Jalur Langit

Jalur Langit

Dari rak ke runway

"Udah ketemu belum bang bukunya?" suara seorang wanita di seberang sana. Argan sedang menelpon sang mama.

"Belum mah, Mungkin memang udah gak ada kali mah bukunya."

"Ada bang. Coba cari yang benar pasti ada."

"Memangnya di Jakarta buku itu gak ada mah?"

"Gak ada abang udah habis. Kata temen Mama di book store yang kamu datangi itu masih ada stoknya beberapa."

"Gak ada mah. Cari di online store aja napa sih."

"Gak ada, udah sold out."

"Tapi ini gak ada mah."

"Coba cari yang bener dulu bang. Mama tutup dulu, Mama mau masuk ruang operasi. Nanti kalau udah ketemu langsung kirim oke. Assalamualaikum anak ganteng."

"Tap-"

Tut...Tut...

Panggilan diputus sepihak, tak memberi kesempatan Argan untuk protes lebih lanjut.

“Waalaikumsalam... Punya Mama kok gini amat sih,” gumamnya kesal, meski tetap menjawab salam.

Seharusnya hari libur ini ia gunakan untuk nongkrong atau keliling Surabaya. Tapi kini, ia malah terperosok ke bookstore demi mencari buku kedokteran langka, entah memang langka, atau ia yang ditakdirkan susah.

Padahal di hari kerja saja Argan sudah dibuat pusing oleh tekanan di udara—secara, dia bukan tukang parkir atau barista, tapi seorang pilot tempur di Lanud Iswahjudi.

Kini ia berdiri dengan tangan bertolak pinggang, menatap rak-rak buku kedokteran yang bahasanya kayak mantra sihir. Sudah tiga kali muter-muter di rak yang sama, hasilnya tetap nihil.

“Aduh, cari di sebelah mana lagi, sih?” keluhnya, mengacak rambut cepaknya yang rapi.

Buku ini, langka banget apa gimana?

Di rak sebelah, dua mahasiswi kedokteran sibuk tertawa cekikikan. Yang satu cewek keturunan Tionghoa, satunya lagi gadis berhijab. Keduanya mengenakan jas almamater Universitas Surabaya.

"Iki baru cocok untuk awakmu, cara-cara berkembang biak. Hahaha..."

"Hahaha, ngawur awakmu ce. Kuliahku urung rampung. Rampung pun aku isik mau lanjut spesialis. Isih suwi. Ra usah aneh-aneh ce."

Argan menoleh. Matanya langsung tertumbuk pada dua gadis itu. Wajahnya datar, tapi dalam hati ingin menggerutu. Sudah susah cari buku, sekarang diganggu dua calon dokter yang malah lebih sibuk bahas reproduksi ketimbang belajar.

Jujur saja itu sedikit mengganggu Argan yang tengah fokus mencari buku, tapi biarlah.

"Nah, ini sya," ujar si cewek Tionghoa sambil mengangkat buku. "Cara-cara berkembang biak supaya dapat arek Lanang. Posisi berhubungan seks itu sangat penting untuk dapat anak Lanang. Gimana ta? Posisi sing ideal nungging ta?"

Argan spontan tersedak udara.

Apa-apaan ini? Calon dokter bicaranya sevulgar ini?

"Ya Allah mulutnya ce, agak di perhalus sedikit dong bosone. Doggy style namanya," Argan pikir gadis berhijab itu lebih waras, ternyata sama saja. Mereka pun tertawa ngakak lagi.

Risih jangan di tanya lagi, tentu saja Argan risih mendengarnya. Namun mau bagaimana lagi? Ini tempat umum, mau protes nanti di pikir otak Argan yang kelewat jorok. Jadi Argan berdoa saja semoga buku yang ia cari lekas di temukan dan pergi dari sana secepatnya.

“Nah, akhirnya…” Argan menghela napas lega, tangannya meraih buku dari rak paling atas. Ia membolak-balik lembaran demi memastikan itu buku yang dimaksud Mama.

Namun tiba-tiba…

Grep!

