanya menghabiskan satu ayam krispi dan satu cup iced coffe float yang di pesannya.

"Nanti kita makan lagi May.. Abang lagi pingin makan yang berkuah."

"He'em.." Maya hanya mengangguk menghabiskan ayam miliknya.

Sedangkan Dina, ia tidak perduli dengan pasangan yang sedang jatuh cinta di sampingnya, wanita itu sedang asik, mereteli tulang ayam, menikmati makanan-nya hingga tak tersisa.

Mengabiskan dua potong dada ayam, plus nasi, plus french fries berukuran large, di tutup dengan minuman bersoda, membuat perutnya terasa penuh kekenyangan, sehingga mulutnya yang biasanya berkicau tak bisa diam itu saat ini terbungkam. Tapi tiba-tiba saja suara memalukan terdengar di telinga.

Maya menendang kaki Dina di bawah meja saat wanita itu bersendawa tanpa rasa malu, di balas oleh Dina dengan tertawa lebar.

"Santai kali, May.. Abang juga gak protes, weekkk.." Dina ngeloyor pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.

"Kamu sudah lama berteman dengan Dina, May?"

"Semenjak kerja di butiq Tante Rossa."

Maya menjawab sambil menyeruput minumannya yang masih setengah.

Saat Maya menyebut sebuah nama, pria itu terdiam. Ada rasa sedikit ingin tau di hatinya mengenai wanita yang menjadi istri kedua Cjokro. Wanita yang menjadi Mama sambungnya. Tapi masih di tahannya. Ia akan mencari momen yang tepat untuk sedikit mengorek bagaimana Tante Rossa di sudut pandang Maya.

"Abang kenapa? Kog diam?" Maya bertanya saat melihat perubahan di wajah Lingga yang seperti sedang berpikir.

Hingga suara pesan masuk ke dalam ponsel Lingga memutus pikiran dan pertanyaan Maya yang masih penasaran.

"Tidak ada apa-apa, May.. Cucilah dulu tanganmu.. Nanti Abang menyusul."

Lingga membuka ponselnya, melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Maya beranjak dari kursi setelah Dina datang dari arah kamar mandi.

"Kemana, May?"

"Cuci tanganlah.."

"Kirain mau cuci piring."

"Emangnya numpang makan pake cuci piring."

"Gak titip Abang?"

"Emang kenapa?"

"Ya, kali aja di gondol kucing.."

Dina berbisik di telinga Maya.

"Nohh.. Gak lihat? Abangmu jadi pusat perhatian gadis-gadis ber-rok mini." Dina memberi kode dengan lirikan matanya yang mengarah ke sekumpulan para gadis yang tengah tebar pesona kepada Lingga yang sedang serius membalas pesan yang baru saja masuk.

"Jagain.." Maya kembali berbisisik.

"Cieee …yang atut Abangna di copet."

"Buat apa Bu satpam kalau tidak bisa di tugaskan." Maya masuk ke area kamar mandi wanita, ia mencuci tangannya di wastafel yang tersedia di bagian luar.

Maya terlalu serius menunduk membersihkan sela-sela tangannya hingga tidak menyadari kehadiran seseorang di belakangnya.

"Kamu menolakku karena pria itu May?"

Pria itu sudah berada di belakang tubuh Maya dengan menguncinya. Ada rasa cemburu dan tidak terima yang Herman tunjukkan kepada Maya.

"Mas, Herman?" Maya terkejut, ia langsung berbalik ketika mendengar suara yang di kenalnya. Ada rasa takut di hati Maya, saat menyadari area kamar mandi dalam keadaan sepi.

"Minggir, Mas." Maya berusaha keluar dan menghindar dari hadapan Herman, sungguh posisinya sangat tidak nyaman, kedua tangan pria itu berada di pinggiran keramik mengurungnya.

"Jawab dulu pertanyaanku May."

Herman menatap Maya dengan wajah dan senyuman miring yang mencela

"Kamu menolakku, aku pikir kamu memang benar-benar wanita setia tapi ternyata?" Herman terkekeh mengejek

Ucapan Herman menyulut kemarahan Maya yang selama ini ia pendam.

"Lalu apa bedanya dengan kamu Mas?" Maya mendorong dada Herman agar menjauh dari tubuhnya.

"Kamu juga pria brengsek Mas, yang menggoda istri dari Kakak iparnya sendiri."

"Aku laki-laki May. Dan kamu perempuan."

"Memangnya kenapa kalau laki-laki? Apa karena Mas Herman laki-laki sehingga Mas Herman bebas melakukan apapun dan mencelaku? Benar.. Aku memang perempuan. Lalu apa masalahnya denganmu?" Maya sudah tidak memanggilnya dengan panggilan Mas Herman lagi.

"Kita kenal hanya sebatas ipar dan tidak lama lagi akan segera berakhir. Jadi jangan mengurusi urusanku."

"Maksud kamu apa May?" Herman mencekal tangan Maya saat wanita itu hendak pergi keluar

"Lepas, Mas.." Maya berusaha menarik tangannya.

