kisah ini menceritakan tentang seorang tuan muda dari klan besar yg di sebut sampa karena tidak bisa berkultivasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WOURU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tanaman api keabadian
Waktu satu bulan berlalu begitu saja, semenjak pembantaian binatang buas.
Terlihat dua orang remaja dan satu burung phoenix dibahu seorang gadis sedang berjalan jalan di dalam jurang kematian.
"Hei Xiao Yi! boleh aku meminjam seruling itu sebentar." ucap Yan Liyan sambil menunjuk seruling yang berada di peganganya.
Xiao Yi yang mendengar itu hanya mendengus dengan kesal.
"Untuk apa?"
"Apakah kau ingin mengambilnya?"
Yan Liyan tersenyum kecut ketika melihat Xiao Yi yang masih marah kepadanya.
"Hei.. adik Yi. Apa kau masih marah padaku" tanya Yan Liyan dengan nada suara lembut.
Xiao Yi yang mendengar itu tersenyum tipis.
"Menurutmu?"
"Hah..."
Tanggapan singkat dari Xiao Yi membuat Yan Liyan menghela nafas berat.
"Adik Yi. Aku tidak mau menggendongmu karena kau sudah besar, Kau tidak terlihat seperti adik kecil lagi." ucap Yan Liyan sambil memandang Xiao Yi.
Xiao Yi yang mendengar alasan kenapa Yan Liyan selalu menolak ketika dia meminta untuk di gendong menjadi murung.
"Aku tahu ukuran tubuhku berubah, tapi aku ini tetap adik kecil yang harus kau lindungi kan?"
ucap Xiao Yi sambil memandang Yan Liyan dengan ekspresi wajah yang bisa menangis kapan saja.
Semenjak kultivasi Xiao Yi meningkat ke tingkatan langit ukuran tubuhnya berubah.
Dari gadis kecil seperti berumur 10 tahun menjadi gadis berumur 14 tahun. Oleh sebab itu Yan Liyan enggan untuk menggendongya.
"Ya, Kau tetaplah adik kecil yang harus kulindungi."
ucap Yan Liyan sambil mengelus kepala Xiao Yi yang tingginya sekarang hampir sama denganya.
"Sekarang pinjamkan seruling itu padaku." Yann Liyan mengulurkan tangannya di depan Xiao Yi.
Xiao Yi yang langsung saja menaruh seruling itu ditangan Yan Liyan, karena takut jika Yan Liyan akan marah padanya.
Yan Liyan mengambil seruling itu dan melihat Mei Lin di bahu kanan Xiao Yi.
"Mei Lin kemarilah! Aku mempunyai permintaan padamu."
Mei Lin yang mendengar itu menjadi khawatir dan bimbang atas permintaan tuanya.
Hal aneh apa lagi yang di perintahkan oleh tuanya kepadanya.
Meskipun enggan, dia tetap terbang dan hinggap di bahu kanan Yan Liyan.
Yan Liyan tersenyum ketika melihat hal itu.
"bolehkah aku meminta dua helai buluh disayapmu." ucap Yan Liyan sambil melihat buluh merah terang di sayap Mei Lin.
Mei Lin yang mendengar itu ingin terbang dari bahu Yan Liyan ke bahu Xiao Yi karena tidak mau buluh di sayapnya diambil.
Bagaimana tidak, bulu burung phoenix merupakan lambang keindahan seekor binatang phoenix dan mereka selalu menjaganya.
Yan Liyan yang melihat Mei Lin ingin terbang dari bahunya mengeluarkan dua tanaman lotus api dari invetory sistemnya.
"Apa kau yakin?" Yan Liyan sambil menggoyangkan bunga lotus api di depan Mei Lin.
Mei Lin yang melihat bunga lotus api yang merupakan salah satu tanaman api keabadian, berhenti untuk sesaat sambil memandangi bunga itu lekat -lekat.
Bunga lotus api itu sangat menggoda baginya.
Di dalam batinya terjadi gejolak antara mementingkan kekuatanya atau harga dirinya sebagai dewi phoenix api.
Yan Liyan yang melihat Mei Lin terdiam hanya tersenyum.
"Bei Mei Lin, kalau aku mau aku bisa memintanya secara paksa dan kau tidak bisa menolaknya, karena kau binatang kontraku dan aku adalah tuanmu." ucap Yan Liyan sambil mengelus kepala burung phoenix itu.
Mei Lin yang mendengar itu langsung tersadar dia berpikir apa yang dikatakan oleh tuanya memanglah benar.
'Tapi, kenapa dia tidak memaksaku dan malah menawarkan tanaman berharga itu.' Batin Mei Lin yang memandang Yan Liyan.
