NovelToon NovelToon
System Transmigration: Love In Nusantara Myth

System Transmigration: Love In Nusantara Myth

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa Fantasi / Time Travel / Sistem / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: DancingCorn

Denara baru saja menyelesaikan sebuah novel di sela-sela kesibukannya ketika tiba-tiba dia terikat pada sebuah sistem.

Apa? Menyelamatkan Protagonis?

Bagaimana dengan kisah tragis di awal tapi menjadi kuat di akhir?

Tidak! Aku tidak peduli dengan skrip ini!

Sebagai petugas museum, Denara tahu satu atau dua hal tentang sejarah asli di balik legenda-legenda Nusantara.

Tapi… lalu kenapa?

Dia hanya ingin bersenang-senang!

Tapi... ada apa dengan pria tampan yang sama disetiap legenda ini? Menjauhlah!!

———

Happy Reading ^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DancingCorn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reality (1)

Saat Denara membuka matanya, hawa dingin langsung menyergap kulitnya. Dia masih berada di museum. Ruangan besar itu sunyi, hanya ditemani cahaya temaram dari lampu langit-langit dan suara detik jarum jam yang menggema di udara.

Pikiran pertamanya langsung tertuju pada waktu tetap yang dikatakan sistem selama misi. Pandangannya turun ke arloji di pergelangan tangan.

"Ini... apa ini masih waktu yang sama saat sistem mengikatku?" gumamnya, nyaris tak percaya.

Jarum jam menunjukkan pukul 7 lebih 15 malam. Seharusnya ini benar, menghitung waktu yang telah dia habiskan untuk memadamkan lampu lorong museum dan membersihkan beberapa debu.

Tentu saja, jika bukan karena layar transparan yang kini melayang di hadapannya dengan kembang api digital menyala dan tulisan [Selamat, Anda Telah Menyelesaikan Misi.] Dia mungkin akan mengira semua itu hanyalah mimpi akibat ketiduran.

“Mari kita lihat...” katanya pelan, mencoba fokus.

Dia menggulir layar tersebut ke bawah, hingga muncul data dirinya:

[Nama: Denara

Usia: 25 tahun

Gender: Perempuan

Point: 1000

Keuntungan yang berhasil diperoleh: Teknik Belati (ringan)]

"Teknik Belati?" Denara mengerutkan dahi. "Apa ini yang aku dapatkan dari petualangan Klenting Kuning dan Yuyu Kangkang?"

Masih bingung, dia memanggil, “Sistem... apa yang terjadi selanjutnya?”

[Dunia akan memproses hal itu. Host tidak perlu khawatir.]

Denara mengangguk pelan. “Oh, benar... Tapi Yuyu Kangkang itu bawahan Ande-ande Lumut, kan?”

[...]

“Tapi... kenapa misinya tentang mengubah takdir? Memangnya, apa yang terjadi dengan Ande-ande Lumut?”

[...]

“Ayolah, Sistem. Aku sudah menyelesaikan misinya. Masa kamu gak bisa kasih cerita lengkapnya?”

Entah kenapa, Denara merasa mendengar desahan tak berdaya bergema samar di kepalanya.

[Sistem akan mengirim cerita lengkap pada Host. Proses ini mungkin menyebabkan sakit kepala. Apakah Host tetap ingin melanjutkan?]

“Tentu saja..."

Mana mungkin dia melewatkan cerita gratis seperti ini?

Dan memang benar, cerita itu membuat kepala Denara sedikit pusing. Namun itu masih bisa ditoleransi.

“Aha... jadi begitu...” gumamnya dengan penuh pengertian.

Tapi dia segera menepuk pipinya ringan. “Ups, lupakan dulu. Aku harus segera membersihkan lantai satu, atau yang lain bakal ngomel.”

Denara tidak bekerja sendirian di museum ini. Ada tiga orang lain yang juga bekerja bersamanya. Dia dan seorang wanita bernama Yunita adalah resepsionis. Sedangkan dua pria lain, Ridwan dan Lukas, bertugas sebagai pemandu museum.

Karena museum sering sepi, Yunita biasanya merangkap sebagai tour guide, sementara Denara berjaga di meja depan sendirian.

Setelah mengunci pintu utama dan memeriksa jendela kaca, Denara menuju ruangan belakang museum. Ketiga rekannya sudah menunggu di sana.

“Hari ini juga sepi...” keluh Yunita dengan nada sedih.

“Bukankah itu menyenangkan? Aku bisa main game seharian,” sahut Lukas sambil bersandar santai.

“Berhenti. Jangan mulai berdebat,” potong Ridwan tegas. Dia adalah yang paling tua di antara mereka, dan ucapannya sukses membuat Denara terkekeh.

“Ihh, Nara. Kok malah ketawa. Belain kakak dong~,” ucap Yunita manja.

