Gadis Kecil

Nilam pun pergi ke dapur meminta Lea membuatkan minuman untuk Laura dan Antonio, tak lupa juga ia memberitahukan pada Lea untuk bersiap menemani Amora yang akan di bawa Laura dan Antonio ke acara pesta pernikahan rekan bisnisnya.

Di dalam kamar Amora, ia tengah sibuk mencari dress di dalam lemari yang akan ia kenakan.

"Apa kau tidak memiliki dress berwarna biru muda sayang? biar sama seperti bibi?" tanya Laura sembari tertawa kecil"

"Biar terlihat keluarga yang kompak ya bibi?"

"Iya dong sayang"

"Tapi sayangnya aku tidak punya bibi"

"Tidak apa-apa, kita cari yang lain saja. Bagaimana kalau dress yang bibi berikan padamu waktu itu?"

Amora tampak berpikir, "Oh iya, aku ingat bibi. Dress yang berwarna merah muda itu kan?Lebih baik aku pakai itu saja ya?"

"Iya sayang, pakai itu saja. Itu dress special yang bibi dan paman Antonio belikan untukmu"

Amora pun mengambil dress berwarna merah muda itu, dan ia berlalu ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Laura terlihat setia menunggu dengan duduk di tepi ranjang. Tak lama Amora ke luar dari kamar mandi, Laura beranjak berdiri menatap anak itu tanpa berkedip membuat Amora tersipu malu.

"Kenapa bibi melihatku seperti itu? apa aku jelek bibi? aku tidak pantas ya memakai dress ini?" ucap Amora seraya memperhatikan dirinya sendiri di cermin.

"Kau sangat pantas sayang, pantas sekali. Kau sangat cantik memakai dress ini. Tahu begitu bibi belikan sepuluh untukmu" Laura mencubit kedua pipi anak itu dengan gemas

Amora tertawa kecil mendengarnya, " Itu terlalu banyak bibi"

"Sini duduk biar bibi bantu merapikan rambutmu" Amora sangat patuh dengan Laura, kini Laura menyisir rambut Amora. Ia memakaikan bando di kepala Amora dengan warna yang senada dengan dress nya.

"Keponakan bibi sudah cantik, kita berangkat sekarang" Amora pun beranjak berdiri, Laura menggandeng tangan anak itu dan hendak keluar kamar. Saat itu juga Nilam hendak masuk ke kamar Amora.

"Kau mengagetkan ku saja" seru Laura seraya mengelus dadanya.

"Kenapa kalian lama sekali?" seraya memandang Laura dan Amora secara bergantian

"Namanya juga wanita" ujar Laura.

Mereka bertiga menuruni anak tangga dan berjalan ke ruang tamu menghampiri Antonio, disana juga sudah ada Lea.

"Sudah selesai?" tanya Antonio seraya meletakkan gelas berisi air minum di atas meja. Ia pun kini beranjaj berdiri di ikuti dengan Lea

"Bibi Lea juga ikut?" tanya Amora

"Iya sayang, bibi mau menemanimu" jawab Lea sembari mengusap kepala Amora

Amora pun tersenyum mendengarnya. Setelah berpamitan dengan Nilam kini mereka bergegas menuju ke tempat acara tuan Shenoy.

•••

Di tempat lain, Nathan dan kedua temannya tengah di dalam mobil. Nathan melajukan mobilnya, ia di temani kedua temannya, Bisma dan Andrew untuk menghadiri pesta pernikahan tuan Shenoy untuk mewakili papanya yang tidak bisa hadir.

"Kenapa kau tidak mengajak kekasihmu saja? kenapa malah mengajak teman-temanmu?" tanya Andrew

"Bagaimana mungkin dia mengajak kekasihnya, rumahnya saja dia tidak tahu" jawab Bisma dengan tertawa, Andrew pun ikut tertawa.

Nathan hanya menggelengkan kepalanya mendengar ejekan dari teman-temannya.

"Sekalipun dia tahu rumah kekasihnya, tidak mungkin Nathan membawa kekasihnya itu. Gadis kecil itu kan masih di bawah umur" Ucap Andrew di sertai dengan tawa.

Bisma tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

"Tertawalah sepuasnya, mau ku turunkan disini" seru Nathan

"Ayolah Nathan, tidak usah kesal seperti itu. Disana pasti banyak gadis cantik yang sudah dewasa tentunya" Andrew menahan tawanya

"Iya dan kau akan menikmati berbagai makanan disana bukan? Makanlah yang banyak supaya nanti kau pulang jalan kaki, kau tak merasa lelah" kata Nathan dengan santai

Bisma menahan tawanya, Nathan pun melirik nya. "apa kau mau jalan kaki juga?"

