NovelToon NovelToon
Elang Dan Merpati

Elang Dan Merpati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta
Popularitas:92.5k
Nilai: 5
Nama Author: Pa'tam

"Perhatian!"
Agar tidak bingung dengan cerita ini, baca dulu cerita "Cinta Sembunyi-sembunyi dengan bos"

Elang dan Merpati adalah sepasang anak kembar berbeda karakter. Elang seorang pria dingin dan cuek sama lawan jenis. Bahkan hingga saat ini pun belum memiliki pacar.
Sementara Merpati, seorang gadis bar bar, namun juga sulit untuk mendapatkan cintanya. Meskipun gampang bergaul dengan lawan jenis tapi sangat sulit untuk didekati.
Namun pada suatu hari mereka jatuh cinta pada seorang gadis dan seorang pria.
Siapakah yang bisa meluluhkan hatinya? penasaran? ikuti yuk kisahnya dan baca jika berkenan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24

Hansen tidak menyangka jika akan bertemu mama kandungnya. Namun perasaan Hansen terasa hambar.

Bukannya bahagia, malah sebaliknya. Mungkin karena dulu ia tidak dipedulikan oleh kedua orang tuanya.

Mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Hansen hanya dititipkan kepada pengasuh, yang ia anggap ibunya sendiri.

Flashback ...

Setelah menerima telepon dari manager restoran miliknya. Hansen bergegas pergi, Hansen mengira ada masalah serius dengan restoran miliknya.

Hingga tiba di restoran, Hansen langsung menemui Budiman, seorang manager yang dipercayakan Hansen mengelola restorannya.

"Paman ada apa?" tanya Hansen saat masuk kedalam ruangan tersebut. Hansen belum menyadari jika ada seorang wanita dan seorang pria di ruangan tersebut.

"Apa kamu kenal mereka?" tanya Budiman.

Deg ...

Hansen mematung ditempatnya saat melihat seorang wanita yang sangat ia kenal. Bahkan dulu sangat ia rindukan.

"Hansen anakku, Mama datang, Nak. Ingin menemuimu," ucap Lidya, ia langsung memeluk Hansen.

Namun Hansen tidak merespon sama sekali, entah mengapa tidak ada getaran sama sekali saat Lidya memeluknya.

Lidya menangis dipelukan Hansen, namun Hansen seolah mati rasa. Sudah belasan tahun baru kali ini mama nya datang.

Hansen masih diam mematung dan tidak berucap sepatah katapun dari mulutnya. Hanya airmata nya yang mengalir jatuh dipipi nya.

"Hansen, kami mendapat petunjuk jika restoran ini milikmu, jadi kami langsung mendatangi mu kemari. Sebenarnya sudah seminggu yang lalu kami datang ke negara ini, namun kami tidak bisa menemukan mu," ucap Wilson.

Hansen menoleh ke pria yang bicara dengannya, sudah bisa ditebak jika itu adalah ayah tirinya.

Hansen melepaskan diri dari pelukan Lidya, Lidya heran mengapa Hansen seperti tidak senang bertemu dengannya.

"Paman, aku pulang!" Hansen langsung melangkah pergi dari ruangan itu.

"Hansen...! Hansen! Hansen anakku, ini mama, Nak!" pekik Lidya.

Wilson langsung memeluk istrinya, agar istrinya bisa lebih tenang. Wilson mengerti jika Hansen belum bisa menerima kenyataan ini.

"Sabar Ma, kita bujuk dia pelan-pelan. Hansen pasti masih shock dengan kehadiran kita yang tiba-tiba. Kita sudah pindah ke negara ini jadi kapan pun kita bisa menemui nya."

"Tapi Pa, Mama merindukan nya, semua salah Mama karena dulu selalu mengabaikan nya."

Budiman hanya berdiri diam seperti patung, ia tidak ingin ikut campur urusan keluarga ini.

Yang penting dia menjaga restoran ini dengan baik dan menerima gaji setiap bulannya itu sudah cukup.

Akhirnya Lidya dan Wilson pun pamit, dan lain waktu mereka akan datang lagi. Mereka membayar orang untuk mencari alamat tempat tinggal Hansen. Namun mereka belum menemukan nya.

