Pengantin Pangeran Vampir
Halo semua, ini novel baruku dengan tema vampir yang sudah aku janjikan sebelumnya. Bila ada kesamaan nama, tempat serta adat istiadat yang ada ada dalam cerita ini, berati itu hanya hiburan semata. Novel ini hanyalah fiktif dan murni dari imajinasiku. Harap bijak dalam membaca, ambil sisi positifnya saja ya. Semoga novel ini bisa menghibur.
***
Malam bulan purnama, adalah malam indah dengan sejuta pesona yang disuguhkan ketika waktu sudah berganti malam. Seorang pria tampan berpakaian serba hitam, berkulit putih pucat dan memiliki rambut hitam pekat, sedang berdiri tegak mengamati pemandangan alam disekitar rumahnya. Pria tampan itu, sepertinya sedang mengamati sesuatu.
Tampak dari kejauhan, ia melihat segerombolan wanita berjalan beriringan. Wanita-wanita itu adalah wanita desa di mana salah satu dari mereka adalah tetangga si pria tampan. Rumah sang pria dengan si wanita sangat kontras perbedaannya. Satunya megah bak istana, satunya hanyalah gubuk seadanya.
Meskipun bertetangga. Dua insan beda jenis kelamin itu tak pernah bertemu muka ataupun saling sapa sekalipun. Bahkan si wanita yang bernama Kemala, tidak tahu menahu seperti apa seluk beluk tetangganya padahal mereka sudah bertahun-tahun bertetangga.
“Eh, Mala … apa kau tidak pernah melihat seperti apa pemilik rumah angker itu? Kalian kan bersebelahan? Masa tak sekalipun kau bertemu dengan tetangga misteriusmu?” tanya salah satu teman Kemala bernama Dewi.
“Tidak, aku tidak pernah melihat ada orang keluar atau masuk ke rumah itu. Rumah itu seolah tak berpenghuni bahkan terkesan sangat angker sekali. Hii … aku saja ngeri,” jawab Kemala sambil menatap bangunan megah yang ada di hadapannya. Sebentar lagi mereka semua akan melewati bangunan yang berdiri kokoh bak istana kerajaan itu.
“Kenapa kau tidak pindah rumah saja kalau kau merasa tidak nyaman tinggal di dekat rumah angker itu?” tanya Susi yang berjalan beriringan di sisi kiri Kemala.
"Mau pindah ke mana? Hanya rumah gubuk itulah yang kami punya," ujar Kemala sedih tapi ia tetap tersenyum di depan Susi dan Dewi.
Di pertigaan jalan, tepat di depan rumah megah yang barusan mereka bicarakan, Kemala harus berpisah dengan kedua temannya dan berjalan sendirian ke ujung menuju rumah gubuk sederhananya yang hanya di huni oleh dirinya dan ayahnya saja.
Entah kenapa, Kemala merasa seperti ada yang menatapnya. Dan kepalanya seakan terdorong kuat untuk menoleh ke arah rumah besar yang kini sedang dilewatinya. Rasa itu semakin lama semakin kuat sehingga Kemala tak bisa mengontrol diri lagi untuk tidak menoleh ke arah bangunan megah tersebut.
Dan betapa terkejutnya Kemala ketika tepat ia menoleh, dari jendela lantai dua rumah mewah itu, berdiri sosok pemuda tampan sedang menatapnya tajam tanpa ekspresi. Untuk sesaat Kemala tertegun, tapi akhirnya ia sadar dan buru-buru berlari ke menuju rumah tapi langsung berhenti di pinggir jalan tidak jauh dari gubuknya. Pikiran gadis itu kacau karena ragu apakah pria yang barusan ia lihat itu manusia atau bukan.
“Astaga … apa itu? Apa dia manusia? Atau setan? Tapi kalau setan, kok dia tampan sekali? Apa mataku yang bermasalah, ya?” gumam Kemala pada dirinya sendiri.
Dan untuk memastikan dugaan Kemala ini benar atau salah, sekali lagi ia menatap ke arah jendela yang baru saja dia lihat. Kali ini, tidak ada siapa-siapa di jendela itu, ruangannya kosong dan kembali gelap seperti biasanya.
“Ah … rupanya ini cuma halusinasiku saja,” ujar Kemala lega. Iapun balik badan dan betapa terkejutnya ia setelah tahu apa yang berdiri didepannya. Saking kagetnya, gadis itu sampai terperanjat dan refleks memegangi dadanya untuk memastikan jantungnya aman.
“Kau mencariku?” tanya seorang pria tampan berpakaian serba hitam.
