Lelah dengan pertanyaan "Kapan menikah" Dari kedua orang tuanya. Joe Erlangga justru menyeret dan menawarkan sebuah pernikahan dengan seorang gadis yang selalu di buat makan hati oleh kekasihnya.
Tissa Andriana, Gadis cantik yang sudah memiliki kekasih itu terpaksa menerima tawaran Joe. Memutuskan sang kekasih yang selama lima tahun ini tanpa ada kepastian dan justru menyakiti nya dengan dekat dengan wanita lain selain dirinya.
••••••
" Apakah pernikahan ini semacam pernikahan kontrak?" Tissa Andriana.
"No! Tidak ada pernikahan kontrak diantara kita. Aku ingin menikah sekali seumur hidupku dan itu bersamamu.." Joe Erlangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mundur, Kamu Miskin!!
"Kamu yakin mau datang ke rumah Elfan?" Tissa mengangguk, Dia sedang memasukan barang-barangnya ke dalam tas.
Kebetulan malam ini butik tutup agak awal karena Ayra sedang berada di luar kota untuk menghadiri acara penting.
"Lagian kenapa kamu yang datang sih? Kenapa gak dia aja yang datang ke kamu terus bicara baik-baik.." Sebenarnya Ina juga kurang agak setuju dengan rencana Tissa yang hendak datang ke rumah Elfan. Bukankah pria itu yang punya niat melamar, Tapi kenapa justru Tissa yang datang kesana.
"Kamu gak punya niat buat nikah beneran sama dia kan?" Tanya Ina lagi. Tissa menatap ke arah sahabatnya itu.
"Setelah kejadian malam itu aku gak punya niat buat lanjutkan hubungan ini. Apapun keputusan Elfan, Aku akan tetap akhiri semuanya. Aku kesana cuma mau ngetes aja sih. Dan aku rasa menerima Joe bukanlah hal yang buruk." Tissa menghela nafas panjang. Jika di tanya apakah dia dilema atau tidak, Jelas iya. Melupakan orang yang bersama kita selama lima tahun tidaklah mudah. Rasa cinta Tissa pada Elfan masih tersisa, Tapi mau bagaimana lagi. Dia sebagai seorang wanita mana mau apabila harga dirinya di injak-injak.
Terlebih setelah Tissa sendiri tahu bahwa selama ini ia hanya di manfaatkan saja. Tissa terdiam, Tentu saja dia tidak lupa dengan Elfan dan keluarganya yang selalu saja ingin apa yang dia punya.
Dulu Tissa membeli motor baru, Kemanapun Tissa selalu pakai motor tersebut. Hingga, Tissa membeli mobil yang terbilang harganya murah. Dengan wajah sendunya, Elfan berkata ingin meminjam motornya yang masih baru itu untuk sang adik.
Bukan pinjam namanya kalau motornya tak di kembalikan sampai berbulan-bulan. Begitu di kembalikan, Mesinnya sudah tidak enak lagi dan masih banyak lagi yang rusak. Seperti kaca spionnya yang di ganti, Serta body nya yang baret.
Belum lagi Elfan yang selalu datang meminjam barang-barangnya yang mewah. Seperti Tas, Atau gaun miliknya. Tas mahal hadiah dari bosnya, Nyonya Ayra juga Elfan pinjam untuk ibunya yang katanya tak punya Tas. Bahkan benda itu belum kembali sampai sekarang.
Tak hanya itu saja, Elfan juga sering meminjam uangnya. Baik Elfan ataupun Ibunya, Tentu saja lewat Elfan.
Anggap saja Tissa memang bodoh dalam menjalin hubungan. Semua itu ia lakukan semata-mata agar hubungan mereka di restui. Namun, Untuk kali ini Tissa tidak mau kalah lagi. Dia telah sadar, Kalau selama ini memang dirinya yang di manfaatkan saja.
Tissa tidak akan jadi wanita bodoh lagi hanya karena cinta. Dia harus menjadi wanita yang tegas yang tak bisa di kalahkan. Kedekatan antara Elfan dan Cecil Jelas-jelas menunjukkan kalau keduanya punya hubungan lebih dari sekedar teman kerja satu perusahaan.
...****************...
Di rumah Elfan, Pria itu menunggu kedatangan Tissa. Di sana ada Wati, Ibunya dan juga Paman serta Bibinya. Ussi pun juga duduk santai di atas sofa, Jari-jarinya sangat lincah mengetik di benda pipih miliknya.
"Mana pacar kamu itu kok belum datang? Ibu udah pegel ini nunggu dari tadi.." Wati mendengus, Menghentakan kakinya dan merasa jengah menunggu seseorang yang baginya tak istimewa sama sekali.
"Iya Elfan, Mana pacar kamu yang cuma pegawai butik itu, Kita ini nunggu dari tadi loh?
"Iya tunggu sebentar lagi lah.. Dia pasti akan datang. Dia gak bakalan ingkar janji kok.. Tissa itu cinta ke aku, Gak mungkin lah dia gak datang.." Dengan percaya diri Elfan berkata kalau Tissa masih mencintainya seratus persen.
