follow ig ku @zariya_zaya
Kemala tidak pernah menyangka kalau ia akan menikah dengan pria asing yang merupakan tetangganya sendiri demi menyelematkan nyawa ayahnya. Ia tidak tahu bahwa di hari pernikahannya, merupakan hari terakhir ia bisa melihat manusia. Sebab, pria yang dinikahinya, adalah seorang vampir dan Kemala terjebak dalam dunia sang vampir tampan nan mempesona.
Akankah sang vampir membiarkan Kemala hidup? Apakah pernikahan Kemala berakhir bahagia? Bagaimana dengan nasib ayahnya yang tengah koma?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Supriatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 Kapan Kau ...
Sebulan telah berlalu, Kemala menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang vampir dan tinggal di istana yang sebenarnya tidak jauh dari rumahnya sendiri. Awalnya, terasa sangat sulit bagi Kemala. Meski ia bisa melihat rumahnya dari dekat, gadis itu tak dapat menginjakkan kakinya di sana. Ada rasa iri di hati Kemala saat melihat teman-teman di desanya dulu, setiap harinya pulang dan berangkat kerja bersama melewati istana yang kini menjadi kediaman Kemala.
Dua sahabat Kemala tersebut sempat berhenti dan menatap rumah gubuk Kemala yang kosong tapi langsung segera pergi sambil menggunjingkan keberadaan Kemala yang hilang bak ditelan bumi. Ingin rasanya istri vampir tampan itu berteriak memberitahu sahabatnya bahwa ia ada di rumah mewah angker yang sering kali mereka bicarakan.
Namun, tak ada yang bisa dilakukan Kemala selain menerima takdir hidup yang sudah digariskan padanya. Di istana Richard ini, semua hal yang dibutuhkan Kemala terpenuhi. Semakin hari, wajah Kemala semakin cantik berseri dan jauh lebih terawat dari sebelumnya. Richard juga tak pernah membiarkan istrinya sendiri kecuali di siang hari.
Ada kalanya Richard pergi dan baru kembali saat matahari terbenam layaknya suami yang berangkat dan pulang kerja. Segala kebutuhan yang dulu tak mungkin Kemala dapatkan, kini bisa ia gapai tanpa perlu bersusah payah. Enaknya jadi istri seorang vampir baik. Kemalapun mulai terbiasa dengan lingkungan barunya apalagi ia mudah sekali beradaptasi.
“Ayahmu sudah membaik dan hari ini, ia sudah diizinkan pulang,” ujar Richard sebelum ia pergi karena sebentar lagi matahari akan segera terbit.
Kemala terdiam walau dalam hatinya ia ingin sekali pergi menemui ayahnya. Kemala bahkan tidak ingin tahu ke mana suaminya akan pergi disiang hari.
Richard menatap wajah kosong istrinya yang terus saja menghadap ke jendela. “Aku akan pergi keluar bersama Gil. Ada hal yang perlu kuurus. Tetaplah di rumah dan tunggu aku seperti biasa. Apa ada yang kau inginkan?” tawar Richard.
“Tidak, kau sudah memenuhi semua kebutuhan hidupku dengan baik selama ini. Aku tak menginginkan apapun.”
“Kapan kau datang bulan?” tanya Richard tiba-tiba dan langsung membuat Kemala gugup.
Gadis itu sampai tersedak saat ada pria menanyakan hal sangat sensitif itu padanya. Ditambah lagi, ekspresi Richard saat bertanya tampak sangat biasa saja dan sama sekali tak merasa malu sedikitpun.
Kemala jelas sangat terkejut, ia tak pernah membicarakan hal seintim ini dengan siapapun apalagi bila menyangkut masalah pribadi pada orang sekalipun orang tersebut adalah suami Kemala sendiri. Rasanya canggung dan aneh sekali meski suaminya memang berhak tahu tentang siklusnya sebagai seorang wanita. Gadis itu tidak menyangka kalau vampir tampan ini bisa blak-blakan juga.
“Eeee … haruskah kujawab?” tanya Kemala bingung.
“Tentu saja, bukankah aku harus tahu?”
Kemala menatap wajah suaminya dengan tatapan canggung. Dia seorang vampir, mana mungkin dia punya urat malu, batin Kemala tak tahu harus bersikap bagaimana terhadap suami vampirnya.
“Harusnya … sih, sudah waktunya aku datang bulan, tapi aku tidak tahu kenapa masih belum juga,” jawab Kemala malu-malu. “Kenapa kau tanyakan itu, Tuan? Ini canggung sekali mengingat kau adalah seorang pangeran vampir.”
Richard mendekat ke arah Kemala berdiri dan membelai lembut pipi merah merona istrinya.
