Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29: Jantung Retakan – Memasuki Dimensi Musuh
Retakan raksasa itu menganga seperti mulut neraka, mengeluarkan kabut pekat yang menggulung seperti arus sungai gelap. Di tengahnya, arus energi berdenyut seperti jantung yang memompa kegelapan ke seluruh permukaan Nexus Haven.
Iluthar, Zareth, E.V.E., dan seluruh pemimpin divisi Nexus berdiri di sekeliling Void Core. Mata mereka terpaku pada peta dimensi yang bergelombang, menunjukkan bahwa pusat semua retakan berasal dari satu titik: **Nukleus Dimensi**, yang kini muncul tepat di bawah inti kota.
Shinn berdiri di tengah mereka. Tubuhnya masih dipenuhi luka dari pertempuran sebelumnya, namun Void di dalam dirinya kini lebih stabil. Setelah mengalahkan Chrono-Wraith Alpha, kekuatan yang mengalir dari dimensi musuh menyatu sebagian ke dalam sistemnya.
[Void System Upgrade: 4.2B]
[Kemampuan Baru Diakses: Riftwalk (Melintasi Dimensi Tidak Stabil)]
[Sinkronisasi Stabil: 84%]
E.V.E melayang di sebelahnya, pancaran hologramnya kini memiliki semacam pola kristal di sekeliling kepala. Ia seperti berevolusi bersama Shinn.
“Retakan ini bukan hanya celah, ini adalah saluran. Seperti saluran darah. Mereka sedang memompa energi chaos dari dimensi mereka untuk menghancurkan realitas kita dari dalam,” jelasnya.
Zareth mengerutkan kening. “Jadi kita harus menutup saluran itu… dari sumbernya?”
“Tidak bisa hanya ditutup,” sahut Shinn. “Kita harus masuk ke dalam dan menghancurkan nukleus itu langsung di jantung dimensi mereka.”
Semua terdiam.
Iluthar melangkah maju, mengenakan armor Void yang kini menyatu dengan senjata plasma ganda di lengannya. “Kalau begitu, aku ikut bersamamu.”
Shinn menggeleng pelan. “Tidak, Iluthar. Hanya aku yang bisa bertahan dalam dimensi itu. Voidku adalah satu-satunya elemen yang tidak terurai di dalam kekacauan tersebut.”
“Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian,” sergah Iluthar. “Kau pikir hanya karena kau memiliki sistem berarti kami harus diam? Kami sudah berperang bersamamu, Shinn. Biarkan aku, atau setidaknya satu orang, ikut.”
Shinn menatapnya lama. Lalu matanya beralih pada Asha, yang sejak tadi berdiri diam di sisi barat ruangan. Gadis itu, salah satu penyintas awal, kini memimpin unit pengintai Nexus dan memiliki keahlian luar biasa dalam navigasi energi.
“Kalau begitu, aku akan membawa Asha. Dia memiliki sensitivitas Void paling tinggi setelah E.V.E. dan dia bisa membantuku menavigasi dimensi.”
Iluthar menghela napas panjang, tapi akhirnya mengangguk. “Baik. Tapi janji, jika sinyalmu hilang lebih dari lima menit… kami akan menarik mu kembali paksa.”
Shinn tersenyum tipis. “Tentu. Tapi kau tahu aku bukan tipe orang yang mudah ditarik.”
____
Beberapa jam kemudian, di bawah inti Void, sebuah gerbang dimensi aktif.
Retakan itu bukan lagi celah, melainkan pusaran energi spiral yang perlahan membuka jalan ke dalam dunia yang tak punya hukum pasti **Void Nexus**, dimensi tempat Exo-Wraith lahir.
Asha berdiri di sebelah Shinn. Ia mengenakan jubah kristal berlapis nano-tek Void, dan pelindung matanya memancarkan sinyal biru. Meski jantungnya berdebar kencang, wajahnya tetap tenang.
“Jadi ini... tempat asal mereka?” bisiknya saat pusaran semakin terang.
“Bukan tempat,” jawab E.V.E. “Ini adalah pikiran kolektif mereka. Dimensi ini hidup. Kau tidak hanya memasuki ruang, tapi juga kesadaran.”
Shinn dan Asha saling menatap sejenak, lalu melangkah ke dalam retakan.
____
Dunia di sisi lain bagaikan lukisan nyata yang pecah. Tanah melayang tanpa gravitasi. Langit bukan langit, melainkan jalinan urat energi dan cahaya, seperti nadi yang terbuka. Segala sesuatu tampak salah arah, waktu, bahkan bentuk tubuh mereka sedikit terdistorsi.
