NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Besar

Aku cepat-cepat melepas earphone Bluetoothnya dari telingaku. Jantungku berdebar dengan kencang. Dia ternyata memutar film horror yang akhir-akhir ini lagi booming di Instagram.

"Hahaha, kenapa?" Dia tertawa begitu renyah. Aku merasa kesal padanya. Aku sungguh tak bisa menonton film horror dengan backsound mencengkam seperti itu. Aku mengembalikan earphonenya. Kembali membuka ponselku, dan platform E-Book untuk kembali mengetik novelku.

Dia tiba-tiba mengintipku. Meski aku disebelahnya. Aku terkejut, dan hampir memukul wajahnya karena begitu dekat. "Kau merajuk?" Tanyanya.

Ha? Apa aku terlihat seperti merajuk? Aku melihat ke arah spion dalam mobil. Sopir itu melihat kami. Aku segera menutup wajahnya dengan kedua tanganku dan mengelengkan kepalaku.

"Apa kau mengeleng? Aku tidak bisa melihatnya" Ucap Khanza berusaha melepas telapak tanganku.

Entah mengapa, aku merasa malu. Aku mengkeryitkan keningku dan menyuruhnya untuk melihat film itu saja dari pada bertanya hal aneh padaku. Jelas-jelas aku tidak merajuk. Aku hanya tak bisa melihat film itu.

"Uhh, lalu kenapa kamu tidak melihat lagi Filmnya kalau tidak merajuk?" Tanyanya dengan halus sambil menunjukkan film iti yang dia pause.

Aku menghela napas. Mengetik cepat di ponselku. [Aku hanya ingin menulis. Film itu terlalu seram] Tunjukku padanya.

Dia terkekeh. "Baiklah, kita nonton saja film yang kamu sukai. Bagaimana dengan Mariposa yang lagi panas-panasnya?" Tanya dia sambil mengetik di tabel pencarian.

Aku sudah pernah melihatnya. Itu film yang bagus dan di adaptasikan dari novel WP.

[Aqua-Man] ketikku di ponsel.

Khanza membacanya. Berkedip beberapa kali, seperti tak percaya. "Aqua-Man?!"

[Emang kenapa?] Tanyaku dalam bahasa isyarat.

Dia terkekeh beberapa saat. "Baiklah, aku baru tau seleramu agak unik untuk ukuran perempuan" Ucapnya sambil memutar film itu.

Kami sampai di Stasiun kereta. Kami menunggu lagi jadwal pemberangkatan kami hampir selama 20 menit. Kami masih lanjut menonton film itu, meski sempat terhenti karena Ayah Khanza meneleponnya. Aku merasa hubungan mereka sangat baik. Dan Ayahnya seperti sosok Ayah yang ku tau secara umum.

Kurasa rumor itu tak benar.

Kereta mulai berangkat. Aku bertukar kursi dengan Khanza. Dia ingin menunjukkan pemandangan luar saat kereta berjalan. Pemandangan begitu hijau. Bukit panjang terlihat berderet di belakang rumah-rumah yang beradu dengan panjangnya rel kereta. Banyak anak-anak kecil yang melambai saat melewati mereka dengan kecepatan yang tinggi. Ini menyenangkan. Tapi, aku mulai mengantuk. Aku tertidur begitu saja dan melewatkan banyak pemandangan yang dilintasi kereta.

Bahuku di tepuk. Aku membuka mataku. Kepalaku sudah berada di bahu kanan Kanza. "EKH...Ma-a afh" Ucapku bersamaan dengan bahasa isyaratku.

"Tidak apa-apa. Kau pasti lelah, tapi untung saja kau bisa tidur di berisiknya suara kereta" Ucapnya sambil mengambil tasnya di atas tempat duduk kami.

Aku tidak terganggu sedikitpun dengan suara bisingnya kereta. Aku mulai membuntuti Khanza dari belakang sambil memegang ransel yang dia bawa di punggungnya.

Saat dekat dengan pintu keluar. Orang-orang mulai berdesakkan. Khanza menarikku untuk berdiri di depanku. Dia begitu tinggi. Tinggiku bahkan tidak sampai sejajar dengan bahunya. "Dia makan apa selama ini?" Batinku sambil mendongakkan kepalaku melihatnya.

Mata kami bertemu. Aku tak mengerti mengapa ini selalu terjadi. "Ada apa?" Tanyanya sambil memegang kedua bahuku dengan kedua tangannya.

Aku mengeleng. Dia pasti akan menertawakanku kalau aku mengatakan apa yang ku batinkan.

...----------------●●●----------------...