"Maksud ucapanmu apa?" Herman mempertanyakan lagi ucapan Maya barusan.

"Kamu istrinya Haris. Apa pantas kamu bermain gila dengan pria lain saat suamimu sedang melakukan pengobatan. Kamu sama saja dengan perempuan murahan di luar sana."

"Dan bagaimana seandainya kalau aku bermain gila denganmu? Dan menerima tawaranmu? Apa akan menjadi pantas di sudut pandangmu?" dengan kekuatan yang ada, Maya membela dirinya.

Herman terdiam mendengar ucapan Maya. Benar yang di ucapkan Maya, ia mungkin akan mendukung dan bersorak gembira dengan apa yang di lakukan Maya jika pria itu adalah dirinya. Tapi kenyataannya, ia melihat Maya sedang bermesraan dengan pria lain dan itu membuatnya terbakar cemburu

"Dan kamu mengingatkan aku akan posisiku yang masih menjadi istri Haris?

Lalu bagaiman dengan posisimu yang masih menjadi suami Tika?"

"Tapi kamu tau May? Dari awal aku menyukaimu? Aku diam tidak mengejarmu karena kamu masih istrinya Haris." Herman mencari pembenaran akan ucapannya yang telah menyinggung Maya.

"Kamu benar. Statusku memang masih istrinya haris secara hukum. Hanya hukum. Dan kamu mengingatkan aku akan Haris yang sedang menjalani pengobatan? Sekarang aku tanya? Apa benar Haris sedang melakukan pengobatan di Guangzhou seperti yang aku dengar? Kalau betul, apa ada yang memberi kabar kepadaku? Bukankah kalian semua merahasiakannya?"

"Lalu bagaimana dengan kewajibannya sebagai suami? Apa ada yang mempertanyakannya? Tidak, tidak ada yang perduli.. Jadi jangan pernah merasa seolah-olah kalianlah yang paling benar.

Dan siapa kamu? Sehingga berhak menyebutku perempuan murahan."

Stitik air mata mulai menetes di sudut mata Maya, mewakilkan bagaimana perasaannya saat ini. sedih, marah, kecewa bercampur menjadi satu. Ketika kata murahan terucap dari mulut Herman.

"Bukan begitu maksudku May, maafkan aku kalau ucapanku menyinggungmu." Herman berusaha meraih tangan Maya, tiba-tiba ia merasa menyesal telah menyinggung perasaan Maya.

"May, dengarkan aku." Herman meraih tangan Maya yang ingin berlari keluar.

"Jauhkan tanganmu darinya!"

Suara tegas dengan sorot mata tajam Lingga hunuskan kepada pria yang tengah berdebat dengan Maya. Lingga langsung menarik Maya dan membawanya agar berdiri di belakang punggungnya. Pria itu membentengi Maya dengan berada di depannya.

Tidak lama dari kepergian Maya ke dalam kamar mandi, Lingga segera menyusul setelah selesai membalas pesan, ia segera pergi ke kamar mandi pria untuk mencuci tangan, dan menunggu Maya keluar dari area wanita. Lama tidak muncul, samar-samar Lingga mendengar percakapan dua orang yang ia kenal salah satunya adalah Maya. Dan ia cukup lama mendengar perdebatan keduanya di balik pintu. Membuatnya mengerti apa yang di inginkan pria itu.

"Saya peringatkan! Ini yang terakhir kali anda mendekati Maya. Saya tidak perduli ada hubungan keluarga sepertia apa anda dengan Maya. Saya tegaskan sekali lagi, apapun yang berurusan dengan Maya akan menjadi urusanku mulai saat ini."

"Hei Bung.. Asal kamu tau, wanita itu istri dari iparku dan dia tidak sebaik yang kamu pikirkan." Herman bicara dan kembali tersulut cemburu saat Lingga akan membawa Maya keluar.

Buggg...

Lingga berbalik, dengan memberikan satu pukulan di wajah Herman.

"Itu untuk ucapan kotormu kepada Maya."

****

Bersambung ❤️

Mohon dukungannya ya

1
Ani Ani
cerita yang habis
Ani Ani
mejung pusara Anak nya
Ani Ani
ada yang sedeh nak ditingal kan
Ani Ani
semoga hidup kamu bahagia
Ani Ani
mukin ada yang tak betul kot
Ani Ani
kena Kotor habis
Ani Ani
DIA ingin jumpa kawan Baik nya
Ani Ani
ada yang marah ni
Ani Ani
kena Macan baru nak makan
Ani Ani
kawan lama nya
Ani Ani
rasia lagi
Eka Yuliana
God kak,bukan good...
terus lauk pauk dan obat buat haris di kemanain tuh
Ani Ani
akhir nya bersatu
Ani Ani
ayah kamu
Ani Ani
kedua2 sama naik
Ani Ani
kacau penatin aja
Ani Ani
dah Baik lah tu
Ani Ani
Jalan dulu kewajibpan nya
Ani Ani
adayang cemburu
Ani Ani
kuat hati mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!