William Jhonson Pria berusia 35 Tahun yang telah menikah dan memiliki seorang anak yang sama sekali tidak di yakininya adalah darah dagingnya sendiri.
Tidak ingin terus memikirkan wanita yang berstatus istrinya, Dia lebih memilih menghabiskan banyak waktu bersama para wanita bayaran setiap malamnya.
Sampai suatu malam, Dia yang tengah berada di club' langganannya mendapatkan sebuah tawaran yang cukup fantastis.
Seorang gadis berusia 18 tahun ingin menjual keperawanannya senilai 500 juta.
Olivia Dakota ingin menjual keperawanannya pada pria yang bahkan tidak berani di tatapnya saat itu.
Akan kah Olive yang biasa di sapa itu mendapatkan uangnya untuk perobatan sang ayah ?
Tapi bukannya lepas dari pria yang jauh lebih tua darinya, Malah semakin terjerat dengan pria yang telah memiliki keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlambat
Olive yang merasa hari sudah sore pun langsung buru-buru pulang ke rumah tempat di mana dia harus kembali.
Bagaimana bisa dia kembali ke rumah itu ? Sementara dia tidak mengetahui kemana arah dia pulang ? Menghubungi William pun dengan apa ?
Ponsel dia tidak punya, Jika pun punya dia tidak memiliki nomor William.
Jadi apa yang harus di lakukannya saat ini ? Dia harus kemana ?
" Aku harus kemana ?" Gumamnya merasa bingung karena dia tidak tau harus kembali ke mana saat ini.
Di tengah kebingungannya, Olive malah memilih untuk pergi ke club' Mom Samantha karena dia tau Mom Samantha pasti mengetahui nomor ponselnya Tuan William agar dia bisa pulang ke rumah itu.
Sementara di perusahaannya, William tengah kedatangan tamu yang sama sekali tidak di inginkannya.
Tamu itu adalah Amber, Wanita yang paling di bencinya. Jika saja pria tua sialan itu sudah mati, William tidak perlu repot-repot mempertahankan hubungan sesat ini.
William selalu berdoa agar pria tua itu cepat mati agar dia bisa terbebas dari manusia sejenis Amber.
" Sudah berjalan lama kamu tidak pulang Will ? Tidak kah merindukan Andrew sakit ! Dia merindukan Daddy-nya dan terus memanggil nama mu. Tidak kah kasihan pada Andrew ? Sedikit saja kasihani lah anak kita Will. Andrew anak mu. Dia anak mu Will. " William hanya menatap datar pada wanita yang terus saja bicara sejak tadi yang mana membuatnya kesal hingga menatap datar padanya.
" Anak ? Bahkan aku tidak ingat sama sekali bagaimana saat itu aku bermalam dengan mu. Walau sepuluh kali aku dan anak itu melakukan tes DNA, Aku tidak akan percaya dengan hasil tes itu semala pria tua itu masih hidup di dunia ini. " Amber tak percaya dengan jawaban yang di dengarnya dari William.
" Harus bagaimana lagi aku mengatakannya pada mu Will bahwa Andrew itu anak mu !"
" Tapi aku tidak percaya pada mu dan pria tua itu selama dia masih hidup ! Lakukan tes DNA setelah pria itu mati baru aku percaya bahwa dia anak ku !" Suara William tak kalah menggelegar di bandingkan Amber.
Di sudah lelah di tambah lagi dengan ocehan Amber yang tak berujung semakin bertambah lelah.
" Will, Harus dengan apa lagi aku meyakinkan mu ?"
" Pergi dari sini sebelum aku melempar mu dari gedung ini. " William sudah muak dengan Amber yang selalu saja berakting sedih dan merasa tersakiti di sini.
Bahkan sudah berulang lagi William mengatakannya pada wanita itu. Jika dia merasa tersakiti pergi ke pengadilan ajukan surat perceraian.
Apa yang di minta wanita itu akan di kabulkan olehnya termasuk meminta seluruh harta dari pria itu.
Karena tanpa kekayaan dari pria tua itu pun William sudah kaya raya. Bisnisnya sendiri berkembang begitu pesat hingga namanya bertengger di tahta tertinggi pengusaha sukses di Negara tempat mereka tinggal saat ini
Lalu apa yang di takutkan William ? Takut miskin ? Sorry, William tidak takut sama sekali.
" Baik aku akan pergi. "Amber pun memilih untuk pergi meninggalkan suaminya di sana.