Entah darimana datangnya orang itu. Tiba-tiba saja, sosok pria yang tadi Kemala lihat di jendela sudah nongol saja di depan Kemala. Kemala gelagapan, ia bingung dan juga heran. Bahkan saking terkejutnya, ia sampai tidak bisa bergerak dari tempatnya.
“Si-siapa kau?” tanya Kemala gugup. Ia sudah memikirkan cara untuk kabur secepatnya jika pria tampan di depannya ini mencoba menyakitinya.
Suasana malam yang sepi dan sunyi membuat gadis itu tak bisa berkutik sedikitpun. Kedua teman-temannya tadi pasti sudah jauh berjalan. Ia juga menyayangkan kenapa hanya rumahnya saja yang jauh dari rumah-rumah di desa pada umumnya dan harus berdekatan dengan rumah mewah yang baru kali ini, penghuni rumah tersebut menampakkan diri.
“Kita akan bertemu lagi setelah ini, selamat malam,” ujar pria tampan itu dengan suara tenor yang terdengar merdu di telinga.
Ini pertama kali Kemala mendengar suara seorang pria yang berbeda dengan suara pria pada umumnya. Suara pria misterius itu terdengar kasar tapi lembut, sangat mengena di hati seolah ingin terus mendengar suaranya lagi dan lagi.
Karena masih tertegun, Kemala cuma bisa menatap punggung si pria yang langsung masuk ke dalam rumahnya. Gadis itu sungguh tidak tahu apa maksud perkataan pria misterius itu barusan. Tak ingin berlama-lama, iapun berlari masuk ke dalam rumah tanpa tahu bahwa dari jendela lantai atas, pria yang baru saja menyapanya sedang mengamatinya lekat-lekat.
“Tidakkah tindakan yang Anda lakukan ini sangat berbahaya, Pangeran Richard? Kenapa Anda keluar dan menemui gadis itu?” tanya Gilberto, asisten kepercayaan pria tampan misterius yang bernama Richard.
“Aku ingin dia tahu kalau aku ada, dengan begitu sebentar lagi dia akan datang padaku. Bersiaplah Gil, kau harus menyambut kedatangan wanita itu untuk pertama kalinya. Karena dia … istimewa,” ujar Richard sambil meneguk minuman merah yang ada di gelasnya. Warna merah pada gelas tersebut sama persis seperti warna merah darah.
***
Sesampainya di rumah, Kemala terkejut melihat ayahnya yang sudah separuh baya tergeletak tak berdaya di lantai rumah gubuknya. Sontak gadis itu panik dan mencoba membangunkan ayahnya. Ia menangis pilu karena ayahnya tak kunjung sadar juga.
“Ayah! Bangun, Yah … Ayah!” seru Kemala terus mencoba menyadarkan ayahnya. Namun hasilnya nihil dan kondisi ayah Kemala sangat memprihatinkan.
Gadis itu tak tahu harus berbuat apa. Di rumah ini hanya ada mereka berdua. Kemala yang baru saja pulang bekerja langsung meletakkan kembali tubuh ayahnya begitu saja di lantai yang memang sudah sakit sejak lama. Gadis itupun segera berlari keluar rumah untuk mencari bantuan. Kemala tidak kuat jika harus mengangkat tubuh ayahnya sendirian.
Karena letak rumah Kemala ada di ujung desa yang lokasinya dekat dengan hutan, tak banyak orang berlalu lalang di sini. Gadis itu bingung harus bagaimana. Jika Kemala pergi ke pemukiman warga, ia takut begitu kembali, maka semua akan terlambat. Nyawa ayahnya bisa saja tak tertolong.
Disaat itu, pandangan mata Kemala hanya tertuju pada bangunan besar yang berdiri kokoh di depannya. Ia tak punya pilihan lain selain masuk ke dalam istana megah milik seorang pria tampan misterius yang tadi sempat menyapanya. Seketika, gadis itu teringat ucapan sang pria yang mengatakan kalau mereka berdua akan bertemu lagi setelah ini. Mungkin inilah maksud ucapan tetangga misterius yang baru saja menampakkan diri.
Di luar dugaan, pintu pagar rumah megah itu terbuka sendiri saat Kemala hendak masuk. Dengan ragu-ragu, ia memberanikan diri terus masuk ke dalam dan pintu rumah mewah berlantai 3 itu juga terbuka seolah sudah siap menyambut kedatangan Kemala.