Asha berjongkok, menyentuh permukaan yang tampak seperti air namun keras seperti logam. “Ini... bukan hanya ilusi. Ini realitas yang sedang dibentuk ulang.”
Shinn menajamkan indra. Di depan mereka, berdiri sebuah bangunan aneh menara spiral yang tampaknya mengisap cahaya dari sekitarnya. Itulah nukleus.
Namun mereka tak sendirian.
Makhluk-makhluk mengerikan dengan bentuk tak konsisten muncul di sekitar mereka. Ada yang berbentuk seperti ular berwajah manusia, ada pula yang tampak seperti gabungan tangan, mata, dan mulut. Mereka semua bergerak tanpa suara, namun tekanan yang mereka bawa menghantam langsung ke jiwa.
[Ancaman Dimensi Tinggi Dikenali]
[Akses Aktivasi Sistem Mode Pertempuran Realitas]
[Void Module: Unshackled]
[Status: Semua Hukum Fisika Dinonaktifkan – Kekuatan Berdasarkan Will power]
Shinn memejamkan mata. Ia menarik napas… dan ketika ia membuka mata, Voidfang muncul dalam bentuk baru berputar, membelah ruang sekitarnya seperti baling-baling dimensi.
Satu ayunan, dan semua makhluk itu tersayat tanpa darah mereka hanya memudar, seperti bayangan yang dipaksa menghilang oleh cahaya.
“Semakin dekat kita ke nukleus, semakin kuat mereka,” kata Shinn.
Asha mengaktifkan pemindai. “Ada empat lapisan perlindungan. Kita butuh memecahkan lapisan itu secara bersamaan atau sistem akan reset dan mengulang bentuknya.”
“Aku urus dua lapisan pertama. Kau urus dua lainnya. Kita lakukan bersamaan dalam tiga detik,” kata Shinn.
Asha mengangguk.
Dengan sinyal E.V.E., mereka bergerak.
Lapisan pertama pecah seperti kaca. Lapisan kedua bergetar lalu runtuh seperti pasir. Lapisan ketiga menyerupai aliran waktu yang dipaksa membeku, dan keempat… seperti gema yang harus dipadamkan dengan kesadaran.
Keempatnya berhasil diurai.
Nukleus kini terbuka. Di dalamnya, terdapat kristal hitam sebesar tubuh manusia, berdetak pelan seperti jantung raksasa.
Namun saat Shinn mendekat…
Sebuah bentuk humanoid muncul dari dalam kristal. Wajahnya… adalah wajah Shinn sendiri.
“Kau datang untuk menghancurkan dirimu sendiri?” tanya makhluk itu. Suaranya tenang, tapi tak punya emosi.
“Aku datang untuk menghancurkan bagian diriku yang menolak perubahan,” jawab Shinn.
Makhluk itu tersenyum miring. “Aku adalah bayangan yang kau buang. Ambisi, keserakahan, ketakutan. Aku adalah kau… sebelum mengenal kekuatan.”
“Aku tidak membuang mu. Aku mengalahkan mu,” balas Shinn dingin.
Pertarungan dimulai.
Bayangan Shinn memiliki Voidfang-nya sendiri. Gerakan mereka identik, seolah saling membaca pikiran. Namun Shinn kini berbeda. Ia bukan hanya prajurit ia pemimpin, sistem, dan harapan.
Dengan dukungan Asha yang menstabilkan energi di sekitar, Shinn berhasil menyerap energi kristal ke dalam Void Core miliknya.
[Nukleus Dimensi Dihancurkan]
[Void Retakan: Ditutup Permanen]
[Stabilitas Realitas: Meningkat 82%]
[Void System Sinkronisasi: 91%]
[Kemampuan Baru: Reality Warp – Mengubah Realitas Sementara Di Dunia Nyata]
Shinn dan Asha ditarik kembali ke Nexus.
___
Di dunia nyata, langit yang semula merah kini mulai kembali biru. Retakan perlahan tertutup. Kota menyambut kedatangan mereka dengan sorak-sorai.
Iluthar berlari, memeluk Shinn tanpa berkata-kata. Asha disambut rekan-rekannya dengan penuh haru.
Zareth hanya berdiri dan berkata, “Kau membuka babak baru, Shinn. Tapi ini bukan akhir. Ini awal perang antar realitas.”
Shinn menatap langit yang mulai damai. Dalam dirinya, sistem terus berdetak… seiring detak hatinya.
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...