AKU Keturunan Naga

Pagi ini Yeha sedang bersiap siap pergi ke kantor, dia sudah memotong rapi rambutnya, bahkan pakaian baru yang dia beli sudah terpasang dengan pas ditubuhnya, kemeja berwarna hitam lengan panjang dan celana jeans, menambah indah penampilannya yang sangat maskulin.

Setelah berpamitan dengan ayah dan adiknya, dia kemudian memulai rutinitas naik ke bus yang mengantar sampai kepada kawasan bisnis, sewaktu di dalam bus wanita berkerah putih hanya tersenyum senyum dikulum menikmati keindahan pagi dari seorang pemuda tampan.

Sesampainya dikantor dia segera berjalan dan menyapa resepsionis ' selamat pagi " sapanya dengan santun dan ramah

Wanita resepsionis yang sedang meminum kopi hanya bisa terbelalak melihat keindahan yang datang, pakaian kemeja panjang yang dikenakan oleh pemuda ini semakin menambahkan kesan elegan pada dirinya.

" Iya selamat pagi..selamat berkerja " balasnya dengan gugup dan kemudian menutup mulutnya yang terbuka dan mengedipkan sebelah mata, pemuda ini sungu menawan sekali, desinya sambil melihat lama kepergian pemuda itu menuju ruangan yang telah disediakan untuknya.

Di dalam ruangan terdiri dari tiga orang, dua wanita yang sangat ahli dalam peracikan dan satu dirinya sebagai pemilih ramuan berkualitas, dia juga menyapa kedua rekan kerjanya, rekan kerjanya tersenyum senang dan dangat bersemangat bahwa pemuda ini satu ruangan bersama diri mereka.

Mereka saling menukar informasi, dan dari informasi yang didaparkan bahwa pemilihan ramuan di fokuskan untuk membuat pil kecantikan, peremajaan kulit, dan kesehatan, semua bahan harus tersedia selama beberapa hari sebelum produksi dimulai.

Kali ini Yeha akan pergi dengan komisaris, selain pemilihan ramuan rencana kerjasama jangka panjang juga akan dilakukan, sehinga untuk ramuan mereka tidak perlu khawatir masalah stok dan persediaan.

Yeha dipangil ke dalam ruangan komisaris, dia mengetuk pintu dan mendengar perintah untuk masuk, dia kemudian masuk dan menutup pintu dengan perlahan, gerakan yang dia lakukan dilihat dengan kerlingan mata oleh Clara dan tindakan menutup pintu ini saja sangat menarik perhatian dan elegan.

" Silahkan duduk, menungu sementara karena ada dokumen yang belum saya tangani, setelah selesai kita pergi ke Delta pusat pengadaan ramuan paling bagus di Changi " katanya menjelaskan.

Yeha kemudian menganguk paham dengan apa yang diperintahkan, bagi dia tidak ada guna banyak bicara jika apa yang sudah di perintahkan bisa dipahami.

Clara pura pura membaca dokumen tetapi sebenarnya sedang mengintip pemuda ini, bibirnya merah delima dan ideal, wajahnya putib halus tanpa noda dan jerawat, hidungnya mancung, alis mata bagai sabit, bulu mata sangat lentin, betul betul sebuah maha karya yang sempurna dari sang maha pencipta, dia sudah banyak mengunjungi neraga negara dan melihat pemuda pemuda yang tampan, tapi pemuda ini sangat luar biasa pesona dan auranya.

Diamnya saja sudah sangat menarik hati, jika tidak kuat iman mungkin sudah banyak perempuan meloncat menerkamnya dan menyerahkan tubuhnya untuk pemuda ini, dilihat dari tata cara bersikap pemuda ini seorang yang sopan dan baik, instingnya tidak pernah salah.

" Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? " tanya Clara mendadak yang membuat Yeha seketika terbengong dengan sedikit bibir terbuka, melihat ini saja sudah membuat jantung Clara berdegup dengan kencang, rasanya ingin dia mencium bibir pemuda ini dan menghisapnya dalam dalam, dia merasa malu dengan pemikirannya sendiri, belum pernah dia mempunyai pemikiran seperti ini ketika memandang seorang pria.