"Kenapa aku juga harus berjalan kaki? dari tadi kau yang meledekmu kan Andrew"

Nathan hanya diam, ia fokus mengendarai mobilnya. Tak lama setelahnya mereka sampai di sebuah hotel mewah. Disana banyak mobil mewah yang terparkir dengan rapi.Tak heran memang, karena tuan Shenoy merupakan pengusaha sukses yang sudah memiliki banyak perusahaan dan rekan bisnis.

Mereka bertiga berjalan beriringan memasuki ballroom hotel, terlihat dekorasinya begitu mewah dan nampak elegan.

Andrew mulai mencari makanan dan minuman yang sekiranya ia suka, namun ketika ia mengambil minum tak sengaja seseorang menabraknya dari belakang. Membuat minumnya tumpah dan sedikit mengenai jas yang ia kenakan. Pandangan Nathan dan Bisma pun teralihkan pada Andrew, mereka menghampiri Andrew.

"Maaf kak, aku tidak sengaja. Tiba-tiba kakiku tersandung" ucap anak perempuan itu.

"Iya, tidak apa-apa. Lain kali kau harus hati-hati" ucap Andrew dengar tersenyum

"Nona Amora tidak apa-apa kan?" ucap Lea, ia kini berdiri di samping Amora.

"Tidak apa-apa bibi, tadi hanya tersandung dan aku tidak sengaja menabrak kakak ini" Amora menunjuk pada Andrew

Lea mengalihkan pandangannya pada Andrew, "Maaf tuan, nona tidak sengaja"

"Tidak apa-apa. Lupakan saja"

"Gadis kecil... " seru Nathan, ia dan Bisma kini berdiri di samping Andrew dan memandang Amora serta Lea secara bergantian

"Kak Nathan,.. "

"Kau ada disini juga?" tanya Nathan

"Iya kak, aku di ajak oleh paman dan bibiku kemari" kata Amora seraya tersenyum membuat mata Nathan tak bisa lepas dari pandangannya

"Berkedip lah, ingat dia masih di bawah umur. Dengan Tania saja masih beda jauh usianya. Apalagi denganmu" bisik Bisma, seolah dia tahu bahwa gadis kecil yang ada di hadapannya saat ini ialah gadis yang pernah di ceritakan oleh Nathan.

Nathan seolah tersadar akan ucapan Bisma. Dari arah belakang Amora, terlihat Laura dan Antonio sedang berjalan menghampiri mereka.

"Sayang, kau kenapa disini? bibi dari tadi mencarimu" ucap Laura

"Maaf bibi tadi aku mau mengambil minum, tapi kakiku tersandung"

"Kau tidak apa-apa kan?" Laura menyentuh kaki Amora, wanita itu khawatir dengannya.

"Tidak apa-apa bibi"

"Nathan, kau ada disini? dimana paman Zio dan bibi Moza?" tanya Antonio

Pandangan Laura kini beralih pada ketiga pemuda yang ada di hadapannya

" Papa dan mama kemarin pergi ke Jerman kak untuk mengurus perusahaan yang ada di sana"

Antonio menganggukkan kepalanya, "lalu kau kemari bersama Bisma dan Andrew?" ucap Antonio seraya memandang Bisma dan Nathan secara bergantian

"Iya kak, aku... "

"Nathan kan belum memiliki kekasih, jadi dia kemari bersama kami, iya kan Nathan?" ucap Andrew, ia menyela perkataan Nathan dan melirik nya seolah tengah meledek

"Kalian benar-benar sahabat sejati, kemana-kemana selalu saja bertiga" ujar Laura

Antonio dan Lea menahan tawanya, Amora hanya diam saja mendengarkan mereka berbicara.

"Ya sudah lebih baik kita makan dulu lalu cari tempat duduk. Kasihan anak cantik ini kalau kelamaan berdiri"

Mereka kini mencari makan dan minum, lalu duduk di kursi dengan meja yang berbentuk lingakaran. Semua menikmati makanan di piring masing-masing. Pandangan Nathan sedari tadi tak lepas memandang Amora yang ia rasa begitu cantik dengan balutan dress berwarna merah muda dan bando dengan warna yang senada. Amora memang masih di bawah umur, namun parasnya begitu cantik dan menawan.