“Hhmmm… wangi,” lirih seorang pria tua usai menceruk leher gadis yang ada di depannya.
Menatap lamat. Diam-diam mengagumi iras cantik mempesona milik gadis ranum tersebut. Tersenyum miring, sembari membayangkan hal indah yang selanjutnya akan ia lakukan ketika sudah berhasil membuat gadis itu sadar.
Membelai rambut. Ujung helai lurus itu kemudian di pilin, memainkannya. Tak lupa juga ikut ia endus, menikmati sensasi aroma segar yang menguar. Cukup menguji adrenalin, mendegupkan detak jantung dua kali lipat dari biasanya.
“Kau sangat cantik, Naira. Sudah sejak dulu aku menunggu saat-saat seperti ini bisa bersamamu.” Lelaki tua itu kembali berujar, lirih dengan suara serak, akibat tekanan batin yang kian membuncah. Tak sabar ingin melahap habis makan malamnya yang kali ini sudah ditunggu sejak lama.
Apa yang selanjutnya akan terjadi pada Naira? Penasaran ingin tahu cerita selengkapnya? Kalau begitu yuk ikuti segera kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F A N A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMTK — BAG 6
“Cepat! Masuk ke dalam sekarang juga! Gadis itu kabur. Ia berada di dalam kamar mandi sekarang!” teriak Eddy begitu membuka pintu kamar dan melihat kedua orang anak buahnya yang sedang berjaga di sana.
Sontak saja mendengar ucapan tersebut membuat kedua orang pria bertubuh tegap itu segera bangkit dari duduknya. Langsung menghampiri Eddy, ikut masuk ke dalam atas izin dari bosnya itu.
Naira tidak ada. Gadis muda yang dengan susah payah mereka bawa ke tempat itu tidak terlihat batang hidungnya di sana. Kamar itu sendiri terlihat sangat berantakan. Seolah menggambarkan bagaimana perjuangan seorang gadis polos dan lemah dalam mempertahankan dirinya.
“Dobrak pintu kamar mandi itu sekarang, dan seret ia keluar!” Eddy memerintah dengan gaya bossynya. Tidak sabar terhadap Naira. Sudah kadung kesal atas perlakuan yang gadis itu berikan.
Tidak ada ampun! Lihat saja nanti. Setelah anak buahnya berhasil membawa Naira kembali maka Eddy berjanji akan menyiksa gadis itu sepanjang malam dengan miliknya!
Buugghh!
Bughh!!
Bughhhhh!!!
Salah satu anak buah Eddy mulai mendobrak pintu kamar mandi tersebut. Tiga kali. Namun sama sekali tidak membuahkan hasil. Dicoba oleh yang satunya lagi, tapi tetap saja hasilnya nihil.
Tubuh mereka memang lumayan besar. Tapi sepertinya mereka kurang memiliki tenaga untuk membobol pintu kamar mandi tersebut. Membuat Eddy cukup marah. Hingga akhirnya mencoba. Tapi tetap saja hasilnya sama, malah ia merasa lengannya seakan ingin patah.
Usia senja memang tidak bisa dibohongi. Mendekati uzur tenaga pria tua itu tentu tidak sama seperti dulu lagi. Mencoba tantangan berat seperti itu, tentu saja mencari celaka sendiri. Dan Eddy semakin berang—mengingat kedua anak buahnya yang dinilai tidak becus menangani hal yang menurutnya sangat sepele ini.
“Hubungi pihak hotel! Cepat!” titah Eddy dengan suara nyaring. Tidak sabar dengan tangkapannya yang masih berada di dalam sana.
Tak berselang lama seorang staff hotel kemudian datang dengan segenggam kunci cadangan, lengkap dengan satu paket pembobol kunci jika memang benar-benar dalam keadaan darurat. Dipanggil oleh Bujang, langsung ke respsionis depan—dengan mengatakan jika istri dari Bosnya sedang terjebak di dalam kamar mandi.
Dan akhirnya pintu kamar mandi itu pun terbuka. Membuat Eddy yang sudah tidak lagi sabar itu segera masuk ke dalam untuk menyergap Naira!
***
“Hossshhh… hosh.…” Tersengal. Rasanya seperti lari marathon di pagi hari membuat dada Naira naik turun mengatur pernapasannya.
Maniknya melirik ke arah kiri dan kanan. Terlihat gelap, sunyi, tidak terlalu banyak kendaraan. Tentu saja mengingat hari yang sudah sangat larut itu.
tidak ingin menyerah. apalagi jika mengingat tentang dirinya yang sama sekali tidak boleh ditangkap oleh kedua anak buah Eddy tersebut. Naira berusaha segera beranjak dari tempatnya, untuk segera keluar dari halaman hotel melati itu untuk menyelamatkan dirinya.
Untung saja, atau ini semua karena memang nasib baiknya. Naira bisa melarikan diri dari ventilasi udara kamar mandi tersebut yang ia bobol menggunakan keahliannya. Kamarnya terletak tepat di lantai bawah, yang mana hal tersebut semakin memudahkan Naira untuk bisa kabur dan meninggalkan tempat itu.
di depan sana terlihat satu mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan. Naira melihat ke arah belakang, kedua orang pria bertubuh tegap yang tak lain adalah anak buah Eddy tersebut ternyata sudah berada di luar!