Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mie instan
"mas,minta uang dong.bahan di dapur habis,". Pinta Ayunda langsung mengulur tangannya di depan Hendri.
"Ni cuman sepuluh ribu.kemarin sudah terdahulu ibu,". Kata Hendri.
Tanpa basa-basi Ayunda, langsung menyambar uang sepuluh ribu.
"Lumayan bisa beli mie beberapa bungkus,". Ayunda mengimbas imbas uang sepuluh ribu itu.
"Oh yah mas,kok kamu ngasih uang ke ibu, sedangkan kamu saja numpang makan di tempat ibu selalu di larang. Padahal makanan mereka enak-enak lo mas,". Ayunda menyindir suaminya itu
"Mungkin gak cukup kalau aku minta,". Jawab asal Hendri.
"Yakin kamu mas,coba liat ni story' ibu sama kakak-kakak mu.banyak banget menunya mana enak-enak lagi,". Ayunda mencoba memanasi suaminya itu
"sial,dapat dari mana mereka uang, bukannya aku ngasih kemarin hanya tiga puluh ribu. Enak banget mereka makan sedang aku hanya makan telor dan mie instan,". Decak Hendri.
"Ibu dapat uang banyak dari mba Siti,mas.karena bujuk rayu maut ibu makanya mba Siti, rela ngasih uang ke ibu dan mereka malah enak-enakan,". Ayunda tersenyum kecil di sudut bibirnya
"Itu semua karena kamu yu,sudah aku bilang kerja.ini malah nganggur.kalau seperti ini terus bisa-bisa aku bakalan nikah juga sama janda anak dua itu,".
"Pasti ibumu bangga mas. karena impiannya terwujud sudah menemukan menantu idaman yang kaya,". Kekeh Ayunda.
"Jangan harap kamu aku ceraikan,biarkan saja kamu memiliki madu seperti Siti,". Kata Hendri, walaupun dia kesal kepada istrinya.
"Ok, mas.asal aku harus di berikan uang setiap hari setidaknya dua ratus ribu,terus apa yang aku mau bakalan kamu kabulkan,gimana mas,".
Mending aku manfaatkan saja,kalau tidak mau menceraikan aku,batin Ayunda.
"Baik,aku kabulkan Ayunda.asal kamu tetap jadi istri pertama ku,". Tegas Hendri.
Kamu kira aku bodoh mas. "Tapi aku tidak mau serumah dengan maduku mas, aku tetap di sini saja,".
"Terserah kamu. Aku pergi dulu,".
"Hemm,". Ayunda, melanjutkan lagi acara santai nya.
"Bodo amat,mau punya istri berapa aku tidak peduli,kamu kira aku tidak bisa bercerai denganmu mas. Jangan mimpi,". Kata Ayunda
***
Dengan uang sepuluh ribu, Ayunda hanya mampu membeli mie instan tiga bungkus.
"Mie terooss,". Sang mertua tiba-tiba datang dan melihat Ayunda, memakan mie instan di ruang tamu sambil melihat televisi.
"Ibu mau,". Tawar Ayunda
"Tak sudi aku makan mie instan,takut kulitku nanti malah keriting seperti mie instan,". Ujar sang mertua
"Ibu, ngapain ke sini.aku gak punya uang kalau ibu minta,".
"Terserah aku dong mau apa ke sini, kamu sudah berani yah bicara seperti itu kepada mertua mu,lagian aku juga sudah banyak uang dapat dari calon mantu,". Sang mertua menatap Ayunda, dengan tajam
"Oh, biasanya ibu ke sini cuman minta uang doang bu,kalau masalah lain mana mau ke rumah kecilku ini. Bagus dong kalau sudah dapat mantu kaya,". Jawab enteng Ayunda.
"Kamu harus tau yu,anakku Hendri. Dia bersedia menikahi Siti yang kaya itu,pasti kamu sakit hatikan di tinggal nikah lagi,". Ejek sang mertua.
Ayunda,hanya menyungging senyum liciknya. "Bagus dong bu,jadi kalian gak susah-susah meminta uang kepadaku karena kalian sudah memiliki ATM berjalan,".
"Pasti dong,apa yang ibu mau bakalan terkabul kan,gak sabar lagi jari-jari ku banyak emas,kalung dan gelang. Ah atau nanti minta mobil,". Sang mertua mencoba memanasi menantu nya itu
Ayunda,hanya cengengesan saja melihat kelakuan Mertuanya itu."jangan senang dulu bu,takutnya nanti nyungsep terus sakit,". Kekehnya
"kamu mendoakan ibu nyungsep gitu yu,dasar yah punya mantu kurang ajar tidak ad sopan santun sedikit pun kepada mertua. Semoga saja Hendri, cepat-cepat menceraikan kamu yu,".
"Di tunggu bu.aku senang malahan kalau berpisah dengan anak ibu,".
"Dari pada punya mantu nganggur kaya kamu, bukannya membantu suami ini malah asyik-asyiknya santai.dasar istri pemalas kamu,". Ucap sang mertua Ayunda, sebelum pergi meninggalkan dia.
Entah kenapa Ayunda,tidak ada rasa cinta lagi kepada suaminya,saat mendengar Hendri menikah di tidak sakit hati. Malah Ayunda,merasa senang.
****
"Yu,kamu yakin menijinkan aku menikah lagi.kamu tidak melarang aku atau sakit hati,".
Ayunda,mendengus kesal. "Seharusnya kamu beruntung mas,aku mengijinkan kamu menikah lagi,aku sudah bosan dengan ocehan ibumu,bahkan kamu juga. Aku capek mas, terus menerus menjadi sapi peras kalian,". Keluh Ayunda.
"Ayunda,apa kamu tidak mencintai aku lagi,". Tanya sang suami
"Tidak mas,aku sudah muak denganmu,". Tegas Ayunda, dengan lantang.
"Yu,jangan seperti ini. Aku tidak akan menikah jika kamu bekerja dan bisa memberikan ibu uang lalu untuk makan sehari-hari kita,kamu taukan penghasilan bengkel tak seberapa apa lagi ibu selalu meminta uang kepada ku untuk mereka. Kamu tau sendiri kalau kakak-kakak aku juga nganggur tidak bekerja,coba kamu seperti dulu lagi yu,aku senang jadinya,". Kata Hendri,panjang lebar
"Mas,kamu gila yah. Aku ini istri kamu yang wajib di beri nafkah,heran aku sama kamu mas,masih saja mengharapkan bengkel kamu itu, mending kamu cari kerjaan yang bagus,biar dapat uang banyak mas,jangan mengeluh dan menyalahkan aku terus. Yang salah kamu jadi suami tidak becus,kakak kamu itu sudah dewasa mas,tidak wajib dia mengharapkan kamu apa lagi kamu itu adik mereka,". Bentak Ayunda.
"Kamu yang tidak becus yu,jadi istri pemalas tidak mau kerja,mau jadi apa kamu ha,". Teriak Hendri.
Namun Ayunda sudah malas berdebat dengan Suaminya itu,ia langsung pergi mengunci dirinya di dalam kamar.
Sedangkan Hendri,hanya diam melihat sifat Ayunda,yang sudah berubah tidak menurut seperti dulu lagi.
"punya istri tidak waras,". teriak Hendri dari luar.
menurut harus yang betul.