"Hahahaha, ampun deh ce. Sampe sakit perut ku," tawa gadis berhijab tadi yang dengan seenak jidatnya merangkul tangan Argan membuat wudhu yang selalu ia jaga langsung batal seketika.

"Ehm... Anu... Mbak... Permi-"

"Hahahaha, kalau urusan berkembang biak mah, kita di bawah mapan aja ce. Jangan terlalu agresif, biar wong Lanang yang bekerja keras."

Astaga. Masih lanjut?!

Pipi Argan makin memerah. Rangkulan si gadis masih erat. Ia berdeham cukup keras. “Ehem!”

"Ekhem!" sengaja Argan berdehem cukup keras agar gadis itu tersadar, namun sayang masih belum buktinya ia masih ngakak.

"Hahahaha... Aduh ce... Pegel banget pipi ku, karena kebanyakan ketawa." air matanya bahkan sampai keluar karena terlalu ngakak, gadis itu pun menghapus jejak air matanya menggunakan ujung pasmina yang ia kenakan.

"Sibuk cerita dunia perkembang–" ucapan gadis itu terhenti dengan mata membulat dan mulut menganga menatap Argan.

Sesaat tatapan keduanya terkunci dalam beberapa detik, hingga gadis berhijab itu tersadar dengan segera melepaskan gandengan tangannya di lengan Argan.

"M-maaf... Mas," gadis itu menutup wajah dengan buku yang ia pegang seraya kabur, pergi berlari dari sana "ce? Cece? Cece dimana sih?" suara gadis itu semakin jauh menghilang. Sementara Argan berdiri mematung di tempat, memegangi jantungnya yang malah tak karuan karena bersitatap dengan si gadis berjilbab tadi. Dan debaran itu hanya beberapa kali ia rasakan tapi ini kali pertama ia merasakan hal seperti ini karena mahluk yang di namakan perempuan.

"Apa apaan ini? Jantung gue kenapa?" Tanyanya pada diri sendiri karena merasa aneh pada organ tubuhnya yang satu itu. Dia bukan berada di ketinggi 35.000 kaki seperti saat melakukan latihan terjun bebas loh, ini kenapa malah jantungnya berdebar seperti ini?

Mulai penyakitan kah?

Atau gadis tadi menularkan penyakit padanya mengingat gadis tadi merangkul tangannya.

Ya bisa jadi kan?

"Pulang dari sini, Lo harus periksa ke spesialis jantung Argan," gumamnya pada diri sendiri.

________________

Pesawat Golden eagle t50i itu berisap akan mendarat setelah bermanuver di langit dirgantara. Ini kali pertama Argan terbang sendiri setelah sekian lama berlatih bersama penerbang senior.

"Iswahjudi tower, this is frosefire flight. Request permission to land, over," Argan berbicara melalui radio komunikasi menghubungi tower kontrol Iswahjudi.

"Frosefire flight, this is eagle zero one as mission control. landing permission received. please direct to runway 12, over," jawab suara di radio.

Argan mengarahkan throttle stick dan menariknya menuju runway 12 yang di maksud untuk mendaratkan pesawat yang ia naiki. Menekan salah satu tombol untuk menurunkan roda pesawat agar mendarat dengan sempurna. Tampak dari kejauhan marshaller telah mengangkat tongkat-nya mengantarkan sinyal visual untuk berkomunikasi dengan Argan.

Argan mulai mengikuti sinyal marshaller tersebut. Pesawatnya mulai terbang rendah hingga rodanya benar-benar menyentuh landasan pesawat. "Frosefire landed perfectly, thanks," ujar Argan tersenyum begitu mendaratkan pesawatnya dengan sempurna.

"Alright. Good job, have a good rest," sahut radio.

Pesawat mulai melaju pelan di atas runway, mengikuti arahan Marshaller yang mulai mengarahkan pesawat agar memasuki apron dan pesawat pun berhenti.

Tidak berapa lama pria berparas tampan, bertubuh tegap dan memiliki tinggi 180 cm itu terlihat turun dari pesawat setelah sebelumnya membuka knopi kokpit lebih dulu dan menuruni tangga. Argan mengenakan nomex flight-suit berwarna oranye dengan flight vesss serta harness berwarna olive drab green, wajahnya sangat menunjukkan raut lelah, namun tidak mengurangi kadar ketampanan yang di miliki pria tersebut.