Ruangan yang tadinya gelap gulita tanpa adanya cahaya, tiba-tiba menjadi terang karena lampu hias disetiap dinding ruang utama rumah tersebut menyala secara bersamaan. Jantung Kemala berdetak amat sangat kencang dan sedikit menyesali diri karena sudah nekat datang ke tempat yang bahkan Kemala tidak tahu apakah ini rumah hantu apa rumah manusia.
Gawat, ini rumah seram sekali, apa aku harus kembali? Lalu … bagaimana dengan ayahku? Pikir Kemala mulai bimbang antara terus maju dan masuk ke dalam rumah besar itu atau tidak?
“Permisi? Apa … ada orang di sini? Tuan ... kau bisa dengar suaraku?” seru Kemala antara takut dan juga nekat. Ia butuh bantuan seseorang untuk membantunya membawa ayahnya ke rumah sakit.
Brak!
Tiba-tiba pintu rumah besar itu tertutup kencang sampai membuat kaget Kemala yang sudah mulai berjalan masuk menuju ruang utama. Gadis itu kembali berlari ke pintu dan mencoba membukanya kembali, tapi tidak bisa. Pintunya terkunci secara otomatis dan semakin takutlah kemala sekarang karena merasa sudah masuk jebakan.
“Ada apa ini? Kenapa pintunya tertutup! Tolong buka pintunya! Aku mau keluar! Ayahku dalam bahaya! Aku tak bisa meninggalkannya sendirian! Siapapun yang mendengar suaraku! Tolong buka pintunya!” teriak Kemala dengan kencang sambil menggedor-gedor pintu.
Namun, sekuat apapun gadis itu berusaha mendobraknya, tetap saja pintu itu tidak bisa di buka. Kemala semakin bingung sampai ia menangis. Bukannya mendapat bantuan, ia malah terkurung dalam istana angker ini. Di tengah-tengah keputusasaan yang melanda, tiba-tiba terdengar suara tidak asing bagi Kemala.
“Apa yang bisa ku bantu untukmu, Nona?” tanya seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Richard. Sang pemilik rumah.
Seketika, Kemala menghentikan aksinya menggedor pintu dan menoleh ke arah pria tampan aneh yang baru saja ia temui tadi di luar. Gadis itu menyeka air matanya dan mulai bicara.
“Tolong saya Tuan, ayah saya sedang pingsan dan saya harus segera membawanya ke rumah sakit,” ujar Kemala sambil terbata-bata.
“Hanya itu?” tanya si pria tampan dengan ekspresi muka datar.
“Iya Tuan … hanya itu, saya tidak kuat mengangkat tubuh ayah saya … saya butuh bantuan orang lain. Jasa Tuan akan selalu saya kenang jika Tuan berkenan membantu saya.” Kemala mulai menangis lagi mengingat kondisi orang yang ia cintai di dunia ini sedang sekarat sendirian di rumah. Ia tak ingin kehilangan ayahnya. Apapun akan Kemala lakukan demi menyelamatkan nyawa ayahnya.
“Gilberto … bantu nona ini mengangkat tubuh ayahnya dan antar dia ke rumah sakit secepatnya,” pinta Richard pada asistennya yang wajah dan tampangnya sama misteriusnya seperti Richard.
Awalnya Kemala terkejut melihat penampilan aneh dua pria yang baru ditemuinya ini, tapi ini bukan waktunya bagi Kemala untuk memikirkan ciri fisik mereka. Yang terpenting bagi gadis itu adalah bagaimana cara menyelamatkan ayahnya.
“Terimakasih Tuan, terimakasih banyak, semoga Tuhan membalas kebaikan Tuan,” ucap Kemala senang dan masih sambil berkaca-kaca karena pria misterius itu ternyata mau membantunya.
“Terlalu dini untuk berterimakasih Nona, kau masih membutuhkan bantuanku yang lain. Pergilah dan selamatkan ayahmu!” ucapnya dan pria asing itupun berjalan menaiki tangga meninggalkan Kemala dengan sejuta tanda tanya.
Gilberto mempersilakan Kemala keluar istana dan menuju rumah gadis itu lalu membantu ayahnya menuju rumah sakit terdekat.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Na
HAY💚THERE
🤑🤑🤑🤑🤑
😍🙋♀️🤑🙋♀️😍
2023-04-14
1
Na
HOBBY SANTAI ... MAEN GAME HP, NOVEL, LEGENDA, CERPEN, FILM, DRAKOR, KOMIK, DLL ADALAH HANYA HIBURAN & HOBBY MENBACA & HOBBY NONTON, HIBURAN MENGHABISKAN WAKTU & BERSANTAI 💚
2023-04-14
1
gyu_rin
sat set banget ya
2023-03-24
0