Paula adalah anak seorang Count yang sudah jatuh, di ambang kebangkrutan keluarganya, dia dijodohkan untuk menikahi seorang Duke.
"Aku menikahimu agar aku dijauhkan dari para wanita yang menganggu. Tahu batasanmu!"
Setelah berkali-kali disakiti oleh ucapannya, Paula masih mau bertahan untuk menyelamatkan wajah orang tuanya hingga Mereka menghabiskan malam bersama dan Paula hamil.
"Wanita murahan sepertimu mengaku hamil anakku?"
Sampai akhir pun Paula masih saja disakiti.
Lalu bagaimana nasib Paula selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Paula pulang dengan hati yang rumit. Sesampainya di kamar dia duduk di sofa untuk menenangkan dirinya.
Kemudian dia berjalan ke meja dan menemukan buku Diarynya.
Hari ini Dia menulis,
Menikahi laki-laki tampan dan kaya bukan jaminan kebahagiaan. Apalagi kalau itu tanpa cinta. Bertahan saja rasanya menyesakkan. Pernikahan hanya akan jadi belenggu saja
Memangnya siapa juga yang mau dinikahi oleh Duke?
Bermimpi saja aku tidak pernah. Kalau bukan karena hutang keluargaku, aku juga tidak mau!
Aku juga akan lebih bahagia kalau dinikahi oleh rakyat biasa yang mencintaiku sehingga bisa melalui hari hari sulit dengan bahagia.
Aku juga ingin bahagia
Aku ingin dicintai
Aku juga lelah menderita.
Kenapa semua orang hanya terus mengutukku, kalau kalian mau protes, harusnya kalian protes ke Duke! Bukan ke aku. Disini aku juga korban.
Tulisannya itu berisi keluh kesahnya. Apakah mereka mengira bahwa Paula adalah mainan baru bagi mereka, yang tak berdaya dan akan tetap diam meski dihina. Apakah memang mempertahankan orang yang lebih lemah dari mereka adalah hiburan bagi mereka. Paula tidak bisa menjawabnya.
Di sisi lain, dirumah Count Fide, suasana makan malam mereka sangat sepi. Itu karena sang pemecahan suasana sudah tidak ada, Count Fide jalas kehilangan putrinya yang berharga, sedangkan anak laki-lakinya terus murung karena perasaan bersalahnya.
"Petra, kau harus makan yang banyak. Kitq harus ikhlas. Paula sudah bahagia. Semua ini adalah takdir Paula!"
'Bahagia?' sungguh lucu mendengar kalimat penghuburan tersebut dari Ayahnya sendiri.
Semenjak Paula menikah dengan Adipati Delta, Petra merasa ada sesuatu yang tak beres, mana mungkin seorang Duke mau menikahi bangsawan yang jatuh seperti mereka. Meskipun Paula cantik dan sangat cantik bahkan, tapi menikahi adiknya tak mendapatkan keuntungan apapun. Apalagi Adipati bersedia membayar seluruh hutang keluarga yang membuat Paula semakin terbelenggu oleh takdir hutang budi. Pernikahan yang seperti itu, apa biaa disebut bahagia?
Belajar dari pengalamannya, kini Petra benar benar belajar sungguh sungguh untuk berbisnis dan tidak mau tertipu lagi.
"Aku akan pergi ke selatan Ayah."
"Tiba-tiba saja?"
"Aku mendengar ada tanah tak berguna disana yang dijual murah." Setelah mendengar itu, Count Fide pun memandang Petra dengan tatapan yang rumit, "Petra...."
"Kali ini tidak akan tertipu Ayah, sungguh!"
Bagaimanapun, Count Fide jelas trauma, karena kesalahan itu keluarganya jatuh di titik terendah bahkan sangat terpuruk hingga seperti rakyat miskin tapi masih memiliki mansion besar dan gelar bangsawan.
"Dari mana kamu mendapatkan uang investasi untuk membeli tanah?" Count Fide tidak mau kecolongan, dia harus memastikan sendiri bahwa anaknya memang tidak melakukan tindakan yang membuat mereka semakin merugi.
"Maaf Ayah, aku menggunakan yang yang diberikan Duke,"
"Petra!" suara Cound Fide meninggi.
Petra hanya menunduk, dia tahu kalau Ayahnya akan marah. "Sampai sekarang pun kamu masih tidak berguna!" sesal Count.
"Sudah kubilang, aku akan berhasil!" Petra masih bersikukuh dengan pendiriannya.
"Apa jaminan kamu akan berhasil?"
Petra tak bisa menjawabnya.
"Pergi dari rumah ini! Aku tak mau punya anak pecundang yang hanya terobsesi dengan bisnis tapi selalu tertipu!" Itu adalah emosi sesaat tapi berhasil menancapkan luka bagi keduanya.
Setelah mendengar kalau Ayahnya mengusirnya, Petra langsung berdiri dan pergi dari rumah.
Melihat anaknya pergi, Count menyesali keputusannya sesaat yang lalu. Dia yakin kalau anaknya akan kembali lagi setelah suasana membaik.
Count Fide yang sudah tua menangis. Dirumah yang besar itu kini hanya ada dia dan dua orang pelayan. Semenjak keterpurukan keluarganya, keluarga Count tak mampu membayar pelayan, semua dikerjakan oleh Paula. Hanya setelah Paula menikah, Duke Delta yang baik hati di mata Count mengirim dua pelayan yang dia gaji untuk bekerja di mansion Count Fide.
Petra tak menyangka kalau Ayahnya akan semarah itu dan mengusir dirinya. Kini dia bertekad untuk mandiri dan benar benar berhasil, agar Ayahnya percaya kepada dirinya.
Petra sejujurnya sulit meninggalkan Ayahnya yang sudah tua, tapi dia kuga terlanjur keras kepala dan malu jika pulang. Petra ingin bekerja keras untuk melunasi hutangnya meskipun sudah dibayar lunas Adipati.
'Kalau aku bisa membayar hutangku ke Adipati, minimal Paula akan punya muka.' Begitulah pemikiran Petra.
Jadi mulailah kepergian Petra untuk menantang hidupnya.
Masih berlanjut atau sudah tamat?? Authornya 😁😁
Udah naik 2 Kg pas sakit Turun 3 Kg,kan Ngeselin 🤦🏿
Orang Miskin hanya bisa Gigit jari kalo di Hina,jadi udah ga Aneh lagi Miskin selalu Salah di mata Hukum mana pun 😓.