Argan berjalan sambil membuka helm yang ia kenakan meninggalkan lapangan udara.

Di lengan kirinya terdapat patch berwarna hijau, patch pertama bertuliskan nickname-nya berupa FROSEFIRE semantara di patch yang kedua terdapat callsign-nya bertuliskan Falcon 08.

Di meja staf, petugas menyambut hormat.

“Cuma berdua, Bang. Nggak usah formal-formalan begitu,” kata Argan sambil tersenyum.

“Formalitas, Let. Dimana-mana tamtama hormat sama perwira,” jawab Seno, si sersan kepala, sambil menyodorkan lembar tugas.

Argan mengisi tanda tangan. “Tetap aja abang lebih senior dari saya.”

"Bagaimana let, enak mana bawa jet asli atau kuda besi dengan kecepatan 250 cc?" mengingat sebelum Argan menjadi tentara angkatan udara, ia adalah seorang pembalap internasional. Yang sering memenangkan ajang kejuaraan balap motor ARRC.

Argan tertawa kecil "sama aja bang, sama-sama bikin jantung mau copot."

"Kalau gitu saya istirahat dulu bang," ujar Argan setelah membubuhkan tanda tangannya dan menyodorkan kembali lembar tugas itu pada Seno.

"Siap, selamat beristirahat letda Argan."

Argan tersenyum kecil "Nanti saya pesenin pizza untuk menemani Abang tugas hari ini." ujar Argan membuat senyum di bibir Seno turut terbit.

"Wah, ini yang aku senangi dari letda Argan. Saya tunggu let," ucap Seno.

Argan sudah berjalan meninggalkan Seno ia mengacungkan jempol keudara.

...Kenalan dulu yuk sama Abang Argan👇...

...

...

...Wang yibo as Argantara putra Bimantara👆...

Terpopuler

Comments

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

maaf Thor ..lanud iswahyudi itu di Madiun bukan di Surabaya ...
bp ku jg purnawirawan TNI AU bertugas di situ. dan rmhku jg di Madiun....

2025-01-17

2

Ghiffari Zaka

Ghiffari Zaka

iZhin baca ulang Thor,Masya Allah Thor ud yg kedua ini sy tp GK bosen cius thor🙏🙏🙏🙏
sambil author up LG,sy ulang baca LG ya thor🙏🙏🙏🙏🥰🥰🥰

2025-10-16

1

Tysa Nuarista

Tysa Nuarista

uluh uluh argan si pendiam kenalan donk... hihihi..

