NovelToon NovelToon
Jalur Langit

Jalur Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:211.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chika cha

Argantara putra Bimantara, berulang kali di pertemukan dengan gadis bernama Nasya kayshila. Dan di setiap pertemuan, ia selalu berbuat baik. Jujur saja dari awal pertemuan pertama ia sudah tertarik dengan gadis berjilbab itu, namun sayangnya sudah beberapa kali bertemu Nasya tetap tidak mengingatnya, sekalipun ia telah berbuat baik. Alhasil Argan mengikuti pepatah jika perbuatan baik susah untuk di ingat maka ia akan melakukan perbuatan buruk yang pasti akan selalu di ingat oleh Nasya.

let's play!

Ayo baca kelanjutannya di sini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Flashback

Flashback

Itu berawal saat dia duduk di bangku kelas sebelas SMA yang mana biasanya Abri yang selalu ikut sang papa berdinas saat itu tidak lagi karena ia sudah mulai masuk AAD. Membuat papa Saga mau tidak mau mengajak Argan untuk ikut, biasanya sih Argan tidak pernah mau jika di ajak alasannya yang selalu latihanlah, mau mainlah, tidak punya waktulah. Tapi karena saat itu dia sedang free panjang dari dunia balap jadilah ia ikut sang papa ke lanud Halim Perdanakusuma untuk pertama kalinya.

Melihat pesawat tempur, pesawat kepresidenan serta beberapa helikopter naik turun rasanya ia ingin mencoba cara menerbangkan burung besi itu, lebih-lebih pesawat tempur yang tampak gagah.

Di tambah menurutnya pilot-pilot pesawat tempur itu sangatlah keren dengan seragam mereka. Belum lagi saat pembicaraan mereka ingin take off dan landing yang terdengar sangat keren di telinga Argan.

Ya, awalnya memang karena dia ingin terlihat keren saja. Namun tiba-tiba di sadarkan ketika sang guru mengajukan pertanyaan saat itu ketika ia akan naik ke kelas dua belas. "Setelah lulus nanti kalian mau jadi apa?" Jujur saja ia bingung harus menjawab apa.

Ya, walaupun saat itu ia sudah memiliki profesi yang cukup untuk menjadikan pekerjaannya ketika dewasa, tapi entah mengapa saat itu ada keraguan di hati Argan, saat ingin melanjutkan hobinya itu untuk menjadi pekerjaan tetapnya.

Karena saat ia menekuni dunia balap motor di usianya yang terbilang masih belia itu, hanya untuk senang-senang saja, karena dia suka dan hobi. Semantara mau jadi apa ini Argan belum memikirkannya dan tidak membuat patokan pada dunia balapan yang akan menjadi pekerjaannya kelak ketika dewasa.

Dan itu membuat Argan galau sampai berhari-hari bahkan berbulan-bulan, di tambah satu musim berlalu ia tidak mengikuti ajang balap motor, maupun balap mobil yang hanya sekedar untuk menuntaskan rasa penasarannya saja. Di tambah karena Argan yang sudah menduduki kelas dua belas dan sedang getol-getolnya fokus untuk ujian kelulusan dengan nilai sempurna ia absen satu musim dalam ajang balap motor.

Di saat kegundah gulanaan hatinya saat itu, tiba-tiba timbul kebiasaan baru baginya yaitu bangun di setiap tengah malam, mengadu pada sang pencipta untuk menunjukkan jalan apa yang harus dia ambil kelak ketika dewasa. Balap motor kah, mobil, pilot, atau yang lain. Hanya yang maha kuasa yang tau jalan apa yang harus ia pilih.

Dan benar saja, beberapa kali ai sempat bermimpi mengemudikan pesawat tempur. Tapi ia masih belum puas hanya dengan mimpi itu saja. Sampai suatu saat entah itu pencerahan atau malah jawaban atas doa-doanya dn keraguannya. Saat itu bertepatan tanggal 17 Agustus sehabis melaksanakan upacara di sekolah ia malah di ajak sang papa ke lanud Halim untuk bertugas, ia bahkan masih mengenakan seragam sekolahnya.

Di saat sang papa sibuk dengan urusannya Argan malah sibuk dengan pesawat tempur yang akan di gunakan bermanuver di udara untuk memeriahkan upacara di istana negara.

Hasratnya tiba-tiba bergejolak melihat pesawat tempur itu, kehampaan jiwanya akan masa depan tiba-tiba terisi. Mimpi-mimpinya semakin jelas. Seolah-olah ia menemukan akan jadi apa dirinya di masa depan kelak.