Ini adalah kesekian kalinya dia di perlakukan seperti ini oleh William hingga membuatnya semakin bertekad untuk memiliki William.
Walau dia tau setiap malamnya pria itu selalu saja bermain dengan wanita bayaran di luar sana.
Dan kali ini, Dia tidak tau perempuan mana lagi yang menjadi mainan pria itu.
Di tempat lain, Olive sudah sampai di clubnya Mom Samantha dan dia di persilahkan masuk ke ruangan Mom Samantha yang masih di pijat oleh dua orang wanita yang memakai pakaian cukup seksi.
Melihat Olive yang datang ke Clubnya membuat Samantha langsung bangkit karena jika sampai gadis ini kabur dari William maka habislah dia.
Bukan hanya harus menganggu uang itu berkali-kali lipat, Tapi usahanya pasti akan terancam oleh pria itu.
" Sedang apa kamu di sini Sayang ? Kenapa bisa sampai di sini ?" Mon Samantha sudah panik bukan main.
Dia tidak ingin uang-uangnya hilang begitu saja karena ulah Olivia yang kabur dari William.
" Aku tidak tau jalan pulang ke rumah Tuan William Mom. Aku baru saja dari rumah sakit dan aku baru membayar biaya operasi Ayah ku. " Bahu Mom Samantha langsung melemas mendengar jawaban dari Olive.
Dia bisa bernafas lega mendengar jawaban gadis belia ini. Serasa dia menemukan oase di Padang Gurun.
" Oke-oke tenang Baby, Mom akan menghubungi asisten Tuan William untuk menjemput mu ke sini oke ?" Olive mengangguk dengan lucu.
Dia merasa aneh di tatap oleh dua wanita seksi itu. Tatapan mereka sekaan ingin membunuhnya saja.
Sementara para wanita yang tadi memijat Mom Samantha Memeng menatap perih permusuhan dengan Gadis lugu itu. Mereka merasa kalah saing dengannya karena mereka belum sempat menikmati tubuh mahal Tuan William malah sudah di dahului oleh gadis lugu itu.
Lugu wajahnya tidak dengan kelakuannya. Setidaknya itu lah yang ada di pikiran mereka.
" Sebentar lagi ada mobil yang menjemput kamu Baby, Jadi tenang saja oke. Ayo Mom temani kamu ke depan untuk menunggu supir. " Olive pun di bawa ke depan untuk menunggu supir yang akan menjemput gadis manis yang entah mengapa membuatnya mengingat masa mudanya yang begitu tragis.
Tak lama mereka menunggu, Mobil jemputan Olive pun sudah datang dan langsung menghampiri gadis yang akan di bawanya pulang.
Olive pikir Tuan William yang akan menjemputnya, Namun Olive salah.
Bukan William yang menjemputnya karena hanya supir saja yang datang.
Tidak ingin membuang waktu lagi Olive langsung masuk ke dalam mobil tersebut dan dia harus menghafal jalan menuju rumah itu.
Jika tidak ingin kembali bingung seperti ini. Dia begitu fokus menghafal jalan sampai dia tidak sadar bahwa mobil itu sudah sampai membawanya ke rumah.
" Dari mana saja kau ?"
Deg !
Jantung Olive berdetak kencang saat mendengar suara dingin dari William yang langsung menghardiknya
Begitu juga dengan William, Dia langsung menatap gadis belia yang menurutnya sangat kuno itu.
Lihat lah, Dia memakai kaos jelek, Rok selutut dan rambut yang di kepang dua. Apa dia hidup di jaman kolonel ? Kenapa tidak modern sama sekali.
" Aku tanya dari mana saja kau ?" Olive memberanikan diri untuk melihat ke arah William.
Dia kembali menundukkan kepalanya saat melihat mata tajam itu menatapnya dengan sengit.
" Maaf Tuan, Saya tidak tau jalan pulang ke sini. Ingin menghubungi siapa pun saya tidak tau karena saya tidak memiliki ponsel. " Jawabnya karena memang benar apa yang di katakan Olive karena dia tidak memiliki ponsel sama sekali. Pernah memilikinya saja dia tidak.
" Kau dengar Derry ? Belikan dia ponsel agar dia tidak bodoh lagi. " William pun langsung meninggalkan Olive masuk ke dalam rumahnya.
Begitu juga dengan Derry, Dia juga meninggalkan Olive dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
Kini hanya tinggal Olive saja di halaman itu. Dia pun bergegas masuk sebelum Tuan William kembali marah.
...💦💦💦 ...