2025-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 Dari rak ke runway
2 cosplay kang ojol dan takdir kedua
3 Ada yang tegak tapi bukan keadilan
4 Double kill!
5 Argan dan segala keahliannya
6 Flashback
7 Bukan kulkas berjalan
8 Frosfire flight airbone
9 Buket bunga
10 Americano
11 Subhanallah
12 Cinta itu seperti apa?
13 Pergi dengan membawa luka
14 Kembali ke tanah ibu Pertiwi
15 Tetangga menyebalkan
16 Nikah, nikah, nikah
17 Azab menzolimi kaum jomblo
18 Dejavu
19 Gagal total
20 Harapan baru
21 Nagih hutang!
22 tachycardia dan arrhythmia
23 Senyum tipis tipis
24 "Ayo menikah dengan saya."
25 Masih berlaku
26 Ayo pengajuan
27 Kelas hawuk
28 Calon istri, calon suami, calon mantu
29 Terlalu ugal-ugalan
30 Super puma
31 Keluarga cemara
32 Kamu cantik
33 Surabaya
34 Bukan orang biasa
35 Makan siang keluarga Nasya
36 Pria mahal
37 Pria gila
38 Book store
39 Pengajuan 1
40 Sisi manis Argan
41 Tukang jagal, PNS lagi
42 Menghadap bapak presiden
43 Midodareni
44 Nanas
45 Sah bersamamu
46 Pedang pora (ungkapan cinta)
47 kamar pengantin
48 Kemalingan
49 Bukan piyama tapi lingerie
50 One step closer
51 Main course
52 Paginya pengantin baru
53 Sarapan bersama
54 Masalah panggilan
55 Sirine
56 Lanang gak peka!
57 Adeknya Valentino Rossi
58 Kilas masa lalu
59 Perkara celana dalam
60 Paling dasar
61 Bucin
62 ZEE
63 Landing
64 Ketakutan yang tak berarti
65 Sebelum berangkat
66 Rumah Baru
67 Sore Pertama di Ranai
68 Pagi Pertama di Tanah Perbatasan
69 Pasar Ranai
70 Langkah Pertama di Pangkalan
71 Recook Cinta di Natuna
72 Medan Perang yang Berbeda
73 Misi Baru Kapten Argantara
74 Sebelum Langit Memanggil
75 Ujian Istri Prajurit
76 Antara Langit dan Rumah
77 Malam yang Menyisakan Rasa Bersalah
78 Obat Pahit, Rasa Manis
79 Obat Terbaik
80 Laporan: Frostfire Under Domestic Medical Leave
81 Dingin Seperti Es
82 Dari Langit ke Hati
83 Hanya Kamu, Sayang
84 Alarm Dingin Kapten Argan
85 Insiden di Jalur Utara
86 Sebab Aku Ingin Pulang
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Dari rak ke runway
2
cosplay kang ojol dan takdir kedua
3
Ada yang tegak tapi bukan keadilan
4
Double kill!
5
Argan dan segala keahliannya
6
Flashback
7
Bukan kulkas berjalan
8
Frosfire flight airbone
9
Buket bunga
10
Americano
11
Subhanallah
12
Cinta itu seperti apa?
13
Pergi dengan membawa luka
14
Kembali ke tanah ibu Pertiwi
15
Tetangga menyebalkan
16
Nikah, nikah, nikah
17
Azab menzolimi kaum jomblo
18
Dejavu
19
Gagal total
20
Harapan baru
21
Nagih hutang!
22
tachycardia dan arrhythmia
23
Senyum tipis tipis
24
"Ayo menikah dengan saya."
25
Masih berlaku
26
Ayo pengajuan
27
Kelas hawuk
28
Calon istri, calon suami, calon mantu
29
Terlalu ugal-ugalan
30
Super puma
31
Keluarga cemara
32
Kamu cantik
33
Surabaya
34
Bukan orang biasa
35
Makan siang keluarga Nasya
36
Pria mahal
37
Pria gila
38
Book store
39
Pengajuan 1
40
Sisi manis Argan
41
Tukang jagal, PNS lagi
42
Menghadap bapak presiden
43
Midodareni
44
Nanas
45
Sah bersamamu
46
Pedang pora (ungkapan cinta)
47
kamar pengantin
48
Kemalingan
49
Bukan piyama tapi lingerie
50
One step closer
51
Main course
52
Paginya pengantin baru
53
Sarapan bersama
54
Masalah panggilan
55
Sirine
56
Lanang gak peka!
57
Adeknya Valentino Rossi
58
Kilas masa lalu
59
Perkara celana dalam
60
Paling dasar
61
Bucin
62
ZEE
63
Landing
64
Ketakutan yang tak berarti
65
Sebelum berangkat
66
Rumah Baru
67
Sore Pertama di Ranai
68
Pagi Pertama di Tanah Perbatasan
69
Pasar Ranai
70
Langkah Pertama di Pangkalan
71
Recook Cinta di Natuna
72
Medan Perang yang Berbeda
73
Misi Baru Kapten Argantara
74
Sebelum Langit Memanggil
75
Ujian Istri Prajurit
76
Antara Langit dan Rumah
77
Malam yang Menyisakan Rasa Bersalah
78
Obat Pahit, Rasa Manis
79
Obat Terbaik
80
Laporan: Frostfire Under Domestic Medical Leave
81
Dingin Seperti Es
82
Dari Langit ke Hati
83
Hanya Kamu, Sayang
84
Alarm Dingin Kapten Argan
85
Insiden di Jalur Utara
86
Sebab Aku Ingin Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!