Kembali ke Negara asal nya untuk membalas kan dendam pada keluarga paman yang telah membunuh orang tua dan saudara laki-laki nya. Alana sang Queen Mafia yang di takuti karna kekejaman nya dalam membunuh musuh di pertemukan kembali dengan seseorang dari masalalu nya. Namun kedua nya jelas berbeda yang satu seperti mesin pembunuh yang satu lagi menangkap pembunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eca1303, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Setelah masuk ke dalam Alana mengunci pintu itu dengan pelan menatap sekitar yang terpasang cctv di setiap sudut namun ia tak khawatir karna Samuel telah menangani nya.
"Dimana ruangan nya Sam"tanya Alana.
"Sentuh saja vas bunga yang ada di dekat patung itu Queen"jawab Samuel.
"Dia cukup cerdik juga"ujar Alana menyentuh vas bunga yang di katakan oleh Samuel. pintu di sudut ruangan itu terbuka yang memang menyerupai tembok tidak terlihat ada yang aneh sama sekali.
Alana melangkah masuk ke dalam dengan memegang pistol di tangan nya menyusuri lorong yang hingga ia melihat cahaya terang tak jauh.
"Apa kamu menemukan peledak di sana Sam?"tanya Alana tiba-tiba.
"Untuk apa Queen?".
"Tentu saja aku akan meledak kan ruangan itu"sahut Alana enteng.
Baru saja ia memasuki ruangan tersebut ia dapat melihat tubuh manusia dan binatang yang semua organ maupun tubuh tersebut di awetkan di kaca dengan cairan berwarna di dalam nya. Alana segera berjalan cepat dengan wajah dingin serta aura membunuh yang keluar dari tubuh nya. Ia menembaki mereka yang dapat ia lihat tepat di kepala mereka satu persatu hingga ruangan itu menjadi ricuh seketika.
"Queen sebelah kanan cepat"ujar Samuel dengan cepat Alana membunuh orang tersebut.
"Apa ada lolos Sam"tanya Samuel menatap sekitar yang sudah berdarah di mana-mana.
"Tidak ada Queen"jawab Samuel di angguki Alana.
"Karna mereka suka membuat orang yang tak bersalah sebagai eksperimen bagaimana kalau menjadikan mereka eksperimen juga"ujar Alana tertawa pelan mengambil pisau bedah yang ada di sana.
Ia menyeret mereka satu persatu memotong kepala orang tersebut dan mengeluarkan organ dalam mereka menaruh nya di dalam cairan yang ada di sana,ia bahkan menulis nama mereka di kaca tersebut dengan spidol.
Kepala mereka Alana gantung di mana-mana sedangkan tubuh mereka ia potong-potong menimbun nya menjadi satu hingga ruangan itu menjadi genangan darah.
"Dimana letak penawar nya Sam?"tanya Alana mengingat tujuan nya kembali setelah hampir tiga jam di dalam sana mengerjakan pekerjaan berat tersebut.
Sedangkan Samuel yang di panggil bergidik ngeri menatap layar laptop nya yang menyaksikan Alana membantai ke dua puluh orang tersebut dengan mudah.
"Samuel"panggil Alana lagi karna tak ada jawaban dari Samuel.
"Ada di lemari dingin itu Queen"jawab Samuel kembali sadar.
Alana melihat sekitar mencari lemari yang di katakan oleh Samuel hingga mata nya menatap lemari khusus tersebut segera menghampiri nya. Ia membuka lemari tersebut membaca satu persatu penawar yang ia perlukan hingga hampir setengah jam mencari akhir nya ia mendapatkan nya dan memasuk kan nya ke dalam tas lebih dulu. Sedangkan untuk yang lain ia memasuk kan nya ke dalam tas mengosongkan lemari tersebut yang ia sendiri tidak tahu apa kegunaan dari cairan yang berisi di botol tersebut.
Setelah mendapatkan apa yang ia cari Alana menghancurkan semua yang ada di sana hingga berserakan dimana-dimana ia juga mengambil banyak buku-buku yang menumpuk tinggi di sana memasuk kan nya ke dalam karung yang ia temukan di sana. Setelah semua selesai Alana meninggalkan ruangan tersebut dengan cepat karna ia sudah terlalu lama di dalam markas tersebut, bukan nya ia takut jika ketahuan hanya saja ia tidak ingin kehilangan banyak tenaga lagi.