Yan Liyan tersenyum, dia tahu isi pikiran Mei Lin karena adanya ikatan jiwa antara mereka.
"Karena kita tem... Ah, maksudku karena kau binatang kontraku, jadi kau harus mengonsumsi lotus api ini agar kau menerobos ketingkat pertapa suci.
Jadi sebagai bayarannya, kau harus memberikan dua helai bulu disayapmu."
"Lagipula dua helai bulumu itu akan tumbuh kembali ketika kau naik tingkat
Dan kau tidak dirugikan sama sekali dalam hal ini." ucap Yan Liyan berturut-turut berusaha untuk meyakinkan binatang kontraknya itu.
Mei Lin yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya dan membentangkan sayap indahnya lebar-ebar.
Dan seketika jatuh dua helai bulu terang berwarna kemerahan dari sayap Mei Lin, menuju kearah tangan Yan Liyan yang terlentang.
Yan Liyan tersenyun ketika melihat hal itu.
"Ini.. ambilah bunga lotus api abadi ini! dan konsumsi agar kau bisa menerobos!" ucap Yan Liyan kepada Mei Lin.
Mei Lin langsung mengambil dua tanaman itu menggunakan paruhnya, lalu pergi ke tempat yang sepi untuk menyerap manfaat tanaman itu.
Dedangkan Xiao Yi yang melihat semua kejadian dari awal sampai akhir antara Mei Lin dan Yan Liyan hanya terdiam dan hanya memberi tatapan ibah pada Mei Lin.
Karena dari segi sudut pandang manapun, hal tadi merupakan pemaksaan. pemaksaan secara halus versi Yan Liyan.
"kakak Liyan untuk apa bulu burung Phoenix itu?" tanya Xiao Yi sambil menunjuk dua helai bulu ditangan Yan Liyan.
"Kau perhatikan saja! kau pasti akan menyukainya." ucap Yan Liyan kepada Xiao Yi.
Xiao Yi mengangguk tanda mengerti.
Yan Liyan mengambil seruling dan bulu phoenix dan mengambil seutas tali tipis berwarna putih terang, lalu mengikat tali itu di seruling bunga bersama bulu phoenix.
"Aku kembalikan seruling ini padamu." ucap Yan Liyan kepada Xiao Yi.
Xiao Yi yang melihat itu tidak tahu harus mengatakan apa.
"Hei kakak Liyan! apakah kau memaksa seekor phoenix untuk menyerahkan bulunya hanya untuk dijadikan gantungan seruling"
tanya Xiao Yi yang memandang Yan Liyan dengan ekspresi keheranan.
"Ya. dan aku tidak memaksanya lagipula ini sangat berguna untukmu, jadi ambilah seruling ini!" Xiao Yi langsung mengambil seruling itu dan memegangnya erat.
"Ayo! kita pergi memanen lumut emas dan rumput perak di sana! sambil menunggu Mei Lin menerobos agar kita bisa keluar dari jurang ini."
ucap Yan Liyan sambil menunjuk pinggiran jurang yang dipenuhi tanaman langkah.
"Kenapa kita tidak berburu binatang buas saja kakak Liyan?" tanya Xiao Yi.
Yan Liyan yang mendengar itu memandang Xiao Yi dengan tatatapan aneh.
"Apakah selama satu minggu ini kau pernah melihat seekor binatang buas yang berkeliaran di dalam jurang ini?" Yan Liyan balik bertanya.
Xiao Yi yang mendengar itu akhirnya tersadar dan berpikir.
"Apakah jangan-jangan binatang buas di dalam jurang ini... " ucapan Xiao Yi terhenti ketika.
"Ya, kau benar sekali, binatang buas di dalam jurang kematian ini sudah kita bantai semuanya."
ucap Yan Liyan sambil pergi untuk memanen tanaman langkah sbelum keluar dari jurang.
Xiao Yi yang melihat itu langsung mengekori Yan Liyan dari belakang.
"Hmmm kira-kira 5 hari lagi aku bisa keluar dari jurang ini.
Itu lebih cepat dari yang kuperkirakan." gumam Yan Liyan sambil melihat mata merah Xiao Yi yang sedang melihatnya dari belakang.
'Mata merah itu sangat indah dan imut, Aku bodoh sekali merasa ketakutan ketika pertama kali melihatnya.' batin Yan Liyan.
'Aku berharap agar mata itu selalu seperti itu dan tidak pernah berubah.'
"Argkh... Sial! kenapa aku selalu berharap yang pada akhirnya harapanku tidak pernah terwujud."