NovelToon NovelToon
Menikahi Gadis CULUN

Menikahi Gadis CULUN

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Windii Riya FinoLa

Sequel novel Menjadi ISTRI RAHASIA Anak SMA

Di harapkan baca kisah Daddy dan Mommy nya dulu ya.

Area 21 keatas!!!
Bocil harap mangkir karena penulis auka berfantasi riya.

Edzard Zeon Abraham (25) anak pertama Qenan Abraham dan Nadira Fazilla Zharifah. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Wajah tampan Daddy nya menurun padanya.

Memiliki kekasih bernama Anabella sudah berhubungan selama 2 tahun namun setahun belakangan menhalani hubungan jarak jauh.

Hingga suatu hari, kedua orang tuanya secara tiba-tiba meminta Edzard untuk menikah.

Tetapi bukan Anabella yang ia nikahi melainkan gadis culun.

Siapakah gadis culun itu?
Apakan pernikahan mereka pada akhirnya bahagia atau berpisah?

Lalu bagaimanakah dengan Anabella?
Bagaimana jika ada pria lain yang mencintai gadis culun tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06. Patung Dewa Yunani tanpa suara

"Hah.. Kau membuat ku kesal karena menunggumu," gerutu Edzard menatap Ivy baru saja duduk di hadapan nya dengan kepala menunduk.

Sudah sepuluh menit Edzard menunggu dan itu sudah terlalu lama untuk seorang Edzard Zeon Abraham. Karena menurutnya waktu adalah uang. Dan ia bisa menghasilkan uang ratusan juta dalam waktu sepuluh menit.

"Ma-maaf, kak."

Suara Ivy terdengar ketakutan di telinga Edzard dan ia sama sekali tak heran karena bukan hanya Ivy saja merasakan hal itu bila sedang berhadapan dengan nya.

"Baca syarat dariku di dokumen depan mu itu," ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari Ivy yang telah membuka dokumen yang dimaksud.

...****...

Setelah kejadian malam itu bersama dengan Edzard membuat Ivy tak bisa tidur bila malam. Jelas saja ia seperti itu karena sepanjang persahabatan nya dengan Elysia tak pernah sekalipun ada pembicaraan pribadi antara mereka berdua.

Jangankan masalah pribadi, mengobrol masalah umum saja tak pernah. Edzard bagai jelmaan patung dewa Yunani tak bersuara baginya.

Ditambah lagi dirinya merasa bersalah akan menjadi orang ketiga dalam hubungan Edzard dan Anabella. Entah apa yang akan terjadi kelak ketika kekasih pria dingin itu kembali ke tanah air.

Pagi ini ia terjebak macet sehingga datang terlambat ke Kantor. Padahal ia sudah mencoba secepat mungkin untuk tiba di Kantor Edzard.

Masuk ke dalam ruang kerja Edzard membutuhkan ribuan nyawa karena di dalam ruangan itu dingin seperti di Kutub Utara. Hanya dengan tatapan tajam bak elang itu sudah mampu membuat Ivy bergidik ngerih.

Ivy membaca dokumen berisi persyaratan yang di ajukan Edzard untuknya agar pria itu mau menikahinya.

Ia pun mendengus membaca persyaratan igu begitu banyak baginya. Bahkan ia tak membaca isinya hanya nomor-nomor nya saja.

"Apa kamu setuju dengan syarat yang aku ajukan?"

Ivy mengangguk pasrah. Saat ini yang ada dipikiran nya hanyalah Edzard bersedia menikahinya sebelum kejadian malam itu diketahui orang tuanya.

"Ya. Tapi, boleh aku bertanya, kak?" tanya Ivy takut-takut.

Nah, dengar? Pria di depan nya ini hanya menjawab dengan deheman.

"Bagaimana dengan kak Anabella?" tanya Ivy memberanikan menatap mata tajam pria itu.

"Itu bukan urusanmu."

Ivy hanya bisa menghela nafas dengan kasar karena merasa tak puas dengan hawaban Edzard.