Ya, kali ini tekadnya benar-benar bulat, ia ingin menjadi seorang tentara seperti papanya yang hebat, ia ingin menjadi seorang perwira sama seperti sang papa yang mengayomi bawahannya dengan bijaksana. Dan keinginan terbesarnya adalah ia ingin menjadi pilot pesawat tempur yang tentunya bukan papanya sekali.

"Gue ingin menjadi pilot pesawat tempur!" kali ini bibirnya berucap mantap.

Tapi saat itu Argan tidak berbicara apapun pada sang papa maupun sang Mama. Ia lebih memilih mempersiapkan segalanya lebih dulu sebelum lulus sekolah setelahnya baru mendaftar ke akademi angkatan udara.

Sampai di titik ujian akhir sudah di depan mata dan segala persiapan Argan yang akan masuk ke akademi sudah siap hanya tinggal izin dan restu kedua orangtua yang belum ia dapatkan.

Saat itu ia masih berusaha menyusun sebuah kata-kata untuk meminta izin, tapi saat ia belum sempat berbicara sang papa malah lebih dulu membuka suara. "Argan, papa dapat kabar dari menejer kamu katanya kamu gak mau nerusin kontrak lagi. Kenapa?" wajah papa Saga tampak serius. Keluarga itu baru saja menyelesaikan makan malam mereka.

Baik Mama Nada maupun Aidan yang ada di sana langsung menatap Argan yang malah terdiam kaku.

Argan langsung menelan salivanya susah payah, bingung bagaimana ia harus menjawabnya.

"Kenapa diam? Jawab papa!" suara papa Saga tampak meninggi "jangan mengulah ya Argan!" wanti papa Saga, mengingat betapa bandelnya Argan sebelum ia daftarkan dalam kursus balap motor.

Papanya marah bukan karena apa-apa, kursus balap motor itu tidaklah murah. Karena itu salah satu olahraga yang mahal dan tidak semua orang bisa, bahkan untuk membeli satu motor sport balap saja mendekati angka satu miliar belum lagi tetek bengeknya.

Sementara Argan melihat raut serius sang papa tidak gentar sedikitpun karena ia sudah kenyang jika harus menghadapi kemarahan sang papa. Bahkan di antara Kakak dan adiknya hanya Argan-lah yang paling sering di hukum sikap taubat oleh papanya, dari mulai lari keliling komplek sebanyak sepuluh putaran, sit up, push up, full up dan up up lainnya. Ia sudah kenyang dengan itu semua. Tapi entah kenapa kemarahan papanya kali ini terlihat berbeda. Terbersit rasa kecewa untuk kedua kalinya atas dirinya di wajah sang papa. Membuat Argan sedikit merasa bersalah.

"Aidan kalau udah selesai makan, sana masuk kamar." titah Mama Nada membuat Aidan mau tak mau langsung menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya. Mama Nada tau akan ada pertikaian antara papa dan anak kali ini.

Mama Nada menghampiri Argan yang masih duduk di kursinya, mengelus rambut putranya dengan sayang. "Papa tanya Abang, Abang kenapa gak mau nerusin kontrak nak?" Mama Nada kembali bertanya sedikit lebih lembut dari sang suami, agar Argan mau membuka mulutnya.

Mata Argan bergulir kesana kemari bingung harus mulai berbicara dari mana.

"Argan!" bentak papa Saga membuat Argan maupun Mama Nada tersentak kaget. "Seluruh yang papa punya udah papa korbankan untuk Argan, supaya kemauanmu terpenuhi, supaya Argan gak jadi anak nakal lagi. Papa lakuin apapun untuk Abang, semuanya untuk Abang. Tapi Abang malah kayak gini, gak mau nerusin kontrak?! Mau Argan apa hah?! Mau jadi berandalan lagi iya?!" sudahlah papa Saga sudah murka, Argan muda semakin terdiam.

"Mas..." tegur Mama Nada pada suaminya yang tampak darahnya sudah mendidih.

"Apa?! Belain aja terus anak nakal kamu ini, pusing aku ngurusi dan nuruti apa maunya dia. Mana yang gak aku turuti. Mau ini pah, mau itu pah. Oke papanya usahakan. Sampe kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Capek gak tau capek. Sakit, gak tau sakit. Semua demi apa. Demi dia!" tunjuk papa Saga pada wajah Argan yang menuduk. Tanpa sadar papa Saga mebentak Mama Nada.

