Di sebuah Galaksi, tepatnya di atas Planet terbesar yang ditumbuhi oleh banyak rerumputan.
Terlihat seorang pemuda tengah berdiri menatap Awan Reinkarnasi, pemuda itu ialah, Dewa Angin, Feng Shan Jian.
“Semuanya terbunuh, perang antar planet benar-benar membunuh semuanya.” Feng Shan berkata dengan nada sedih.
“Awan ini, Konon dapat membawa seseorang menemukan kebahagiaan yang dicari. Semoga di kehidupan selanjutnya, aku bisa membuat sebuah keluarga besar dan membawa keseluruhan keluarga naik ke atas.”
Feng Shan Jian mengucapkan sumpah tersebut dengan keras. Dia memasuki awan reinkarnasi dan menghilang dalam sekejap.
Silahkan ikuti, Perjalanan dari Dewa Angin.
(Note : Author Masih Pemula Fantim. Jadi banyak kesalahan dan pastinya perlu revisi.)
Update 2 kali sehari, Waktu tidak menentu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusayni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 06
[Chapter 06.]
[Akhir Pertandingan.]
[Silahkan Dibaca.]
Arena pertandingan Klan Xiao, terlihat dua anak saling menatap satu sama lain. Kedua anak itu ialah Xiao Fan dan Xiao Shu, mereka berdua menunggu wasit memulai pertandingan keduanya. Xiao Fan sudah memunculkan benang miliknya, Xiao Shu sudah berubah menjadi setengah Macan Api.
Wasit melihat hal itu, tangannya turun dan berteriak, “Mulai.” Xiao Shu dengan cepat melesat ke arah Xiao Fan. Dia tidak peduli dengan jebakan yang akan dia hadapi. Xiao Fan sendiri tersenyum dengan misterius.
Tangan Xiao Fan bergerak, benang-benang miliknya mulai berderak untuk bergerak. Xiao Shu melihat hal itu, karena dia mendapatkan bantuan dari mata macan api miliknya. Anak itu menatap ke arah benang namun dia hanya bisa melihat siluet-siluet benang saja.
Sring Sring.
Suara benang yang bergerak mengelilingi Xiao Shu, benang terlihat mengurus seekor macan yang sangat nakal. Xiao Shu melihat hal itu, dia semakin meledak dengan amarah. Api miliknya berkumpul di cakar miliknya membuat cakar memerah.
“Rasakan kemampuan baruku, Cakar Api.” Xiao Shu berkata sambil mengayunkan cakar miliknya yang sudah memerah. Cakar itu terlihat melesat ke arah benang yang berada di depannya. Xiao Fan melihat hal itu tersenyum misterius.
Booommm.
Ledakan terjadi, tapi hal yang mengejutkan terlihat. Xiao Shu masih di dalam sangkar dan kuku miliknya tidak bisa menggores sama sekali benang milik Xiao Fan. Hal itu membuat seluruh penonton terkejut. Dalam fikirannya bagaimana bisa benang sekeras itu.
Xiao Shu terkejut melihat serangannya tidak dapat menggores sebuah benang. “Bagaimana bisa?” Xiao Shu bertanya dengan penuh keterkejutan. Namun, sebuah suara membuatnya sadar bahwa dirinya masih bertarung.
“Kau lengah, Seribu sayatan angin.” Xiao Fan berkata dengan nada santai. Seluruh benang miliknya mulai terlihat bersatu dan mengurung Xiao Shu ditengah. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam sangkar tersebut, bahkan angin sekalipun.
Sring Sring Sring.
Benang berputar dengan keras dan cepat. Hal itu membuat Xiao Shu menjadi waspada, insting macan miliknya mengatakan bahaya. Xiao Shu fokus dengan tinggi, tapi dia merasakan rasa sakit di punggungnya.
“Arh.” Xiao Shu benar-benar merasakan rasa sakit di punggungnya. Dia menatap ke arah punggungnya dan ada bekas tebasan disana, kemudian dia merasakan rasa sakit yang kuat di seluruh tubuhnya.
“Arhhhhhh.” Xiao Shu berteriak dengan sangat keras. Seluruh penonton mendengar hal itu, mereka benar-benar terkejut ketika mendengar teriakan Xiao Shu. Semuanya tidak tahu apa yang terjadi di dalam sangkar burung itu, kecuali Xiao Fan sendiri.
Xiao Lou, ayah dari Xiao Shu menggertakkan giginya melihat hal itu. Dia sebagai ayah marah ketika melihat anaknya berteriak-teriak kesakitan, pria itu dengan cepat melesat ke arah anak yang berdiri tenang di Arena. Xiao Feng dan Xiao Hun mengetahui hal itu, mereka ingin menghentikan Xiao Lou namun terlambat.
Wushhhh
“Xiao Fan, lepaskan putraku atau mati.” Xiao Lou berteriak dengan keras, seluruh penonton melihat hal itu. Sementara Xiao Fan sendiri, menatap dengan datar. “Xiao Fan, hati-hati.” Xiao Feng berteriak dengan keras. Namun, putranya tersebut tetap diam dan menatap Xiao Lou dengan ringan dan dingin.
