Arazey Ivanka seorang mahasiswi kedokteran yang saat ini berada di semester lima, tengah menjalani masa magang disebuah rumah sakit terbesar dikota nya
Semuanya berjalan begitu lancar, sampai saat ia mendapatkan seorang pasien pria dengan usia matang yang saat itu tengah terluka parah. Dari situlah kehidupan dizona nyaman nya berubah menjadi lebih menyeramkan dan lebih terkekang
•Jika ada kesamaan judul cerita, cover, atau nama mohon dimaklumi
•Ikuti kisahnya hanya disini.. Happy reading🫂👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-21-
Setelah dokter Hans pergi dari ruangan Arazey, kini gadis itu kembali menyandarkan punggungnya di iringi helaan nafas kasar mengingat ucapan seniornya tadi
"Ini semua karena om pedo itu!" pekik kesal Arazey. "Kalo aja dia ga ngirimin makanan atas namaku pasti--"
"Arazey Ivanka!" potong Grey disebrang sana di iringi teriakan keras. Sontak Arazey pun langsung berdiri dan menatap horor handphone milik nya sendiri
"Lho lho kenapa bisa ada suara om Grey?!" pekiknya kaget Arazey dan meraih handphone nya
Sedetik kemudian mata Arazey langsung melotot sempurna kala melihat dilayar handphone nya tertera nama Grey dalam sebuah panggilan yang sudah berlangsung selama ±10 menit
"Mampus" gumam Arazey dan hendak mengakhiri panggilan. Seakan mengetahui gerakan Arazey, kini Grey kembali mengeluarkan suaranya
"Kalo sampai panggilan ini berakhir, dalam waktu 30 menit aku akan mengobrak-abrik rumah sakit itu!" ucap Grey memekik kesal
Terdengar dengan jelas ditelinga Arazey nafas memburu pria itu, belum lagi suara beratnya yang sedari tadi mendominasi dan berhasil membuat Arazey membisu
Dengan perlahan Arazey mendekatkan handphone nya disamping telinga nya dan mulai mengeluarkan suaranya
"Oh ha--halo om, apa kabar?" sapa gugup Arazey
"Sudah puas mengobrol dan bercanda dengan pria itu?" tanya dingin Grey
"Apa? Ah tidak om, tadi senior Hans hanya--"
"Hanya mengajak dinner? Hah?!" potong Grey cepat
"Bukan dinner om, hanya makan malam biasa dan--"
"Dan melakukan pendekatan lalu menjadi sepasang kekasih, seperti itu hah?!" potongnya lagi dengan nafas yang semakin memburu
Arazey dibuat kelabakan saat Grey terus memotong ucapannya dengan nada yang terdengar marah, entah kenapa Arazey malah bersikap seperti ini, seharusnya ia melawan atau langsung mematikan panggilan itu untuk menghentikan tuduhan Grey
"Jawab Arazey!" pekik marah Grey karena tidak kunjung mendapat jawaban
"Itu om.. Kami benar-benar hanya ingin makan malam saja dan kenapa--" tiba-tiba saja Arazey tersadar akan sikapnya yang mirip seperti seorang kekasih yang sedang bermain dibelakang kekasihnya
Lantas dirinya pun langsung melanjutkan ucap nya dengan nada yang sedikit tinggi. "Kenapa om semarah ini eoh? Aku hanya akan makan malam dengan seniorku, dan om? Memangnya om siapa huh?!"
"Sepertinya aku harus segera menikahimu, Arazey Ricardo" ucap dingin Grey
"Cih sejak kapan marga ku berubah jadi Ricardo? Dan tentu aku akan menolak lalu kabur" sahut cepat Arazey
"Arazey---"
"Sudahlah om, aku mau memeriksa pasien" potong cepat Arazey
"Aku belum selesai berbicara Arazey!" tekan marah Grey
"Aku tidak peduli. Ohiya berhenti mengirim makanan kesini dan terimakasih!"
Tutt..
Panggilan pun langsung diakhiri oleh Arazey tanpa mendengar teriakan Grey yang terdengar begitu marah. Setelahnya Arazey pun langsung terduduk lemas seraya memegang dadanya yang berdebar begitu cepat
"S*al! Kenapa aku begitu ceroboh!" gerutu marah Arazey pada dirinya. "Tapi kenapa suaranya terdengar berbeda? Apa dia sedang sakit?" sambungnya menatap handphone ditangan nya
"Ah tapi tidak mungkin pria menyeramkan seperti om Grey akan sakit, kecuali jika dia tertembak seperti saat itu" jawab Arazey pada diri nya sendiri
Seketika dirinya membeku kala mengingat peluru yang menyarang ditubuh Grey pada saat dimana dirinya yang harus terkurung diruang rawatnya dan juga terus diancam karena Grey belum juga sadar seusai operasi
"Kenapa dia bisa tertembak? Bukankah dia orang penting? Siapa yang berani berbuat seperti itu padanya?" gumam Arazey bertanya pada diri sendiri
Saat tengah disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan dalam benaknya, tiba-tiba saja suara ketukan pintu membuyarkan fokus nya
Tokk.. Tokk.. Tokk..
