Ellen merencanakan misi besar untuk menghancurkan pernikahan Freya dan Draco.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PKM BAB 6 - Berhasil
Di sisi lain, Ellen tampak sibuk mengurus butiknya yang mengalami kebangkrutan setelah dia terbaring di rumah sakit.
Ternyata para karyawan butiknya membawa kabur uang dan barang-barang di butik itu. Sekarang Ellen harus mengurus semua kekacauan yang ada.
"Huft! Hidupku begitu sial!" Ellen merutuki nasibnya sendiri. "Aku harus menjual bangunan ini!"
Ellen kemudian meminta bantuan agen perumahan untuk mengurus jual beli bangunan butiknya.
"Saya tunggu kabarnya," ucap Ellen sebelum meninggalkan kantor agen perumahan tersebut.
Setelah dari situ, Ellen membeli beberapa makanan untuk dia makan bersama Enzo dan Ellen segera kembali ke markas tersembunyi mereka.
"Kau sudah pulang?" tegur Enzo saat melihat Ellen datang.
"Ya, aku membawa beberapa makanan, aku ingin istirahat dulu, kita bicara lagi nanti," balas Ellen yang ingin punya waktu sendiri.
Ellen masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri dahulu. Dia melihat pantulan tubuhnya di depan cermin, bekas percintaannya dengan Draco belum hilang. Masih banyak tanda merah dan bekas gigitan dibeberapa titik tubuhnya.
"Dia begitu buas saat memangsa," ucap Ellen mengingat kembali malam yang dia habiskan bersama Draco. Walaupun awalnya sakit tapi Ellen menikmati malam itu.
Sekarang harapan Ellen hanyalah Draco, sama seperti sebelum kecelakaan, dia hanya bisa menunggu tanpa kepastian.
"Huh! Draco begitu dingin, apa memang dia akan bisa luluh hanya dengan tidur satu malam denganku, aku bahkan diusir tanpa basa-basi," keluhnya.
Ellen mengambil uang satu lembar Kan yang dia ambil dari Draco. "99 kali lagi, semoga hal itu tersampaikan padamu!"
Beberapa jam berlalu, Ellen keluar dari kamarnya untuk menemui Enzo dan membicarakan misi selanjutnya.
"Jadi, sekarang bagaimana? Kenapa aku jadi pesimis," ucap Ellen yang merasa sedikit putus asa.
"Dia laki-laki yang sulit ditaklukkan jadi seperti yang sudah aku bilang, misi itu perbandingannya 50:50 jika tidak berhasil kita harus membuat misi baru," jelas Enzo yang sibuk berkutat di layar komputernya.
"Dari alat pelacak yang kita pasang, Draco berada di kerajaan mafianya setelah menghabiskan malam denganmu," tambahnya.
"Jadi, dia tidak akan kembali ke apartemennya, bukan? Lantas bagaimana caraku menemuinya lagi?" tanya Ellen seraya memijit pelipisnya.
"Kalau memang Draco berniat mencarimu pasti dia akan mengerahkan kemampuannya, kau harus berada di tempat yang mencolok, pasti wajahmu sudah dia patri dengan baik," jelas Enzo lagi.
"Dia bisa saja melacakmu dari cctv apartemen dan plat mobil yang kau pakai," sambungnya.
"Masalahnya, kalau kau memang benar akan ke kerajaan mafia De Servant, kau akan sendirian, kita tidak bisa berhubungan sesuka hati, musuhmu Freya, kita tidak tahu tujuan dan siapa yang melindunginya," Enzo terus berbicara panjang lebar.
Ellen sudah menguatkan dirinya jadi tidak apa-apa asal Draco ada dipihaknya. Tapi, tentu semua itu tidak akan mudah.
"Aku bisa mengatasinya, lebih baik aku sekarang ke tempat mencolok seperti yang sudah kau bilang, aku akan ke bar yang ada di kota jika aku tidak kembali, tunggu sampai aku mendatangi dan menghubungimu," balas Ellen kemudian.
Ellen akan membuat plat mobilnya mudah untuk dilacak. Akhirnya dia pergi ke kota dan berhenti di sebuah bar mini untuk minum-minum. Dia akan melakukan hal itu seminggu ke depan.
Tapi, baru satu jam Ellen duduk di sana, beberapa orang misterius dengan pakaian serba hitam datang menghampirinya.
"Ternyata hanya hitungan jam saja," batin Ellen yang sangat yakin orang-orang itu adalah anak buah Draco. "Misi pertama berhasil!"