NovelToon NovelToon
Alexander, The Hidden CEO

Alexander, The Hidden CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / CEO / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi
Popularitas:874.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: PimCherry

Malam Ulang Tahun Pearly Hazel Willfred yang ke lima belas, menjadi malam yang tak akan terlupakan baginya. Seorang gadis lain datang dan mengaku sebagai putri kandung Keluarga Willfred.

Pearl pun kembali pada keluarga aslinya tapi kembali melarikan diri, hingga ia bertemu kembali dengan sosok pria yang selalu ia dekati di sekolah.

Alexander Marshall, menjadi sosok penolong bagi Pearl dan juga seorang ketua geng motor. Dengan bantuan Alex, Pearl kembali ke sekolah, tanpa mengetahui sosok sebenarnya dari seorang Alex.

* note : ini adalah novel misi dari NT. Alur cerita tiap bab berasal dari pihak NT, author hanya membantu mengembangkan melalui narasi dan percakapan, juga disesuaikan dengan latar belakang yang diambil oleh author. Terima kasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERUSAHA UNTUK KUAT

Malam itu, Pearl kembali ke klub malam. Ia telah mewarnai rambutnya dan memakai riasan yang cukup tebal. Ia telah memakai seragam pelayannya, kemudian duduk di kursi depan meja bartender. Ia meminta pada bartender untuk membuatkannya minuman. Satu kali, dua kali, hingga tiga kali teguk, Pearl mulai mencapai batasnya. Ia belum pernah minum, jadi ia harus pelan pelan. Ia juga mengeluarkan rokok dari dalam tas kecilnya dan mulai menyalakannya.

Rekan kerja yang kemarin membully dan memandang rendah padanya, merasa heran dengan perubahan yang terjadi pada Pearl hanya dalam waktu satu hari saja. Mereka yang awalnya ingin kembali mengejek dan mengganggu Pearl, tak melakukannya lagi. Hal itu membuat Pearl tersenyum di dalam hatinya karena bisa membuat orang orang yang membullynya tak bisa berkata apa apa.

Pearl melayani pelanggan, membawakan mereka minuman, tapi ia masih menjaga dirinya agar tak tersentuh oleh mereka. Ia tak ingin kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya karena hanya itu yang bisa ia banggakan dari kehidupannya saat ini.

Malam itu, Pearl kembali mendapat tip besar dari pelanggan. Ia hanya perlu sedikit meliukkan tubuhnya tanpa disentuh. Namun, di dalam hati ia merasa jijik dengan para rekan kerjanya yang menyerahkan tubuh mereka begitu saja. Mereka bahkan melakukannya di dalam ruang remang remang itu. Pearl yang melihatnya tiba tiba merasa mual dan pergi ke toilet.

"Apa yang kamu lakukan sudah benar, Pearl. Kamu harus bertahan hidup dan inilah satu satunya jalan untuk kamu bisa mendapatkan uang. Perlahan, kamu akan terbiasa dengan semua ini," batin Pearl sambil menatap dirinya di cermin.

Keesokan harinya, Pearl kembali pergi ke pusat perbelanjaan. Ia berencana membeli beberapa barang untuk mengisi kulkasnya. Pearl memakai make-up dan pakaian biasa, tidak seperti saat ia bekerja. Namun, bila ada yang mengenal dan melihatnya, tentu akan melihat perbedaannya.

Di balik rak rak di supermarket, Pearl melihat sosok yang sangat ia rindukan. Siapa lagi kalau bukan kakaknya, Brian. Dulu, Brian selalu menemaninya untuk pergi ke manapun. Tak pernah ia dibiarkan pergi seorang diri. Hati Pearl benar benar merindukan Brian, ia bahkan kini sedang melangkah mendekati keduanya.

"Kakak akan membelikan untukku?" tanya Merva.

"Ya, kakak akan membelikannya. Ayo pilihlah apapun yang kamu mau," jawab Brian.

"Aku menyayangimu, Kak. Aku beruntung memiliki kakak sepertimu."

"Aku juga menyayangimu, Va."

Mendengar pembicaraan mereka, hati Pearl seakan terluka tapi tak berdarah. Kehidupan telah berubah seratus delapan puluh derajat dan kini Merva lah yang memiliki semua yang ia miliki dulu. Ia tak menginginkan harta, yang Pearl perlukan hanya pelukan hangat serta kasih sayang keluarganya.

Pearl melangkah lebih dekat lagi untuk setidaknya bisa memandang kakaknya dari dekat, tapi ia menahan langkahnya dan ingin membalikkan tubuhnya. Ia merasa tidak pantas lagi untuk berdiri di hadapan Keluarga Willfred. Namun, Brian yang sedari tadi memperhatikan pun membalikkan tubuhnya.

"Pearl!"

Pearl menghentikan langkahnya ketika mendengar suara kakak tersayangnya memanggil dirinya. Brian mendekatinya dan melihat perubahan adik kecilnya itu dari atas ke bawah.

"Pearl, apa yang terjadi?" Brian menarik pergelangan tangan Pearl dan terus memperhatikan perubahan adiknya itu.

Ingin sekali rasanya Pearl langsung memeluk Brian dan menceritakan semua yang terjadi padanya. Betapa saat ini ia sangat membutuhkan tempat untuk bercerita dan menumpahkan segala keluh kesahnya.