Membuat Argan yang tadinya menunduk jadi mengangkat kepalanya tinggi, ia paling tidak suka jika ada yang membentak mamanya. Sekalipun itu papanya sendiri. "Jangan bentak Mama Argan pah! Argan yang salah! Bukan Mama! Jadi jangan bentak Mama! Argan juga gak mau lanjutin kontrak karena Argan udah puas sama hobi Argan itu. Argan mau mencari profesi yang Argan mau, yang akan Argan jadikan profesi Argan kelak sampai Argan tua, tapi Argan gak mau jadi pembalap, karena itu cuma hobi! Argan mau jadi pilot pah, pilot pesawat tempur!" akhirnya tersampaikan sudah keinginan yang selama ini ia takut katakan, kedua orangtuanya sudah tau keinginan dan profesi apa yang dia inginkan di masa depan.

Baik Mama Nada maupun papa Saga menatap Argan lekat. "Kamu bilang apa bang? Apa gak ada keinginan lain, apa gak ada cita-cita lain selain jadi pilot pesawat tempur?" tanya Mama Nada tak percaya, bukan bagaimana Aidan menjadi pembalap saja sudah membuat Mama Nada khawatir, apa lagi lah ini menjadi pilot pesawat tempur. Semakin ketar-ketirlah Mama Nada nanti.

Argan menundukkan kepalanya menggeleng kecil "banyak mah, tapi... Argan merasa disinilah jiwa Argan, Argan ingin mengabdi pada tanah air."

Papa Saga menatap lekat Argan saat itu lalu ia medekati Argan "kamu yakin gak mau melanjutkan dunia balapmu? Menghilang dari dunia otomotif yang membesarkan namamu? Apa Abang tau Sebelum Abang menjadi pilot pesawat tempur, berarti abang harus berkecimpung dalam dunia papa, dunia militer? Apa Argan siap untuk itu?"

"Lagi Abang masuk kedalam dunia abdi negara ini, Abang pasti tau bahwa disitu Abang mulai menyelami dunia yang papa masuki, sejak saat itu pula ragamu itu gak lagi milikmu. Tapi milik negara. Apa abang siap untuk itu?" papa Saga menekan-nekan dada putranya dengan telunjuk.

"Papa!" pekik Mama Nada, tak habis pikir, namun papa Saga langsung mengangkat tangan menyuruh Mama Nada untuk Sementara diam.

Lantas Argan dengan berani menatap mata papanya dan berkata dengan lantang "Argan siap, Argan siap meninggalkan hobi Argan, Argan siap jadi tentara, jadi abdi negara, masuk dalam dunia yang sama dengan papa. Argan siap jika harus mengabdikan diri seumur hidup Argan untuk negeri ini dan Abang siap jika raga Abang di miliki negara ini suatu saat nanti." pungkas Argan mantap. Argan ini tipe anak yang jarang berbicara, tapi kali ini ia berkata panjang lebar hanya untuk menyakinkan kedua orangtuanya bahwa ia sudah siap akan segala resiko yang akan ia tanggung.

Papa Saga tersenyum melihat kesungguhan putranya. "Kalau papa sih, sudah pasti kasih izin kamu untuk masuk dunianya papa. Tapi coba bujuk Mama kamu dulu tuh." tunjuk papa Saga pada Mama Nada yang duduk membuang muka kesalnya pada Argan dan setelahnya bangkit lalu berjalan meninggalkan kedua pria itu menuju kolam renang yang ada di samping dapur.

Argan mengembangkan senyum mendengar izin dari papanya. Hanya tinggal izin sang Mama yang belum ia dapatkan. Argan menghampiri Mama Nada yang duduk di kursi rotan yang ada di tepi kolam renang.

"Mama..." panggilan Argan lembut.

"Gak usah ngomong sama Mama bang! Mama gak mau ngomong sama Argan."

Argan mengambil tangan mamanya yang sedang marah padanya itu. "Mah... Tolong izinkan Argan ya."

Mama Nada menatap putranya dengan raut jengkel "gak akan! Kenapa sih kamu tuh suka banget sama hal-hal yang beresiko tinggi? Bisa gak sih bang, kalaupun lepas dari Dunia balap tapi jangan menjadi pilot. Gak papa jadi tentara, asal jangan pilot. Kamu tau gak sih begitu kamu terbang, jatuh, nyawa kamu akan langsung menghilang. Mama gak akan izinkan!"

"Tapi Argan maunya jadi pilot mah, jadi pilot pesawat tempur. Ya mah, boleh ya." ia berusaha membujuk mamanya. namun tetap tidak berhasil. Mama Nada tetap pada pendiriannya.