Flashback end ...

Hansen merenung, ia berdiri di balkon apartemen nya. Kemudian ia masuk karena ponselnya berdering.

Ternyata dari sang papa, Hansen hanya melihat sekilas lalu membiarkan panggilan tersebut.

Sudah beberapa kali, namun Hansen tetap tidak ingin menjawab panggilan tersebut. Hansen sudah malas berurusan dengan papanya itu.

Kemudian pesan pun masuk. Hansen membaca pesan tersebut yang mengatakan jika mamanya ada di mansion mencarinya.

Hansen melemparkan ponselnya ketempat tidur, kemudian Hansen kembali ke balkon dan berdiri disana.

"Mengapa baru sekarang kalian peduli padaku? Mengapa Ma? Mengapa?" batin Hansen.

"Sewaktu aku butuh kalian, kalian kemana saja? Malah kalian hanya meninggalkan aku bersama pengasuh," gumam Hansen.

Hansen pun masuk kembali kedalam kamarnya, karena ponselnya tidak henti-hentinya berdering.

Ada puluhan panggilan tidak terjawab, dan satu pesan masuk. Hansen membuka pesan masuk tersebut dan membacanya.

'jika kamu tidak datang, jangan harap mendapatkan warisan dari hartaku!"

Hanya tersenyum miring. "Harta ... harta, lagi-lagi harta. Aku muak dengan semua ini," gumam Hansen.

Hansen berbaring dan membuka galeri foto, terpampang wajah cantik dengan senyum manisnya.

Hansen pun tersenyum saat melihat foto tersebut. Hansen mencium ponselnya yang terdapat foto Merpati didalam nya.

"Semoga kamu merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan," ucap Hansen bicara pada foto itu.

Seolah berbicara pada orangnya langsung. Hansen meletakkan ponselnya didadanya. "Semoga kamu mendengar debaran jantungku." ucap Hansen lagi.

Hansen perlahan memejamkan matanya, kemudian membukanya lagi. Karena ponselnya kembali berdering.

Karena capek mendengar ponselnya berdering terus, akhirnya Hansen pun men-silent ponselnya.

Sementara di mansion tempat tinggal Aland, Aland memaki Hansen karena tidak menjawab panggilan teleponnya.

"Bagaimana Mas, apa tidak bisa dihubungi?" tanya Lidya.

"Anak sialan itu perlu dikasih pelajaran biar tau menghargai orang tua," jawab Aland.

"Mas, coba koreksi diri sendiri sebab apa dia seperti itu? Pernahkah kita peduli padanya dulu?"

"Kamu jangan menyalahkan aku saja, apa yang kamu lakukan juga sama. Dan hanya berselingkuh dengan pria itu!"

"Mas! Bukan nya kamu dulu yang selingkuh dengan dia? Mengapa sekarang menyalahkan aku?"

"Sayang, sudah. Sebaiknya kita pulang saja, besok kita datang ke kampus nya saja untuk meminta alamatnya.

"Oh iya Mas, tolong kirim nomor telepon Hansen kepada ku, biar aku sendiri yang menghubunginya."

Aland pun menuliskan nomor telepon Hansen pada secarik kertas. Kemudian menyerahkan kepada mantan istrinya.

Kemudian Lidya dan Wilson pun pamit pulang, Lidya menyimpan nomor telepon Hansen di ponselnya.

Keesokan harinya ...

Lidya dan Wilson benar-benar datang ke kampus tempat Hansen kuliah. Keduanya keluar dari mobil. Dan langsung menjadi pusat perhatian.

"Ma, Pa!" pekik Marbella.

Ia langsung memeluk papa dan mama nya. Para mahasiswa dan mahasiswi pun tercengang, karena baru mengetahui jika yang datang adalah orang tua Marbella.

"Ada apa Papa dan Mama kemari?" tanya Marbella.

"Mama ingin bertemu dengan rektor universitas ini, ada sedikit keperluan," jawab Lidya.

Marbella dengan manja menggandeng tangan Wilson, seolah memamerkan pada semua orang.

