Desain Cinta CEO Dingin

Bab 6

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Lyn yang masih bertugas membersihkan ruangan CEO pun bergegas masuk untuk memulai pekerjaannya.

Edgar yang beberapa kali melihat Lyn yang sedang membersihkan ruangan nya dengan tekun merasa bahwa ada yang salah dari data Lyn. Edgar melihat dari cara kerja nya bahwa Lyn memang gadis profesional yang bisa membedakan mana kewajibannya dan mana kesempatannya. 

Semakin Edgar melihat gerak-gerik tubuh Lyn, semakin ia penasaran dengan kebenaran riwayat hidup Lyn. 

Setelah selesai Lyn pun berdiri menghadap CEO-nya. 

"Tunggu asisten ku datang baru kita bicarakan" 

"Duduklah dulu di sofa, sepertinya kau kelelahan." Sambil menunjuk salah satu sofa di ruangan itu.

"Terimakasih tuan, tapi saya akan menunggu di sini." Jawab Lyn pelan.

Edgar melihat wajah Lyn yang agak pucat "apa kau tidak mendengarkan ku?"

Lyn hanya mengangguk pelan dan langsung menuju ke sofa yang ditunjuk ceo-nya.

Hanya 5 menit menunggu Milo datang dengan membawa seorang gadis berambut pendek seusia Lyn. Lyn pun bangun dari duduknya melangkah ke meja CEO dengan agak lunglai.

Melihat pemandangan itu Milo bertanya pada Lyn "nona Lyn apa anda tidak apa apa? Sepertinya anda..."

Belum selesai Milo bertanya Lyn tiba-tiba saja jatuh pingsan. Itu membuat semua yang ada di ruangan itu panik. Edgar langsung bangun dari kursi kebesarannya menghampiri Lyn dan langsung menggendong nya dan menoleh pada Milo,

Melihat itu Milo hanya diam menatap tak percaya dengan mulut sedikit menganga. Seumur hidupnya baru kali ini sahabatnya yang sangat dingin tak tersentuh bisa menyentuh seorang gadis, bahkan menggendong nya. 

Biasanya jika ada yang berani menyentuhnya seujung kuku nya saja bahkan meskipun itu tidak sengaja, Edgar akan memukulnya bahkan tidak segan mengancam akan memotong tangannya.

"Badannya sangat panas, cepat panggil dokter Lice!" Perintah Edgar.

Edgar langsung membawa Lyn kedalam kamar pribadinya yang ada di ruangan CEO.

Mendengar perintah dari Edgar, Milo Langsung tersadar dan segera menelpon dokter yang di maksud.

Setelah menelpon, Milo menyuruh gadis yang dibawa nya untuk menunggu di sofa. Lalu Milo berbalik melihat ke arah kamar pribadi CEO. 

'Bocah itu tadi terlihat sedikit panik, dan dia bilang apa, dokter Lice? Huh, bahkan dia memanggil dokter perempuan khusus keluarga untuk gadis itu' gumam dalam hati Milo sembari menunggu kedatangan dokter Lice.

Setelah 20 menit dokter yang ditunggu pun datang karena memang Lice sedang dalam perjalanan. Milo mempersilahkan dokter Lice untuk memeriksa kondisi Lyn. 

Setelah menunggu sekitar 10 menit. Akhirnya dokter Lice pun keluar dari kamar itu lalu menuju sofa dimana tuan muda nya sedang menunggu.

"Tuan muda, sepertinya gadis itu mengalami kekerasan fisik yang tidak hanya satu kali. Hampir di sekujur tubuhnya terdapat luka ringan dan banyak luka lebam yang bervariasi dari tingkat warnanya, itu yang membuat tubuhnya demam tinggi. Sebaiknya Anda membawanya ke rumah sakit agar bisa dilakukan perawatan secara mendetail, melihat dari reaksi tubuhnya saya khawatir ada bagian tubuhnya yang terkena infeksi." 

"Saya juga sudah memberinya suntikan untuk mengurangi infeksi. Anda bisa membawanya ke rumah sakit setelah dia sadar nanti."

"Kalau begitu saya permisi tuan muda." Pamit dokter Lice kemudian diantar oleh Milo.

Edgar hanya mengangguk tanpa melihat dokter Lice.

Mendengar perkataan dokter Lice yang panjang lebar, membuat Edgar menegang. Entah kenapa saat tahu gadis itu tidak baik-baik saja Edgar merasakan perasaan tidak terima.

"Dokter, saya harap anda bisa merahasiakan hal ini." Ucap Milo yang mengantar dokter Lice sampai di pintu lift.

"Jangan khawatir tuan, saya mengerti kewajiban saya" jawab dokter Lice sambil tersenyum lalu memasuki lift yang sudah terbuka.