“Aku sering dengar diluaran sana. Banyak suami menanyakan hal sama seperti yang kutanyakan padamu pada istri mereka. Tapi kau jangan salah paham dulu. Sama seperti para suami yang lainnya, jika istrinya datang bulan, maka si suami tidak boleh menyentuh sang istri sampai si istri tersebut selesai datang bulannya. Akupun begitu, jika kau datang bulan, aku harus menjauhimu. Sebab, bau darahmu akan sangat menyengat 3 kali lipat dari biasanya dan aku takut, aku tak bisa menahannya. Sampai sini … kau paham?” tanya Richard yang terus menatap lekat wajah cantik Kemala.
Kemala langsung meniup napas dalam-dalam, diawal kalimat yang Richard ucapkan begitu menyentuh jiwa, eh tidak tahunya suaminya itu hanya mencoba berhati-hati saja padanya. Lama-lama, ini vampir menyebalkan juga.
“Paham, tapi … jangan terlalu dekat seperti ini, aku takut jantungku meledak.” Kemala langsung gugup sendiri dan langsung berlari kekamarnya untuk menenangkan diri. Richard hanya tersenyum memandangi punggung istrinya yang hilang dibalik pintu kamar.
Sebenarnya, vampir tampan itu ingin menyusul Kemala yang sepertinya, sudah mulai membuka hati untuknya. Namun, langkahnya dicegah oleh Gilberto karena mereka berdua sedang ada urusan yang amat sangat genting.
“Yang mulia, sudah saatnya.” Gilberto mengingatkan dan mau tidak mau, Richard harus pergi meninggalkan Kemala sendirian.
Tidak benar-benar sendiri karena anak buah Richard ada dimana-mana meski tak pernah sekalipun menampakkan batang hidungnya di depan Kemala supaya istrinya tidak ketakutan. Mau tidak mau, Richardpun pergi bersama Gilberto untuk segera menemui ayahnya.
“Kenapa ayah ingin menemuiku? Bukankah dia tahu kalau aku sudah menikah? Kenapa masih juga mengusikku?” gerutu Richard saat ia ada di perjalanan. Berkali-kali ia menengok ke belakang seolah berat meninggalkan Kemala sendirian tanpanya.
“Mungkin karena Anda belum mempertemukan Raja dengan menantunya. Sehingga Yang mulia Raja tidak percaya bahwa Anda sudah beristri.”
“Kemala masih butuh waktu beradaptasi. Kami saja belum melakukan hubungan suami istri. Nyawanya bisa dalam bahaya jika seluruh keluargaku tahu bahwa istriku masih suci. Jika aku harus mempertemukan Kemala dengan keluargaku, kami harus bersatu dulu. Dia sangat cantik kalau wajahnya bersemu merah.” Vampir tampan itu senyam-senyum sendiri saat keduanya melesat cepat menembus rimbunnya hutan.
Gilberto tak bersuara lagi melihat Richard sedang jatuh hati. Yang dikatakan pengerannya memang benar. Harusnya, Richard bisa saja memaksa Kemala berhubungan badan dengan Richard demi keselamatan mereka berdua, tapi pangeran vampirnya ini terlalu baik dan tidak ingin memaksakan kehendak, vampir tampan itu sampai rela menunggu Kemala sendirilah yang menyerahkan dirinya tanpa harus dipaksa.
“Anda sungguh baik sekali, Yang mulia,” puji Gilberto semakin kagum pada pangerannya.
“Tentu saja aku baik, tampan dan rupawan, tapi Gil … kenapa Kemala tidak jatuh cinta padaku pada pandangan pertama? Aku kurang ganteng apa coba?” tanya Richard yang heran dengan Kemala. Wanita lain pasti akan bertekuk lutut dihadapannya, tapi tidak dengan Kemala yang hatinya, sulit sekali ditaklukkan.
“Seganteng-gentengnya Anda, wanita mana yang berani menikah dengan vampir, Yang mulia? Apalagi wanita seperti nona Kemala. Banyak sekali pemuda tampan dan tajir melamarnya tapi ditolak olehnya hanya karena perbedaan kasta diantara mereka. Nona Kemala tahu dan sadar diri. Dia bukan wanita gampangan ataupun murahan. Butuh waktu bagi Nona untuk mempertimbangkan apakah Anda layak mendapatkannya seutuhnya atau tidak. Bersabarlah, Yang mulia, pasti akan indah pada waktunya.”
“Kenapa ucapanmu itu menjengkelkan sekali Gil, bikin kesal saja!” Richard buang muka dan melesat lebih cepat menuju tempat ayahnya berada saat ini. Yaitu Raja Salvator Salvataro.
BERSAMBUNG
***