" Maaf buk saya rasa belum, karena sesunguhnya saya dan keluarga baru dua bulan tinggal di kota ini, dan saya tidak mempunyai banyak kenalan, masih beradaptasi dan meyesuaikan diri " kata Yeha dengan lembut dan tenang.

Tetapi insting Clara berkata lain dia familiar dengan wajah ini, seketika kelebatan dia menabrak orang lain berkeliaran di pikirannya.

" Apakah anda pernah mengalami kejadian akhir akhir ini ? " tanyanya menyelidiki

Yeha yang mendengar ini segera menceritakan apa yang dialami, karena menurut dia ini mungkin ujian kejujuran dari atasannya, dia menjelaskan bahwa pernah di tabrak dan jatuh ke dalam sungai, tapi dia baik baik saja, tentu saja Yeha tidak menceritakan semua apa yang dialaminya, ada yang harus dirahasikan maka tentu dirahasiakan.

Mendengar cerita pemuda ini Clara sadar bahwa pemuda inilah yang dia tabrak malam itu, tapi syukurlah dia selamat, tidak pernah dia bayangkan yang dia tabrak pemuda yang sangat tampan dan penuh dengan sejuta pesona, tapi dia senang bahwa dia bisa bertemu dengan pemuda ini, dia berjanji akan mendukung pemuda ini mencapai puncak karirnya demi membalas apa yang sudah dia lakukan malam itu.

Lengkungan senyum indah terlihat jelas di wajah cantik Clara, Yeha yang melihat secara tidak sengaja terpana dengan senyuman indah ini, diam diam dia menikmati senyuman atasannya, sebenarnya Clara melihat tindakan dari Yeha, dia tidak marah tapi malah semakin memperindah senyumnya sambil pura pura sibuk melihag dokumen yang ada.

Tanpa sadar dan sengaja, Yeha memangku kedua tangannya di atas dagu, memandang senyuman yang indah itu dengan serius, sunguh dia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan, melihat ini Clara tertawa dalam hati, pemuda ini sangat polos sekali, Clara bertekad mendapatkan pemuda ini, melihat dia bengong saja sudah menimbulkan hasrat untuk memeluk dan menciumnya.

" Hallo apa sudah selesai memandangnya..." tegurnya dengan lembut, Yeha seketika tergagap dan wajahnya merah pada karena malu, dia tidak sengaja sunguh tidak sengaja

" Maafkan saya buk..saya tidak sengaja..ibuk sangat indah sekali..eeh salah ibuk sangat cantik " dia sangat gugup takut atasannya marah.

Clara tersenyum dan bahagia dalam hatinya " ya tidak apa apa kamu saya maafkan, dengan catatan kamu hanya boleh menikmati senyuman saya bukan senyuman wanita lain..deal " ujar Clara mencoba menjebak pemuda polos ini.

Yeha tertegun " maksudnya saya tidak boleh menikmati senyum wanita lain bahkan adik saya saya sendiri buk ? " tanyanya dengan bingung atas pemintaaan Clara.

" Tidak begitu khusus wanita dewasa kamu tidak boleh terpesona dengan senyuman mereka, cukup kamu hanya terpesona dengan senyumanku, dan kamu tidak boleh tersenyum kepada mereka, kamu hanya tersenyum untuk diriku saja..apakah anda mengerti dan sepakat " ujarnya sambil menekankan setiap kata kata yang keluar.

Mendengar ini Yeha hanya bisa menganguk tanpa bisa membantah, toh tidak ada ruginya, atasannya sangat cantik sekali dan penuh pesona, bahkan dia boleh tersenyum dan menikmati senyumannya tanpa rasa ragu dan takut,

" Baiklah saya setuju dengan pengaturan ini " ujarnya sambil tersenyum indah dan mengeluarkan jari kelingkingnya, Clara paham dengan apa yang dimaksukan oleh pemuda ini, dia segera mengkaitkan kelingking mereka satu sama lain, saling berjanji dan saling bersepakat.

Tidak pernah terlintas dalam bayangan mereka akibat janji kelingking inilah yang kemudian nanti akan menyebabkan hubungan mereka bertahan di tengah hempasan cobaan dan niat jahat orang lain.