NovelToon NovelToon
Sepupuku Maduku

Sepupuku Maduku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh
Popularitas:859.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim Yuna

Memiliki Suami tampan,baik, penyanyang, pengertian, bahkan mertua yang baik adalah sebuah keberuntungan. Tapi bagaimana jika semua itu adalah hanya kamuflase?

Riska Sri Rahayu istri dari Danang Hermansyah. Mereka sudah menikah selama 4 tahun lebih namun mereka belum memiliki buah hati. Riska sempat hamil namun keguguran. Saking baiknya suami dan mertua nya tidak pernah mengungkit soal anak. Dan terlihat sangat menyanyangi Riska, Riska tidak pernah menaruh curiga pada suaminya itu.

Namun suatu hari Riska terkejut ketika mendengar langsung dari sang mertua jika suami nya sudah menikah lagi. Bahkan saat ini adik madu nya itu tengah berbadan dua.

Riska harus menerima kenyataan pahit manakala yang menjadi adik madu nya adalah sepupu nya sendiri.

Sanggupkah Riska bertahan dan bagaimana Riska membalaskan sakit hati nya kepada para pengkhianat yang tega menusuk nya dari belakang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Pulang Kampung

"Ya, Sayang. Aku ingat kok. Tapi sebelum itu terjadi kita harus menyusun rencana dulu. Kalau kita gegabah kita tidak akan menghasilkan apa yang kita inginkan. Semua harus di pikirkan masak-masak kalau mau semua berjalan sesuai rencana kita. Bukankah kamu menginginkan sesuatu dari Riska?."

Emosi yang belum turun kini kembali naik.

Tanpa terasa tanganku mengepal kuat hingga kuku ku memutih. Aku tidak pernah menyangka laki-laki yang terlihat baik itu, ternyata manusia licik! dan bagaimana bisa aku hidup bersamanya selama empat tahun ini?.

Rencana? rencana apa yang sedang mereka susun?.

Ya Allah... kuatkan hamba.

"Oke, tapi ingat kamu jangan lagi pulang ke rumah itu kalau mau bayi ini selamat." Siska mengancam suaminya. Ah, suamiku juga.

Siska telah menjadi pribadi yang berbeda. Dia telah berubah. Suka mengancam dan ambisius. Delapan bulan tidak bertemu membuatku tak lagu mengenali pribadinya. Apa yang melatar belakangi perubahan sikap Siska? Dan apa yang di rencanakan mereka di belakangku?.

"Baiklah. Aku akan mencoba bersabar hingga anak ini lahir. Tapi, kamu harus menepati janji. Ceraikan dia segera setelah semua rencana kita berjalan dengan lancar!."

Merasa sudah cukup bukti. Aku dan Septia pun pergi dari Cafe.

"Aku temani kamu malam ini, ya. Ris? Aku tidak tega membiarkan kamu sendirian dalam kondisi seperti ini." ucap Septia setelah kamu berada di luar gerbang Cafe.

"Bagaimana dengan suamimu? Apa dia mengijinkan?."

Kupandangi wajah khas perempuan Jawa Barat itu. Aku tidak mau gara-gara menemaniku Septia sampai mengabaikan suaminya.

Seorang istri taat pada suami itu hal utama. Dulu, aku memegang prinsip itu. Aku tidak akan pernah pergi atau melakukan sesuatu kalau Mas Danang tidak mengizinkan.

Namun, saat ini aku tidak akan pernah lagi melakukan itu. Karena sebentar lagi aku bukan lagi istrinya. Bagiku saat ini dia bukan lagi suamiku. Seandainya, istri punya kuasa menjatuhkan talak, maka detik ini pun sudah aku jatuhkan talak untuk Mas Danang.

"Kamu lupa kalau suamiku sedang menemani orang tuanya umrah?." Septia menatapku penuh selidik. Aku tersenyum tipis setelahnya.

Mengejek kepikunanku sendiri. Ah, bukan tepatnya mengejek dirinya sendiri yang telah di bodohi oleh orang-orang sekitar.

"Gimana? atau mau tidur sendiri di penginapan? Aku tahu kamu sedang butuh teman untuk berbagi rasa di hatimu." Septia masih setia di sampingku.

Aku terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menentukan pilihan.

"Baiklah kalau kamu tidak keberatan," Septia benar. Aku butuh teman untuk berbagai rasa di dalam sini. Aku butuh masukan di saat hati dan otak ini buntu.

Kami pun berjalan pulang. Bukan ke penginapanku, melainkan ke rumah Septia, wanita yang telah menikah dengan duda tanpa anak itu. Dan sampai saat ini mereka belum di karuniai momongan.

Di tengah jalan menuju kediaman Septia, handphone ku berdering. Siapa yang memanggil? dengan cekatan aku merogoh tas cangklong. Lalu mengambil benda canggih tersebut. Bi Narti, mau apa dia? Apakah ibunya Siska mau memberi kabar kalau anaknya telah menikah dengan suamiku? atau memanas-manasi aku bahwa anaknya telah berhasil mengandung benih nya Mas Danang?.

Sebelum menjawab telepon dari Bi Narti, Septia menarik tubuhku menghadap ke arahnya. Sebab di belakang kamu sedang lewat Mas Danang dengan istri mudanya. Handphone kubiarkan berdering hingga mati. Aku tidak boleh mengangkat telepon di depan manusia pengkhianat itu. Sedikit banyak mereka akan mengenali suaraku.

Dadaku berdenyut nyeri saat mata ini menangkap basah pegangan tangan Mas Danang dengan Siska. Mereka terlihat sangat mesra. Aku sakit melihatnya. Biar bagaimanapun Mas Danang masih sah menjadi suamiku. Dan cinta ini masih ada untuknya. Bohong kalau rasa ini mendadak mati. Butuh proses untuk menghilangkan rasa ini.