"Kak..
"Hm?" Ussi meletakkan ponselnya di atas meja.
"Kakak yakin sama pilihan kakak buat Kak Tissa..Emang dia mau?" Tanya Ussi, Sebelum Tissa di panggil untuk datang karena Elfan dan seluruh keluarga memang sudah sepakat. Mereka akan menikahkan Elfan dan Tissa secepatnya tapi dengan syarat.
"Ya, Kakak yakin.. Sudah Kakak bilang kan, Tadi.. Tissa itu cinta ke Kakak. Dia akan lalukan apapun untuk Kakak Ussi.." Ussi tersenyum.
"Kakak harus bisa mempertahankan Kak Tissa.. Karena dengan dia aku bisa kuliah kak. Kalo aku udah lulus, Terserah kakak saja mau membuangnya atau tidak.." Elfan tersenyum, Tangan pria itu mengusap kepala Ussi dengan lembut..
"Apapun akan Kakak lakukan untukmu.. Keluarga nomor satu. Meski nanti aku sudah menikah, Aku akan tetap membela Keluarga ku.. Karena istri itu hanya orang lain..."
"Nah ini baru pria yang sejati.." Ucap Wati bangga. terhadap putranya.
Mereka masih berbincang hingga sebuah suara deru mobil terdengar.
"Itu sepertinya Tissa.."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tissa tidak datang seorang diri melainkan benar-benar datang bersama Ina. Penampilan Tissa kali ini memang begitu memukau. Dengan gaun dress berwarna hitam di bawah lutut, Make up yang natural namun terkesan mewah.
Di sampingnya Ina juga berpenampilan yang sama. Tatapan mata keduanya begitu datar dan dingin.
"Aku sudah datang, Apa yang ingin kau sampaikan padaku Elfan?" Tanya Tissa. Elfan berdehem, Dia membenarkan posisi duduknya yang sebenarnya sudah nyaman.
"Tentu saja aku ingin kau datang karena aku ingin membicarakan tentang keseriusan hubungan kita. Soal menikah, Aku juga sudah bicara dengan ibu dan seluruh keluargaku.." Ucap Elfan dengan lugas. Tissa menoleh ke arah Ina sejenak, Ia tak tahu apa yang akan di bicarakan setelah ini. Tapi entah mengapa Tissa merasa kalau mereka punya rencana.
"Jadi gini Tissa.. Kemarin itu kan, Elfan bicara tentang hubungan kalian yang sudah berjalan sekian lama.. Elfan bersedia melamar kamu dalam waktu yang dekat ini.. Dan kami pun sangat setuju sekali.. Tapi ada syaratnya.." Jelas Wati, Wanita paruh baya menghentikan pembicaraannya sejenak.
"Syarat?
"Iya syarat.." Kata Wati. " Jadi gini? Kamu kan kerja, Elfan juga kerja.. Kami bilang kan kemarin kalau gaji kamu itu lebih besar dari gaji Elfan. Dan, Kalau kalian menikah, Kami semua ingin membuat kesepakatan terlebih dahulu..
"Tadi syarat, Sekarang kesepakatan ini apa maksudnya?" Tissa Jelas saja tidak mengerti. Mau menikah saja kenapa ribet sekali. Tapi tak apa, Dengarkan saja dulu Tissa apa kata orang-orang ini.
"Tolong jangan potong ucapan tante dulu.." Tissa akhirnya diam, Sementara Ina sudah tak sabar ingin menampar wajah Elfan.
"Setelah kalian menikah, Gaji milik Elfan full di serahkan pada tante.. Yang artinya tante lah yang pegang seluruh uang dari Putra Tante. Sementara gaji kamu ya, Buat kebutuhan kita semua.." Mata Tissa terbelalak. Ina membuka mulutnya terkejut dengan kesepakatan ini. Astaga! Keluarga macam apa ini??
Tissa menatap Elfan seolah mencari penjelasan dari pria itu.
"Elfan? Apa yang di katakan oleh ibu kamu ini benar?" Dengan mantap Elfan mengangguk.
"Kamu ini sebenarnya mau cari tulang rusuk atau tulang punggung?" Elfan menghela nafas kasar.
"Tissa, Kamu tahu kan? Aku ini punya keluarga yang harus aku penuhi. Ibu sama Ussi bergantung ke aku semua.. Jadi aku rasa apa yang di katakan oleh Ibu ada benarnya juga kan? Setelah kita menikah, Gaji ku full buat ibu.. Kamu kan juga kerja, Jadi untuk gaji kamu untuk kebutuhan kita.." Dengan anggun Tissa tiba-tiba saja bangkit.
"Kalau memang itu keputusan kamu, Okey.. MUNDUR ELFAN, KAMU MISKIN!!
•
•
•
TBC
Mending pulang ke rumah paman mu lagi lbh nyaman tnpa ribut
Biarkan mereka itu bahagia dan hancur lebur di buat Joe Erlangga🤣