Beberapa menit kemudian Lyn terbangun dia terkejut karena ada di kamar luas, dia ingin bangun namun dia lemah. Dan juga dia kebingungan saat ada seorang gadis yang sedang menungguinya. 

Lily yang mengerti tatapan bingung Lyn langsung memperkenalkan diri dengan ramah.

"Ah nona Lyn, anda sudah sadar; perkenalkan nama saya Lily yang akan mendampingi anda selama menjadi desainer rahasia tuan Edgar." 

Lyn berusaha tersenyum dan mengedipkan matanya agak lama pertanda mengerti.

Lily langsung keluar dari ruangan itu untuk memberitahu CEO bahwa Lyn sudah sadar.

"Kau sudah bangun? Mari kita ke rumah sakit." Ucap Edgar dingin.

"Tidak usah repot tuan, saya ingin pulang" jawab Lyn dengan nada sangat pelan.

"Lihatlah, untuk bicara saja kau tidak bisa apalagi melangkah keluar dari ruangan ini, huh. Jangan sampai kau pingsan lagi dan menyusahkan perusahaan ini karena sakit mu"

Edgar langsung menggendong Lyn tanpa aba-aba, itu membuat jantung Lyn berdetak kencang karena pertama kalinya tubuhnya menempel dengan lawan jenis selain ayahnya. 

Edgar mendengar suara detak jantung Lyn menahan tawanya lalu menggoda nya.

"Suara apa ini? Sepertinya ada detakan jantung yang sedang berlari."

Lyn hanya diam tertunduk malu.

Milo dan Lily yang mengikutinya dari belakang, melihat Edgar dengan wajah keheranan. 

'apa bos ku kepalanya sedang kemasukan air? Bisa-bisanya dia menggoda orang yang sedang sakit.' dalam hati Lily.

'bocah ini.. sejak kapan dia bisa menggoda seorang gadis' dalam hati Milo sambil melihat kepala Edgar dan Lyn bergantian.

Ketika pintu lift terbuka, sontak saja semua orang yang melihatnya sangat terkejut dan saling berbisik. 

Dirasa menjadi pusat perhatian Lyn sangat gelisah. Edgar yang menyadari sikap Lyn langsung menenangkannya.

"Jika kau malu dilihat orang, kau bisa menyembunyikan wajahmu di tubuhku"

Benar saja Lyn langsung memeluknya erat, menenggelamkan wajahnya di leher Edgar, dia sangat malu dilihat orang banyak dan juga takut orang orang akan membencinya karena terlalu dekat dengan CEO.

Sontak saja seisi gedung perusahaan jadi heboh. Bagaimana tidak, CEO yang dingin tak tersentuh dan tidak peduli apapun itu detik ini sedang menggendong seorang gadis, dan yang lebih mengejutkan gadis itu cleaning service. Itu benar-benar membingungkan untuk mereka, bagaimana bisa CEO super dingin dan tampan nya peduli pada gadis cleaning service?

Edgar sangat risih dengan semua orang yang sedang bergosip tentang nya merasakan jengkel.

"Milo kau urus kehebohan ini" perintah Edgar dengan nada jengkel.

Edgar menempatkan Lyn di ruangan VIP. Itu membuat Lyn semakin tidak enak dengan CEO-nya.

"Tuan, ini terlalu berlebihan. Saya bisa dirawat di ruangan biasa saja." Ucap Lyn dengan nada terputus-putus karena rasa sakit yang sedang dirasakannya.

Edgar menghela nafasnya "Tidak usah dipikirkan, ikut saja pengaturan dari ku."

"Kami akan segera pulang, kau akan ditemani oleh Lily. Orang tua angkat mu sudah kami hubungi. Kami harus pamit."

"Terimakasih" ucap Lyn sangat pelan hampir tak terdengar lalu tertidur karena obat bius yang mulai bekerja.

Edgar hanya mengangguk lalu melihat Lily, Lily yang mengerti hanya mengangguk pelan.

Beberapa menit kemudian Sari dan Sarah datang dan melihat Lyn yang sedang tidur. Kemudian mereka kaget ada seorang gadis yang sedang menunggu di sofa.

"Ah perkenalkan nama saya Lily saya adalah pendamping khusus untuk nona Lyn dalam pekerjaan desain yang diperintahkan oleh CEO."

"Ya, senang berkenalan dengan anda nona. Saya Sari orang tua angkat Lyn dan ini putri saya Sarah." Ucap Sari ramah dan Sarah mengangguk sopan.

"Apa.. CEO membawa bocah sialan itu ke rumah sakit dengan menggendong nya?" Pekik Shakila saat menerima telepon dari seseorang.

"Segera cari tahu kelanjutannya!" 

Shakila menutup telponnya dan memegang erat hp dalam nya genggamannya

'kenapa CEO bisa peduli dengan bocah menyedihkan itu'