Aku tidak tau sejauh mana rumah Khanza berada. Kota sungguh mancet. Perutku mulai lapar. Aku mau mengambil makananku di tasku, tapi aku merasa tak enak. Kurasa, ini yang dinamakan mabuk perjalanan. Di tambah lagi, dengan pewangi ruangan aroma jeruk yang di pasang oleh Sopir Taksi. Inikah yang di namakan pembunuhan tanpa sengaja?

Khanza tiba-tiba terkekeh. Sontak itu membuatku menoleh. "Kenapa keningmu terus berkerut dari tadi? Apa kamu mulai bosan dengan kemancetan ini?"

Kau salah. Aku langsung memijat kedua alisku yang selalu berkernyit saat aku merasa tak nyaman, tanpa ku sadari.

"Ah, aku lapar sekaliii" Ucapnya sambil menyandarkan kepalanya pada ubun-ubunku.

Apa dia pamer tinggi badannya padaku. Leherku terasa tegang karenanya. Aku segera mengetik cepat di WhatsApp-ku. [Aku membawa snack di tasku, mau?] kirimku padanya.

"Snack? Wah, mau dong!" Dia langsung mengambilkan tasku di sebelahnya.

Aku menerimanya dan membuka tasku. Mengulurkan dua snack dengan bumbu jagung yang sangat ku sukai. Satu untukku dan satu untuknya.

"Satu aja, kita makan bareng. Kalau aku makan sendiri, takut gak habis" Ucapnya.

Tumben sekali. Apa perutnya tak enak juga karena pewangi ruangan itu?

Aku mengangguk dan memasukkan lagi snack itu di tasku. Satu telanan. Perutku rasanya aneh. Aku berhenti makan. Rasanya asam lambungku sudah naik di kerongkongan.

"Gak lanjut makan?" Tanyanya.

Aku memberi isyarat kalau aku kenyang. Ya, dia lanjut mengemil snack itu kemudian membungkusnya rapat-rapat.

20 menit kembali berlalu. HUAH!!! INIKAH UDARA KEBEBASAN?! Rasanya aku ingin mencium udara-udara di sekitarku. Aku menepuk batang kayu di dekatku sangking senangnya keluar dari mobil penyiksaan itu.

"Haha, kamu terlihat senang sekali. Selamat sudah melewati tahap pertama masuk kota" Ucapnya dengan nada intertain(?).

Aku mengangguk dan menunjukkan jempolku. Telapak tanganku terasa basah. Haha, ini benar-benar tahap pertama.

...----------------●●●----------------...

Sosok Kanza selalu membuatku terkejut. Rumah besar, bercat kream muda. Ada di balik pagar hitam besi dengan garis-garis tebal. Gerbang itu di buka oleh salah seorang yang datang dengan setelan hitam putih.

"Tuan muda, bos besar merajuk pada Anda karena Anda menolak untuk di jemput"

Tu...tuan muda? BOS?!

Tu...tunggu! Apa rumor itu beneran?!

Aku melongo dan melihat ke arah Kanza yang beraut kesal.

"Si Tua Sialan itu, pasti menyuruhmu mengatakannya, kan?" Kanza menyelonong begitu saja dan merangkulku masuk ke dalam rumah besar itu.

Aku menoleh ke belakang. Melihat Pria dengan setelan hitam putih itu meringis dan menunjukkan ibu jarinya. Dia kenapa??

Orang-orang itu aneh.

Aku mulai menginjakkan kakiku di rumahnya yang super besar. Lantai terlihat kinclong dan bermotif. Mungkin aku terlalu ketara melihat lantai itu.

"Apa kau suka dengan lantainya?" Tanya Khanza tiba-tiba.

Aku mengeleng. Untuk apa aku suka dengan lantai.

"Sudah ku duga. Kamu juga, tak suka dengan lantai dari marmer kan? Sudah mahal, bla, bla, bla" Dia berkata panjang dan terus membawaku masuk ke dalam rumahnya.

Entah mengapa, aku merasa malu pada Khanza. Apa mungkin, karena dia memiliki rumah sebesar ini? Atau, pantaskah aku menjadi temannya?

Tidak! Ini tidak benar. Berhenti berfikir seperti itu. Pikiran seperti itu, hanya akan merusak hubungan.

Khanza tiba-tiba berhenti di depan pintu dari kayu coklat yang di pernis. Kayu itu, memiliki motif naga yang elegan.

"KRAK!" Khanza langsung membuka pintu itu. Perlahan namun pasti. Aku dapat melihat sosok berbadan tinggi besar di sana. Dan dia menampakkan tato besarnya berbentuk kepala naga.

Jantungku berdegup dengan kencang saat dirinya berdiri dan mendekat ke arah kami. Aku dapat dengan jelas melihat wajahnya. Dia memiliki luka sayatan panjang di mata kirinya.

"BRAK!!!" Kanza membanting pintu dengan kuat.

1
Introvert
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Introvert
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Introvert
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!