Xiao Lou merasa direndahkan ketika ancaman miliknya tidak berguna. Dia segera bergabung dengan Roh Elemen miliknya yaitu Macan Api. Xiao Fan melihat hal itu, kemudian tangannya bergerak dan senyum di wajahnya muncul, tidak lebih tepatnya sebuah seringai terlihat di wajah Xiao Fan.
“Heh, seorang tetua berniat menyerang anak kecil. Kalau begitu, mari kita lihat pertunjukan yang menarik.” Xiao Fan berkata dengan nada misterius, membuat seluruh penonton penasaran dan merasa merinding, kecuali patriack klan dan tetua klan.
Xiao Feng melihat Xiao Fan bertindak misterius, entah kenapa dalam hatinya menjadi lega. Dia tahu, kalau putranya sudah bersifat misterius berarti putranya itu dapat menyelesaikan seluruh masalahnya.
Xiao Hun tertarik dengan hal itu, dia benar-benar menyukai keponakannya tersebut. Bersifat normal namun penuh akan misteri. ‘Anak ini, membuatku semakin merasa penasaran, setiap saat selalu saja mengejutkan diriku.’
***
Xiao Lou mendengar ucapan dari Xiao Fan, menjadi sangat marah. Cakar miliknya memerah diiringi kobaran api yang begitu kuat. Xiao Fan mengetahui hal itu, dia berfikir bahwa Roh Elemen milik pamannya tersebut sudah berada di tingkat 30 an.
“Rasakan ini bocah, Cakar Maut Api.” Xiao Lou berteriak sambil mengayunkan kobaran cakar api miliknya. Xiao Fan sendiri tersenyum ketika melihat benang tipis yang dilewati kobaran api meleleh. ‘Jadi begitu, benangku bisa bertahan selama 5 detik di Api itu.’
Wushhhh.
Cakar api melesat ke arah Xiao Fan. Melihat hal itu, sudut mulut Xiao Lou terangkat dan berfikir, ‘Satu hama untuk kesuksesanku nanti akhirnya menghilang.’ Xiao Fan melihat cakar itu, dia menggerakkan jari-jari miliknya dan tersenyum misterius.
Booommmmm.
Ledakan besar terjadi, membuat seluruh arena tertutupi oleh asap. Para penonton penasaran dengan apa yang terjadi di dalam asap tersebut. “Guakkkhhh.” Terdengar suara orang yang memuntahkan seteguk darahnya.
Asap perlahan-lahan mulai menghilang dan terlihat 3 sosok berdiri di arena. Dua sosok di sebelah kanan satu sosok di sebelah kiri. Asap menghilang sepenuhnya, mereka semua melihat hal yang begitu mengejutkan.
Terlihat Xiao Shu yang terluka parah dan terkena serangan dari Xiao Lou, ayahnya sendiri. Xiao Fan sendiri di belakang Xiao Shu dengan senyum kejam miliknya. Xiao Lou pucat ketika melihat dirinya menyerang Xiao Shu.
Xiao Lou tidak menyangka akan terjadi hal itu, dia hanya berfikir mengeksekusi Xiao Fan saja tanpa memikirkan hal yang terjadi tersebut. Dia menatap ke arah putranya yang entah masih hidup atau mati.
Xiao Lou menatap Xiao Shu yang terlilit benang di tangan dan kakinya. Lalu, pria itu mendengar suara tawa dari balik putranya tersebut. Tawa itu benar-benar membuatnya gemetar ketakutan, dia seolah-olah sedang bertatapan dengan seorang Iblis asli.
“Hehehaha,” tawa kecil aneh Xiao Fan membuat Xiao Lou merinding. Lilitan dalam kaki dan tangan Xiao Shu terlepas. Pria itu menangkap putranya yang jatuh dan mengecek jantung putranya tersebut.
Deg...Deg......Deg.
Xiao Lou mendengar suara jantung putranya yang masih berdetak dengan stabil, lalu dia mendengar suara dari musuh putranya tersebut. “Dia tidak mati, hanya saja dia mendapatkan luka luar. Suruh tabib mengobatinya.”
Xiao Lou menatap ke arah asal suara tersebut, suara itu adalah milik Xiao Fan. Entah bagaimana, perasaan Pria itu ketika melihat Xiao Fan. Ada rasa terimakasih, benci, syukur, marah. Dia benar-benar rumit, akan tetapi dia menjawab dengan anggukan.
Xiao Feng menatap putranya, dia tersenyum senang bahwa putranya tidak membunuh Xiao Shu. “Tabib segera rawat Xiao Shu.” Xiao Hun yang berada di sebalah Xiao Feng berteriak. Tabib dengan cepat menuju ke arah Xiao Shu tersebut.
Wasit kemudian menyatakan bahwa Xiao Fan pemenangnya. Seluruh penonton benar-benar senang bahwa Roh Elemen bisa menjadi kuat. Xiao Fan sendiri tidak peduli akan keputusan wasit tersebut. Dia berjalan keluar arena dengan datar. Namun, ketika di lorong dia menyeringai sebentar.
Entah apa yang difikirkan Xiao Fan, hal itu akan menjadi hal besar yang akan terjadi suatu hari nanti.
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, Vote, dan tip koinnya.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thank you Minna-san.