"Terima kasih, Sayang. Atas traktirannya malam ini, sering-sering lah ngajak aku makan di luar. Biar dede utun nya selalu bahagia." Suara manja Siska terdengar menjijikan di telinga.

Sebenarnya, apa pekerjaan Mas Danang di sini? berapa banyak uang yang di dapatkan sebulannya?

Kualihkan pandangan ke arah lain saat tangan sepupuku yang kini menjadi madu pahit bergelanyut manja di lengan Mas Danang. Mereka berdiri di depan jalan menunggu kendaraan yang sedang lewat.

Dadaku kembali sesak mengingat uang belanja yang di berikan padaku. Bersamaku laki-laki itu jarang memberikan nafkah. Bahkan satu juta setengah harus di bagi dua dengan ibunya. Aku di tuntut ikut memenuhi kebutuhan hidup ibunya. Sementara di sini dia bersenang-senang bersama istri mudanya. Keterlaluan sekali kamu, Danang! jangan harap setelah ini kamu bisa memanfaatkan aku lagi. Cukupi sendiri kebutuhan ibumu!.

"Dia sudah pergi." Septia mengingatkan. Aku menganguk.

"Kamu tidak boleh kalah oleh mereka," Septia menepuk punggungku dengan lembut. Sedikit banyak aku sudah bercerita padanya sehingga dia tahu bagaimana rasanya menjadi aku saat ini.

Setelah memastikan mereka sudah benar-benar pergi dari area Cafe. Segera ku hubungi kembali nomer Bi Narti. Bibi kandungku sekaligus Ibunya maduku. Mau apa dia menelpon?.

"Assalamualaikum. Ada apa Bi?." Sedikit ketua aku menyapa Ibunya Siska. Biar bagaimanapun Bi Narti ada andil besar dalam pengkhianatan anaknya dengan Mas Danang di belakang ku.

"Riska, Ibumu di larikan ke klinik." Suara Bi Narti sukses membuatku kaget.

"Kenapa? Apa yang membuat beliau masuk Klinik?." suaraku melemah seiring dengan rasa kaget dan juga takut. Takut wanita hebat ku kenapa-napa. aku belum siap kehilangannya. Saat ini beliau adalah satu-satunya sandaran hidupku di dunia ini.

"Hipertensi. Kapan kamu mau ke sini? Tidak mungkin kan bibi akan menunggu ibumu terus menerus. Kamu punya kehidupan sendiri." Suara Bi Narti cukup ketus di telinga iji.

"Bibi keberatan menjaga Mama di klinik? padahal, mama dulu tidak pernah keberatan membantu Bubu saat dihina oleh keluarga suamimu! Mama lho yang memberikan uluran tangan ke Bibi di saat yang lain menjauh. Bibi tidak lupa kan?." klik kuputuskan sambungan telepon sepihak. Anak dan Ibh sama-sama brengs*k dan tidak tahu di untung!.

Dadaku naik turun seketika. Tanganku mengepal dengan sempurna. Emosi di dalam sini bertambah berkali-kali lipat. Belum hilang emosi yang di buat oleh anaknya kini di tambah lagi dengan Ibunya yang tidak tahu diri itu.

"Septia. Aku pulang malam ini. Ibuku masuk ke klinik." suaraku bergetar.

"Aku temani, kamu tidak boleh pulang sendiri. Ini sudah malam." Septia tampak khawatir lalu mengeluarkan handphone dari dalam tas kecilnya kemudian mengotak-atik benda pipih tersebut.

"Dengan kamu mengantarkan aku pulang? apakah suamimu mengizinkan?."

"Ini aku lagi chat suami mau minta izin. Untuk ke sana, nanti aku hubungi adik sepupuku yang berprofesi sebagai sopir travel." Tanpa menoleh Septia menjawab semua pertanyaan ku. Tangan dan mata nya fokus ke layar handphone.

"Terima kasih yah Tya, semoga Allah membalas kebaikanmu," Aku tidak tahu harus berkata apa lagi selain itu.

.

.

.

Bersambung...

1
Ros Yusmiasih
teganya seorang ibu bisa bgtu .....
tinggalkan aja suamimu riska......
Strobeŕry
Luar biasa
Balqis Rukmana
yg bunuh Siska gimana?
Naomy
bego banget sih riska..malah di kasi uang ..manusia ky bibi nya itu bakal makin jadi bukan sadar
Balqis Rukmana
oh si bibik hasadan nya meninggal smp juga di akhir hidupnya
Naomy
lagian ngapain sih si riska cr kontrakan di rukam..mending cari di perumahan atw di ruko sekalian tdk ada bakalan org yg usil
Anonymous
Luar biasa
Jariyah Hilal
cerita sama seperti di novel lain
Choirun Nisa
bagus
Maria Magdalena Indarti
yg jahat sdh terima hukumannta
Maria Magdalena Indarti
vinokah???
Maria Magdalena Indarti
Vino mau ngapain???
Maria Magdalena Indarti
karma
Maria Magdalena Indarti
baiknya CLBK sm abian aja Risks
Maria Magdalena Indarti
karma untukmu Siska, hidup penuh dosa
Maria Magdalena Indarti
Riska cerdik
Maria Magdalena Indarti
ngapain juga Nanti di kasih uang.
Maria Magdalena Indarti
Nartii..... Nartiii..... tetap berulah
Maria Magdalena Indarti
waduh.... sejahat itu Siska. membunuh janin Riska. laporkan ke polisi saja spy msk penjara
Maria Magdalena Indarti
yg mana nih jodoh Riska
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!