Ujung mata Pearl menangkap sosok Merva yang berdiri dengan tegap dan dagu yang sedikit terangkat. Pearl sangat tahu pandangan Merva padanya. Sejak pertemuan pertama, Pearl menyadari bahwa Merva tak menyukainya karena telah mengambil tempatnya.

"Pearl, katakan pada kakak, apa yang terjadi padamu?" tanya Brian dengan wajah khawatir.

Pearl langsung menepis tangan Brian,"Aku tidak apa apa, jangan terlalu berlebihan mengkhawatirkanku."

"Pearl ...," Brian merasa Pearl begitu berbeda.

Ketika ia ingin kembali memegang tangan Pearl untuk bertanya, Merva langsung melingkarkan tangannya di lengan Brian, "Kak, Pearl sudah memiliki hidupnya sendiri. Sebaiknya kita tak lagi mencampuri urusannya. Bukankah dia sudah mengatakan bahwa ia tak apa apa, lebih baik kita pergi dari sini."

"Va, jangan seperti itu. Tenanglah, Pearl adalah adikku," ucap Brian.

"Mengapa kalian semua selalu saja mempedulikannya. Ia sudah bukan anggota Keluarga Willfred. Ia sudah bukan siapa siapa lagi dan dirinya sendiri yang telah memilih untuk keluar dari Kediaman Keluarga Willfred," ucap Merva, "Ia sudah tidak menganggap kalian lagi sebagai keluarganya. Lihatlah cara berpakaiannya, apakah Keluarga Willfred mengajarkan seperti itu? Ia sengaja keluar dan mempermalukan keluarga kita, Kak."

Mendengar ucapan Merva, hati Pearl sangat sakit sekali. Apa ia seperti itu hingga dianggap telah mempermalukan Keluarga Willfred.

"Benar apa yang dikatakan oleh Merva. Lebih baik sekarang Kak Brian pulang dan jangan pernah mempedulikanku lagi. Aku bukan keluarga kalian lagi dan aku memiliki kehidupanku sendiri. Tenang saja, aku tak akan mempermalukan Keluarga Willfred. Anggap saja kalian tak pernah mengenalku meski kalian bertemu denganku. Ya, lebih baik seperti itu," ucap Pearl.

"Pearl ...," Brian merasa sangat sedih saat mendengar ucapan Pearl. Adik kecilnya itu menjadi sangat berbeda dengan Pearl yang ia kenal dulu. Ingin sekali Brian memeluk Pearl dan membiarkan adiknya itu menumpahkan segala kesedihannya. Ia yakin Pearl melewati sesuatu yang berat.

"Ayo Kak, kita pulang. Mommy pasti sudah menunggu kita. Bukankah tadi Mommy bilang akan memasakkan makanan kesukaan kita? Kita akan makan seafood kak hari ini," ucap Merva.

Pearl segera berlari dari sana, meninggalkan Merva dan Brian. Bahkan rencananya untuk berbelanja mengisi kulkas di kamar sewanya pun kini batal. Ia lebih baik segera menjauh daripada terus menerus mendengar bagaimana Kehidupan Keluarga Willfred sekarang. Kedua orang tuanya pasti tak berharap lagi padanya, bahkan mereka bisa menikmati makanan seafood kesukaan mereka tanpa ada seseorang yang mengidap alergi di samping mereka.

Brian yang tangannya terus ditarik oleh Merva, hanya bisa melihat kepergian Pearl. Brian menghela nafasnya pelan tapi begitu dalam, ada sesuatu di dalam hatinya yang sangat merindukan Pearl, meskipun gadis itu bukan adik kandungnya.

"Aku kuat, aku kuat. Aku bisa hidup sendiri. Jangan bergantung lagi pada siapapun, Pearl," gumam Pearl seorang diri.

Pearl berjalan menyusuri trotoar menuju ke klub malam tempatnya bekerja. Ia berusaha untuk kuat, tapi ntah mengapa semakin lama hatinya semakin sakit. Langkah kakinya terasa berat dan perlahan air mata mulai turun di pipinya. Tak ingin siapa pun melihatnya menangis, ia masuk ke salah satu gang kecil yang tak jauh dari klub malam. Ia duduk sambil melipat kedua kaki dan mulai menangis dengan lebih lepas. Tubuhnya bergetar karena rasa sakit di dalam hatinya yang tak kunjung sembuh.

Bughhh, bughhh, terdengar suara kegaduhan di gang kecil tersebut, membuat Pearl akhirnya menghentikan tangisnya dan menoleh.

🧡 🧡 🧡

1
Mbah Dur
Lumayan
Mbah Dur
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Yulianthy Ethi
Kecewa
Yulianthy Ethi
Buruk
Tira Aneri
sukaaa
love sick
isifu
Abdul Razak
Biasa
Aisyah dewi
najis ,,,
Aisyah dewi
aq suka kalo jln ceritanya makin kebawah makin seru,,,dr PD seru d awal sampe bawah bikin GX mood baca,,,certamu bgus thor
Fajar Ayu Kurniawati
.
sofiah sudjai
kasian merva😀
Aisyah dewi
jngn buat bingung tor knpa namanya gmpang berubah Kya bunglon😂🤣
Aisyah dewi
najis banget merva
iinparwati seviarny
Luar biasa
iinparwati seviarny
Lumayan
Arie
Luar biasa
Rosnah Yusuf
Lumayan
Rosnah Yusuf
Biasa
Khaliq Sunarji
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!