Sekaki lagi ia merutuki diri sendiri bagaimana bisa terjebak oleh pria dingin yang tak pernah tersenyum itu.

...****...

Edzard melihat arloji di tangan nya. "Baiklah, sekarang keluar dan bekerjalan dengan baik. Kamu tentu tahu pintu ruangan ini bukan?"

Ivy mendengar itu tercengang. Dirinya di usir begitu saja tanpa basa basi. Astaga, ingin sekali dirinya memberikan pukulan pada wajah dingin menyebalkan itu.

Andai saja tak ada kejadian malam itu pastilah ia tidak akan mengiba untuk dinikahi. Tanpa permisi dirinya bangkit hendak keluar tetapi langkahnya harus terhenti ketika Edzard mengatakan sesuatu padanya.

"Jangan pernah lepas kacamata besarmu itu selama kita belum menikah."

Ivy menghembuskan nafas dengan kasar barulah melangkah keluar ruangan dengan perasaan jengkel.

"Eh ada Ivy cantik. Sudah selesai bicaranya dengan Pak Bos?" goda Aaron yang masih setia berdiri di depan pintu ruang kerja Edzard.

Ivy menaikkan kacamata tebalnya dan menjawab dengan deheman kemudian berlalu meninggalkan Aaron sendiri.

Aaron pun masuk hendak menyampaikan sudah hampir waktunya untuk rapat. Tetapi sepertinya kesialan akan menimpanya kali ini.

"Patrick, sepertinya sudah lama aku tak memotong gajimu," senyum menyeringai dari bibir Edzard pertanda tak baik untuknya.

Aaron menelan saliva dengan kasar berpikir keras kesalahan apa yang telah ia lakukan. "Saya tidak melakukan kesalahan, Pak Bos."

"Potong 30%."

"Ah, jangan begitu Sepongebob. Kita kan sahabat," bisa gawat jika itu terjadi. Dirinya tak bisa lagi bermain-main dengan wanita bila gaji di potong oleh Bos nya ini.

"40%."

Aaron tercengang. "Aarrgghh apa yang telah ku lakukan?"

Ingin sekali Aaron mencekik wajah Edzard yang menyeringai itu.

"Kau telah menggoda calon istriku, Patrick."

Aaron melongo mendengar jawaban Edzard. Pikiran nya melayang kapan menggoda Ivy si gadis culun itu.

Ah, ia baru teringat beberapa saat lalu menggoda gadis culun itu di depan ruang kerja sahabatnya.

"Cemburu?"

"Siapa yang cemburu?"

Aaron berdecak karena pertanyaan balik untuknya. Pria itu gengsi untuk mengakui apa yang di rasa.

"Sudahlah, aku tak menggodanya. Enggak ada potongan gaji.Titik," tuturnya tanpa ada rasa takut.

"Hei, aku Pemimpin disini."

"Terserah. Sekarang ayo ke ruang rapat. Kita tuntaskan masalah pekerjaan lebih dulu."

Edzard mengangguk berjalan mendahului Aaron. Aura wajah Edzard berubah menjadi menyeramkan ketika memasuki ruangan yang sudah diisi oleh orang-orang yang mulai berkeringat dingin.

Ketika mengadakan pertemuan, Edzard tidak akan melakukan nya dalam waktu singkat. Terlebih jika ada yang tidak memuaskan hatinya, maka orang-orang di dalam ruang pertemuan bisa bertahan hingga larut malam di dalam sana.

Edzard tidak pernah melewatkan sedikit saja kesalahan. Mereka yang membuat kesalahan harus memperbaikinya secepat mungkin atau mengundurkan diri karena tak kemampuan mereka.

...****...

Hari sudah petang barulah pertemuan itu usai. Edzard menghempaskan tubuhnya duduk di sofa. Ia mengendurkan dasi terasa mencekik di lehernya kemudian membuka dua kancing kemejanya.

"Makanlah, Ed. Kamu selalu saja melewatkan waktu makan mu jika sudah bekerja," tegur Aaron meletakkan satu box makanan di meja depan Edzard duduk.

Edzard mengangguk patuh. Inilah kebiasaan yang tak diketahui orang. "Kamu sudah makan, Pat?"