Denara tersenyum kecil. “Baiklah... Kalau begitu, Lucas, kalau kamu terus main HP saat kerja, kamu bisa lupa semua pengetahuanmu. Dan kalau itu terjadi, kamu mungkin nggak bisa jadi tour guide lagi.” Dia menoleh ke Yunita, “Gimana, Kak?”

Yunita langsung mengacungkan dua jempol. “Sadiiisss!”

Lucas mendengus. “Heleh, dia aja baca novel di depan.”

Denara: ….

Inikah yang disebut memberi musuh luka 8 poin, tapi menyakiti diri sendiri 10 poin?

Dia menghela napas, lalu mengangkat tangan, “Aku menyerah.”

Mereka mengobrol ringan sebelum akhirnya bersiap pulang. Rumah mereka semua berada di arah yang sama dan tak jauh dari museum.

Namun ketika mereka melewati rumah sakit, Denara tiba-tiba teringat sesuatu.

Identifikasi sistem.

Setelah berjalan melewati rumah sakit bersama yang lain, dia berhenti.

“Anu... aku lupa beli sampo dan pasta gigi. Aku balik ke toserba dulu, ya.”

Toserba itu terletak sebelum rumah sakit. Agar tidak membuat yang lain khawatir, dia hanya bisa menggunakan alasan ini. Lagipula itu bukan kebohongan karena dia kehabisan beberapa keperluan mandi di rumahnya.

“Oh, perlu aku temani?” tanya Lukas dengan nada tenang.

“Enggak usah. Aku juga mau beli beberapa hal lain, mungkin agak lama. Nggak enak kalau merepotkan.”

“Oh.” Lukas mengangguk, lalu berjalan lebih dulu.

Lukas punya rambut hitam pendek dan wajah kecil yang awet muda. Meski seumuran dengan Denara, orang-orang masih sering salah mengiranya sebagai anak SMA. Tubuhnya ramping, namun sebetulnya dia cukup kuat.

Yunita adalah wanita cantik dengan rambut ikal yang jatuh ke bawah bahu. Dua tahun lebih tua dari Denara, dia sedang dalam tahap merencanakan pernikahan. Wajahnya selalu tersenyum dan membuat orang nyaman di sekitarnya.

“Baik-baik, ya. Kalau butuh sesuatu, telepon Kakak atau yang lain, oke?”

Denara mengangguk.

Ridwan sudah berjalan lebih dulu bersama Lukas. Dia pria paruh baya dengan kumis tebal di bawah hidung. Sudah menikah, tapi belum memiliki anak. Istrinya bekerja di perusahaan farmasi tidak jauh dari museum.

Meski usia Denara dan Lukas sama, semua orang di museum menganggap Denara sebagai yang paling muda sehingga dia lebih diperhatikan oleh yang lain.

Setelah melihat mereka semua menjauh, Denara segera berbelok. Namun bukan menuju toserba, dia melangkah cepat dan berbelok masuk ke rumah sakit.

Langkahnya ringan tapi tergesa. Pintu kaca rumah sakit otomatis terbuka, dan suara 'ding' halus menyambutnya saat dia masuk ke dalam lorong yang terang dan sepi.

Dari kejauhan, Yunita dan Ridwan hanya melihat siluet Denara menghilang di antara deretan toko. Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang dengan lega, tanpa menyadari bahwa Denara tidak masuk ke toserba.

Hanya Lukas yang berhenti di persimpangan, lalu duduk santai di bangku trotoar. Punggungnya bersandar santai, jempolnya sudah sibuk menyentuh layar ponsel. Ridwan dan Yunita tak merasa curiga. Lucas memang sering duduk di sana untuk bermain game. Katanya, sinyal di tempat itu lebih bagus.

Namun, tidak seorang pun tahu, sesekali Lucas mengangkat kepalanya, menatap ke arah Denara menghilang.

——++——

Pojok penulis:

Happy Eid al-Fitr 🎊🎉🎉🎉

Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan. Mumpung hari raya, Update double nggak sih 😂

Oke .. Ada satu lagi nanti ^^

1
Azizah_19077
Alurnya bagus, beda dari yg lain dari segi cerita karena ada unsur cerita rakyat tapi dikemas dalam versi modern. Aku suka banget (please banyakin lagi mwuhehe) love you ka author, semangat
Azizah_19077
Okey, semangat kak author. Dan jujur ini seru banget mengadaptasikan cerita jaman dulu dalam era modern, aku suka cerita kaya gini soalnya beda dari yg lain
DancingCorn: Terimakasih atas dukungannya /Joyful/
total 1 replies
Nayla Syberia
Bagus kok Author ceritanya,lanjutin Author (SEMANGAT)🙂
DancingCorn: Terimakasih atas dukungannya /Smirk/
total 1 replies
Azizah_19077
ngikutin dari kak author aja😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!