Lidya dan Wilson pun masuk ke ruang rektor. Setelah mengetuk pintu tentunya. Marbella masuk ke kelas, karena kelas segera di mulai.

"Silahkan duduk Tuan, Nyonya," ucap Zulkifli.

"Terima kasih Pak," balas Wilson.

Zulkifli menatap keduanya penuh tanya. Dan sebelum Zulkifli bertanya, Lidya sudah buka suara terlebih dahulu.

"Begini Pak, saya ingin meminta alamat mahasiswa yang bernama Hansen," ucap Lidya.

"Maaf Nyonya, jika boleh tahu, anda siapanya Hansen?" tanya Zulkifli.

"Saya mamanya Hansen dan baru kembali dari luar negeri. Dan katanya dia berkuliah di universitas ini," jawab Lidya.

Zulkifli mengamati Lidya yang ternyata ada sedikit kemiripan wajahnya dengan Hansen. Lalu tanpa ragu memberikan alamat tersebut.

"Terima kasih Pak, jika begitu kami permisi dulu," ucap Lidya. Dan Wilson hanya mengangguk sambil berjabat tangan.

Lidya mencari-cari Hansen, namun tidak menemukan nya, dari sejak masuk kedalam kampus, Lidya mencari keberadaan Hansen.

"Mungkin dia sedang ada kelas," kata Wilson yang tahu gelagat istrinya.

"Iya, mungkin saja, aku terlalu berharap ingin bertemu dengannya, Pa," ucap Lidya.

"Sabar, kita sudah punya alamatnya. Nanti kita kesana saat dia sudah selesai kuliah. Sekarang kita pulang dulu."

Lidya hanya mengangguk. Sedangkan disudut lain, sepasang mata memperhatikan mereka. Dari masuk tadi hingga keluar dari kampus.

Semuanya tidak luput dari pandangan Hansen. Sekarang dia bisa menduga jika Marbella adalah saudara beda ayah dengannya.

1
Azzahra Asyilla
Hansen lagu Abang begini ya ,,aduh Abang Roni kapan kau kembali 💃💃
Noey Aprilia
Hhhmmm....
kl bleh mmlih,mreka jg pst mau brsma orng tuanya....tp mau gmn lg,ga smua orng bruntung pnya kluarga yg utuh.....
Nisa Ramadani
semoga anak anak ku kelak di beri kesuksesan dan ingat berbagi dengan sesama yang lebih membutuhkan
Zahbid Inonk
terharu
kadang kita suka kurang bersyukur dgn apa yg d titip kan Allah k kita padahal masih byk yg kurang beruntung dgn kondisi kehidupan nya
Sani Srimulyani
aku juga ikut sedih kalo liat anak2 panti asuhan, mereka terkadang harus mau berbagi makanan dengan yang lainnya.
Azzahra Asyilla: bukan cuma d panti kak,di pesantren yg gratis juga sering bgt gitu makanannya sering gak kebagian ,jadi harus dulu duluan
total 1 replies
kaylla salsabella
Alhamdulillah .... terima kasih atas kebaikan kalian
Dewi kunti
subhanallah smg selalu dilimpahkan Rizqi bagi org yg suka bersedekah 🥰🥰
jaran goyang
ηєχт кк💞💞
jaran goyang
αмιη
jaran goyang
ηgѕ ѕυ∂н ιвυ ηαк... αq σяg ηу ѕ∂н кк... ℓιαт уg gη... внкη кℓσ α∂α уg мηт" gт😭😭😭😭😭
jaran goyang
вηтιg ∂ι яαηʝg вg... вιαя нσт
jaran goyang
нσσσσσσσ αq ѕк уg gη
jaran goyang
вηя ∂αη ѕ7.... αq укη...∂ι вℓιк ¢υℓυη ηу вρк... ∂α ѕєѕυαтυ уg ∂ι ѕмвηу кη
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣
jaran goyang
ʝнт вgтѕ мяк уg вℓg ¢υℓυη
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jaran goyang
мαмρυѕ кαυ
jaran goyang
ѕукυя ℓн χαη тαк ρα.. кρℓα χαη уg ρηтg... ¢ρ σяg уg ¢я gя"
jaran goyang
αмιη
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣gк ѕвя уα вg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!