"Sudah."

"Duduklah disini. Kamu seperti mannequin bergerak disitu."

"Sialan."

Setelah melihat Edzard menyelesaikan makan nya, barulah Aaron memberanikan diri untuk bicara.

"Kemarin aku jalan dengan adikmu yang galak itu," tuturnya membuat Edzard mengangguk.

Tentu saja Edzard tahu karena adik bungsunya kalah taruhan dengan nya.

"Ternyata kamu yang dipilihnya."

"Maksudnya?"

Edzard pun menceritakan perihal taruhan tersebut malah semakin membuat wajah Aaron murung.

"Muka mu kenapa?"

"Aku seperti tempat pelarian adikmu."

"Dia hanya bimbang. Dia bilang tisih pada kak Aditya tetapi sering tertangkap oleh mataku jika adik bungsuku itu memerhatikan anak dari pria yang pernah begitu mencintai Mommy,"

Keadaan hening setelah Edzard mengatakan hal tersebut. Ia mengetahui cerita kisah itu dari Mommy nya. Bahkan Mommy nya menangis untuk menceritakan hal itu padanya dan Aditya. Bukan tanpa alasan Mommy Nadira menceritakan kisah itu karena Aditya memaksa.

Pemaksaan itu karena beberapa hari sebelum Papa Wido menghembuskan nafas terakhir menceritakan bagaimana perasaan Papa Wido terhadap Mommy Nadira hingga Papa Wido menikah dengan Mama tirinya, Maya.

"Patrick, kenapa kamu menyukai adik bungsu ku? kenapa kamu lebih menyukai adik bungsuku dari pada adik pertama ku?"

"Aku takut bersaing sama anak mafia."

❤️

TBC

Di bab ini banyak tersirat untuk novel² selanjutnya ya kan?

jangan lupa dukung terus karya emak ya..

1
Zen Slanker
🔥🔥🔥
Zen Slanker
Kok tumben gk EMAK lagi paggilannya?
Zen Slanker
Tisih apaan sih??
Ratnasihite
emak yg kerudung biru dongker
Aishyandra Junia
aroon ini
Cesy Luthfi
Luar biasa
Elsi Rovionita
Kecewa
Elsi Rovionita
Buruk
jen
sebenernya berharap ada cerita kekuatan dr kedua keluarga hebat itu. menarik cerita alice dan ivy yg jago beladiri. menunggu adegan itu
Yayuk Kustin
ivi pinpinbo
rinny
Luar biasa
Tsalis Fuadah
wanita bodoh dg pilihannya jd klo sakit za rasain
Tsalis Fuadah
biarkan saja lelaki pecundang itu pergi jg jd bodoh cuman krn lelaki,,,,, anakmu akan sakit nanti punya ayah yg plin plan,,,, apalagi memelihara ular di rumah,,,,, jg menabung luka
Tsalis Fuadah
percayalah jg memelihara ular suatu saat akan mematuk,,,,,, baik bolek bodoh jg
Tsalis Fuadah
goblok,,,,, mestinya taruh di panti asuhan bukan menyayanginya secara langsung,,,, mentang mentang lahir dr rahim mantan,,,,, bahkan istri s3ndiri di duakan cuiiih,,,,,,, ada wanita sesabar itu klo aq g sudi baik boleh goblok jg
Fani Indriyani
Betul ed kamu harus jujur pda ivy,jgn lg ada yg ditutup- tutupi
panty sari
aneh sekali ed padahal bukan anaknya tapi msh aja dipertahankan hati siapa yg ga sakit smaa ja diduain
Fani Indriyani
Duh kok pergi sih sama carlos lg..knp ga lawan aja tuh boneka anabelnya ivy..makin merasa menang deh si anabel
Fani Indriyani
Hadeuhh..terlambat ed,ivy udh tau beritanya..lagian ngapain kamu ga cerita ke ivy apalagi calista memang bkn anak kamu
Fani Indriyani
Didunia novel mah sat set sat set...tau2 udh sah wae jd suami istri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!