"Jika bukan jadi pembalap atau pilot pun semua orang akan mati mah, gak ada yang kekal abadi di dunia ini. Sekalipun itu presiden yang di jaga banyak Paspampres. Karena kematian itu mengintai siapapun. Mau tua atau muda, mau kaya atau miskin, mau tentara atau tukang bangunan, mau pilot atau supir angkot. Semuanya punya resiko mah." lagi Argan membujuk Mama Nada. Membuat papa Saga yang sejak tadi memperhatikan mereka hanya tersenyum melihat betapa dewasanya putra keduanya itu dalam menghadapi kekhawatiran mamanya.

Mama Nada tampak menatap Argan lekat, lalu ia berbalik dan mendapati sang suami yang berdiri di balik dinding kaca tembus pandang dan papa Saga tampak mengangguk berusaha menyakinkan sang istri.

Kembali Mama Nada menatap Argan dengan lekat, mata putranya tampak berbinar tengah memohon pada sang Mama.

"Boleh ya mah. Lagian masih harus di seleksi, belum tentu Abang masuk." tapi dalam hati Argan berdoa jika ia mendaftar ia harus lulus seleksi, bagaimana pun caranya.

Tampak wajah Mama Nada yang tadinya tegang seketika melunak. Mama Nada menghela nafas berat sebelum berbicara "oke Mama izinkan." pasrah Mama Nada, tak mungkin ia membelenggu cita-cita dan keinginan putranya yang mulia itu.

"Yang bener mah?" wajah Argan tampak berseri-seri mendengar ucapan mamanya. Dengan segera ia menerjang tubuh wanita paling di cintainya itu. "Makasih mah, makasih." sungguh ia sangat bersyukur di lahirkan dan dibesarkan oleh kedua orangtua yang selalu mendengar dan mendukung apapun kemauannya. Selagi itu baik untuk anak dan tidak menjerumuskannya ke dalam jurang nestapa, kenapa tidak? Orangtuanya akan selalu mengusahakan apapun yang di inginkan dan dipilih anak-anaknya.

"Adegan Teletubbies ya pa?" suara Aidan mengejutkan papa Saga yang menatap penuh haru adegan antara ibu dan anak di depannya.

Papa Saga tertawa mendengar ucapan putra bungsunya. "Iya, sini kamu peluk papa aja." papa Saga langsung memeluk tubuh si bungsu, namun Aidan yang memang udah besar langsung meronta tak terima "enggak mau Idan udah besar papah."

Flashback off

1
Susi_Lin
kok cket ini thor???
8G-Carrisa Talitha Sinaga
kok g Up2 sih kaaa,,
kangen sm Nasya jg Argan nih,,,
Nurgusnawati Nunung
Ayo thor.. ditunggu lanjutannya. semangat...
Yayuk Bunda Idza
ma syaa Allah.... ganteng sesuai yang digambarkan
Aliya Awina
salam saya mau tanyah apa iya klau kta pengajuan nika kantor apa ada bayarannya gitu
Mulyana
lanjut
secret
wahhh ceritanya baguss bgtt, seruu puolllllll🤩🤩 tp smg upnya bisa rutin yaa thorr biar makin rame yg bacaaa... semangatttt terus thorrr
💗AR Althafunisa💗
Bersyukur setelah itu insyaf ya mas Argan, hmm... selalu kurang bacanya 😩😍
Niken Yuli Asmoro
lanjut kakak..makin kesini..makin penisirin
HIATUS ....
keras ajaran nya dipake..
klo.skrng anak di ajar gitu bilangnya penganiayaan lah dan lain sbgnya...
beda zaman beda ajaran tapi di buat pusing wkkwkkwkkwkkw
Rizky Tria
hebat didikan papa Saga, ketiga anaknya berhasil & berprestasi jg bikin bangga 😊
Nasya inget ya nanti kalau punya anak bandel nah itu bibitnya bang Argan 🤭😃
Naswa Al rasyid
syok gak tu mbak nasya, tau suami kayak gtu waktu belia. 😂😂. semgat up dong kak...
Lili Susanti
ᖇᗩᒍIᑎ ᗪOᑎK ᑌᑭᒪOᗩᗪ ᑎYᗩ
Heny Janitasari
🤍
Ana_Mar
meskipun di bilang keras..sadis hukumannya, namun itulah ajaran ortu maupun orang terdekat bisa buat yg tidak baik menjadi baik agar tidak melakukan kesalahan yg sama.
mudahan junior bang argan kelak jangan bandel kayak papa nya, bisa2 ngreog tuuu si nanas/Joyful/
Hana
sudah tamat kah cerita nya
ren rene
keluarga hebat
Maulida R
sering2 up aja thor ,, jatuh cinta sama novel ini/Drool/
Mulyana
lanjut
Surtinah Tina
gantengnya g ada obat ...😎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!