"Masuk" titah Arazey sedikit berteriak
Pintu pun terbuka menampilkan sosok perawat dengan seragam khususnya. "Selamat siang dokter Arazey" sapa perawat tersebut
"Siang sus, apa sudah waktunya?" tanya Arazey mengerti maksud kedatangan perawat
Mendengar ucapan Arazey sang perawat pun langsung mengangguk. "Iya dok"
"Baiklah ayo" sahut Arazey dan mulai menyiapkan diri. Selagi mengambil beberapa peralatan kedokteran yang senantiasa melekat dipakaian nya, Arazey pun kembali bersuara
"Ohiya sus, untuk pasien yang ada diruang rawat Orchid bagaimana?"
"Sudah membaik dok, hanya saja terkadang setiap tiga jam sekali pasien itu pasti akan mengalami kejang-kejang" jelas perawat tersebut
"Kenapa tidak bilang pada saya?!" sahut Arazey sedikit kaget
"Maaf dok, hanya saja sekarang pasien itu diambil alih oleh dokter Vivian"
"Apa senior Vivi sudah membaca rekam medisnya?"
Mendengar penuturan Arazey lantas sang perawat menggeleng. "Dokter Vivian tidak mau membacanya, dan dia bilang penyakit ini sudah biasa ia tangani"
"Astaga! Tapi pasien ini punya kelainan!" pekik panik Arazey seraya berjalan cepat. "Ayo cepat ke ruang rawat Orchid!" sambung Arazey terburu-buru
...****************...
Malam hari telah tiba, kini tepat pukul 7 malam Arazey baru saja menyelesaikan tugasnya dan saat hendak memasuki ruangan nya untuk membereskan barang-barang nya tetapi dari kejauhan terdengar seorang pria yang memanggil namanya
"Dokter Arazey!" panggil pria tersebut
Arazey pun lantas menghentikan langkahnya dan menoleh mengikuti asal suara. "Eoh senior Hans?"
Dokter Hans yang sudah berdiri tepat dihadapan Arazey pun kini tersenyum diiringi tatapan lembutnya. "Bagaimana hari ini? Apa melelahkan?" tanya dokter Hans
Arazey pun tersenyum lalu menggeleng di iringi helaan kecilnya. "Sedikit melelahkan karena tadi ada sedikit masalah dengan satu pasien"
"Masalah?" ulang dokter Hans bingung. "Masalah apa? Kenapa kamu tidak memberitahuku?" sambungnya serius
"Sudahlah tidak apa senior, ohiya ada apa senior?" ucap Arazey mengalihkan pembicaraan
"Emm itu.. Aku mau tanya apa makan malam nya jadi?"
"Tentu, aku tidak akan menolak makanan gratis" sahut cepat Arazey
"Bagaimana jika sekarang saja? Sekalian nanti aku antar pulang" tawar dokter Hans dengan senyum manisnya
Arazey pun mengangguk menyetujui. "Aku akan membereskan barang-barang ku dulu, senior"
"Baiklah, aku pun akan membereskan barang-barang ku diruangan"
Arazey pun kembali mengangguk. Setelah melihat anggukan dari Arazey, dengan cepat dokter Hans pun berbalik dan melangkah begitu lebar menuju ruangan nya. Sama hal nya dengan Arazey yang kini tengah terkekeh gemas melihat tingkah seniornya itu, lalu membuka pintu ruangan nya
Ceklek~ Brakk!~
"Astaga!" pekik kaget Arazey saat tiba-tiba ada seorang pria dibelakang pintu itu dan mendorong kuat pintu ruangan nya hingga kini tertutup rapat
"Maaf anda--" belum sempat menyelesaikan kata-katanya, pria bertubuh tinggi dengan masker dan topi yang menutupi wajah nya langsung mengungkung tubuhnya hingga terbentur pintu ruangan itu
"Ya--"
"Masih berniat untuk melanjutkan dinner nya hmm?" suara bariton itu memotong ucapan Arazey. Lantas tangan nya membuka topi dan masker yang ia pakai, hal itupun sontak membuat Arazey melotot sekaligus membeku
"Kamu Benar nakal, honey" lanjut pria itu yang tak lain adalah Grey Maxime
Tubuh Grey kini semakin maju hingga tidak ada lagi jarak antara tubuh keduanya
"Oo--om" gugup Arazey yang kini mulai tersadar
"Sepertinya kita harus menikah malam ini juga"
...----------------...
Aku kembali dengan update terbaru😘
Jangan lupa dukungan nya untuk menyemangati author🤗
Seeyou next part🤩
cek profil aku ada cerita terbaru judulnya
THE EVIL TWINS
atau langsung tulis aja judulnya di pencarian, jangan lupa mampir dan favorit kan juga ya.
terima kasih